Kilas Balik Perjalanan Karier Arief Rivan

3 Juli 2018 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktor Lawas Arief Rivan. (Foto: Youtube/MD Entertainment)
zoom-in-whitePerbesar
Aktor Lawas Arief Rivan. (Foto: Youtube/MD Entertainment)
ADVERTISEMENT
Aktor senior Arief Rivan meninggal dunia pada Selasa (3/7) pukul 04.00 WIB di kediamannya di kawasan Depok, Jawa Barat. Arief mengembuskan napas terakhirnya di usia 66 tahun karena penyakit jantung yang sudah lama dideritanya. Kabar tersebut dibenarkan oleh salah satu kerabat Arief, yakni Agung.
ADVERTISEMENT
"Iya, betul, meninggal dunia tadi subuh karena jantung," ucapnya saat dihubungi kumparan melalui sambungan telepon pada Rabu (3/7).
Untuk mengenang sosok Arief yang sudah berkarier selama 38 tahun di dunia hiburan Tanah Air, kumparan merangkum perjalanan kariernya.
Arief memulai kariernya di dunia hiburan sejak 1980-an. Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, ini memulai debutnya di layar lebar dalam film berjudul 'Perawan-perawan' pada 1981. Sebagai pemeran pembantu, ia beradu akting dengan Meriam Bellina, Lydia Kandou, dan Yati Surachman.
Aktor Lawas Arief Rivan. (Foto: Youtube/MD Entertainment)
zoom-in-whitePerbesar
Aktor Lawas Arief Rivan. (Foto: Youtube/MD Entertainment)
Dari situ Arief kembali ditawari sejumlah judul film, seperti 'Noesa Penida' (1988), 'Irisan-irisan Hati' (1988), 'Mengejar Matahari' (2004), dan 'Perempuan-perempuan Liar' (2011).
Tak hanya dunia perfilman, Arief pada era 1990-an juga mencoba peruntungan di sinetron. Kumis tebal, rambut lurus, dan wajahnya yang antagonis menjadi ciri khas Arief saat berakting.
ADVERTISEMENT
Sinetron pertamanya berjudul 'Sengsara Membawa Nikmat' pada 1991. Sinetron yang tayang di TVRI ini diadaptasi dari novel karangan Tulis Sutan Sati. Ia pun beradu akting dengan Desy Ratnasari, Septian Dwi Cahyo, dan Sandy Nayoan.
Sinetron yang dikenal dengan sebutan Film Si Midun ini bercerita tentang pemuda di salah sebuah desa di Minangkabau bernama Midun (diperankan oleh Sandy Nayoan) dan sahabatnya Mau (diperankan oleh Septian Dwi Cahyo). Midun adalah seorang anak petani miskin yang taat beragama dan jago silat, serta dikagumi oleh warga di kampungnya.
Arief Rivan di sinetron Sengsara Membawa Nikmat. (Foto: Youtube/Abdul Halim Harahap)
zoom-in-whitePerbesar
Arief Rivan di sinetron Sengsara Membawa Nikmat. (Foto: Youtube/Abdul Halim Harahap)
Namun, ada seorang lelaki bernama Kacak (diperankan oleh Arief Rivan), seorang anak kepala desa yang selalu iri terhadap Midun. Ia pun sangat sombong, serakah, dan bersikap semaunya di desa tersebut. Kacak pun bersikap tidak baik terhadap Midun.
ADVERTISEMENT
Kemudian sekitar 2003 ia kembali terlibat dalam sinetron berjudul 'Si Yoyo'. Siapa sangka, sinetron yang dibintangi oleh Arief Rivan, Teuku Ryan, Nena Rosier, Bobby Rachman, Bemby Putuanda, Agung Surya Putra, Welsen Louis, dan Fadly Harun ini mendapatkan respons yang baik dari pecinta sinetron.
Arief Rivan di sinetron Si Yoyo. (Foto: Youtube/MD Entertainment)
zoom-in-whitePerbesar
Arief Rivan di sinetron Si Yoyo. (Foto: Youtube/MD Entertainment)
Ya, 'Si Yoyo' sukses hingga mencapai 156 episode. Dalam sinetron tersebut, Arief berperan sebagai Pakde Yoyo yang arogan.
Tercatat Arief sudah membintangi total 14 sinetron. Beberapa sinetron lainnya yakni 'Ikhlas' (2003), 'Hikmah' (2004), 'Malin Kundang' (2005), 'Tobat Sambel' (2012), dan 'Pangeran 2' (2016).
Arief terakhir kali berakting di sinetron 'Tukang Ojek Pengkolan' pada Ramadhan lalu. Ia sempat berperan di sinetron tersebut, namun kondisinya saat itu sudah mulai menurun.
Aktor Lawas Arief Rivan. (Foto: Youtube/MD Entertainment)
zoom-in-whitePerbesar
Aktor Lawas Arief Rivan. (Foto: Youtube/MD Entertainment)
"Sempat di lokasi ayah tuh drop banget. Jadi, harusnya ayah syuting dalam waktu yang lama, tapi ternyata sudah tidak kuat. Makanya Ayah berhenti," kata anak perempuan Arief, Maulady Agsanory Arnov alias Ory.
ADVERTISEMENT
Rencananya, Arief akan dimakamkan di TPU Beji, Depok, Jawa Barat, usai salat Zuhur nanti.
Kini, semua karya-karya Arief di dunia hiburan hanya dapat dikenang sepanjang masa. Selamat jalan, Arief. Semoga tenang di sisi-Nya.