Kata Riri Riza soal 5 Karya yang Masuk Nominasi Film Terbaik FFI 2017

24 Oktober 2017 16:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riri Riza (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Riri Riza (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Daftar nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2017 telah diumumkan pada 5 Oktober lalu. Terdapat lima judul yang masuk dalam nominasi Film Terbaik, yakni 'Cek Toko Sebelah', 'Kartini', 'Night Bus', 'Pengabdi Setan', dan 'Posesif'.
ADVERTISEMENT
Riri Riza selaku Ketua Bidang Penjurian FFI 2017 berujar bahwa keragaman tema yang diangkat oleh setiap film yang masuk dalam nominasi cukup positif. Kelima film yang masuk dalam nominasi Film Terbaik berasal dari genre dan tema berbeda.
'Cek Toko Sebelah' bergenre komedi dan mengangkat tema besar pluralisme. 'Kartini' bergenre drama dan sejarah biografi. 'Posesif' bergenre drama dan berkisah tentang percintaan remaja. Sementara itu, 'Night Bus' bergenre thriller dan 'Pengabdi Setan' yang bergenre horor juga berkisah mengenai drama keluarga.
Riri menyampaikan pula komentarnya mengenai kelima film tersebut. Menurutnya, kelima film itu layak masuk dalam nominasi Film Terbaik dengan kelebihannya masing-masing.
'Kartini', menurut Riri, secara utuh bicara mengenai masalah perempuan pada zaman dulu yang hingga kini masih bergaung.
ADVERTISEMENT
"'Kartini' yang dibuat Hanung Bramantyo bisa kita lihat cukup utuh berbicara tentang perempuan di masa kehidupan Kartini, tetapi film itu bisa menunjukkan kalau masalah itu masih bergaung, masih bergema sampai sekarang," ujar Riri saat ditemui dalam diskusi mengenai proses penjurian FFI 2017 di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (24/10).
Panitia Festival Film Indonesia 2017. (Foto: Yurika Kencana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Panitia Festival Film Indonesia 2017. (Foto: Yurika Kencana/kumparan)
Masih berdasarkan komentar Riri, meski 'Posesif' dan 'Cek Toko Sebelah' merupakan film yang ringan, keduanya memuat pesan terkait masalah yang banyak terjadi dalam kehidupan sosial. 'Night Bus' sendiri mengangkat perihal politik dan era militerisme di Indonesia.
"'Posesif' dan 'Cek Toko Sebelah' film yang ringan, tapi mempunyai pesan kulturalisme, juga menangkap tingginya kekerasan, atau kekerasan yang menjadi budaya di kehidupan kita. 'Night Bus' berbicara soal politik, era militarisme di negara kita," tuturnya.
Adegan film Pengabdi Setan (Foto: Rapi Film)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan film Pengabdi Setan (Foto: Rapi Film)
Sementara itu, 'Pengabdi Setan' merupakan film horor pertama yang masuk dalam nominasi Film Terbaik FFI. Di samping memuat sensasi menyeramkan, Joko Anwar selaku sutradara dinilai mampu menyajikan film horor yang lebih dari itu.
ADVERTISEMENT
"Ada layer lain yang muncul dalam 'Pengabdi Setan' yang harus kita akui Joko Anwar bisa mengajukan itu dengan baik. Pas nonton, sensasinya memang seram selayaknya film horor, tapi ada subliminal messages soal keluarga, tanggung jawab seorang laki-laki, dan budaya masyarakat kita yang menyukai klenik dan mistik. Itu membuat 'Pengabdi Setan' unggul dibanding film horor lain," ucap Riri.
"Saya pikir, begitu cepat asosiasi sepakat kalau ini film yang baik karena pesannya, gagasannya. Kalau yang lain, masih bisa diperdebatkan. Ini proses yang mewakili keragaman film Indonesia," tambahnya mengenai kelima film tersebut.