Mengenal Lebih Dekat Kodaline, Band yang Cinta Mati dengan Indonesia

1 Maret 2019 8:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyanyi asal Irlandia Kodaline saat konferensi pers jelang konser Kodaline bertajuk The Politics Of Living Tour di Barito Jakarta Kamis (28/02). Foto: Ronny/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penyanyi asal Irlandia Kodaline saat konferensi pers jelang konser Kodaline bertajuk The Politics Of Living Tour di Barito Jakarta Kamis (28/02). Foto: Ronny/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kodaline telah dua kali tampil di festival ternama Indonesia. Yakni La La La Fest pada 2016 dan We The Fest di 2017.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Kodaline kembali datang ke Indonesia untuk menggelar konser tunggal yang akan berlangsung di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Jumat (1/3).
Sebelum tampil menghibur para penggemarnya, kumparan sempat menemui para personel Kodaline, Steven Garrigan (vokal), Mark Prendergast (gitar), Jason Boland (bas gitar), dan Vincent May (drum) di kawasan Barito, Jakarta Selatan, Kamis (28/2).
Dalam kesempatan itu, Kodaline dengan sangat ramah bercerita bahwa konser tunggal perdana mereka ini adalah bagian dari tur dunia untuk promo album 'Politics of Living' (2018).
Dari sekian banyak negara di seluruh dunia, tentu Kodaline punya alasan tersendiri kenapa mau untuk mengunjungi Indonesia lagi. Jason mengungkapkan alasan utamanya.
"Indonesia adalah salah satu negara pertama yang mengundang kami. Pertama kali kami ke indonesia untuk bermain di La La La Fest dan menurut kami antusiasme-nya sangat baik. Di negara lain, contohnya seperti Jepang, kami hanya bermain di pub kecil," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Steven juga membocorkan bahwa Kodaline akan tampil selama kurang lebih satu setengah jam dan mereka bahkan telah mempersiapkan total 17 lagu sejak beberapa bulan lalu.
Selain tak ada opening act, Steven enggak memberi tahu kejutan apa yang ada di panggung nantinyam
"Kalau kami beri tahu di sini, nanti tidak mengejutkan lagi. Silakan datang dan lihat sendiri," kata Steven sambil tersenyum lebar.
Cerita mengenai album baru
Penyanyi asal Irlandia Kodaline saat konferensi pers jelang konser Kodaline bertajuk The Politics Of Living Tour di Barito Jakarta Kamis (28/02). Foto: Ronny/kumparan
Pada kumparan, Kodaline membocorkan tentang proses kreatif album terbaru mereka, yakni 'Politics of Living'. Ya, album ini memang jauh berbeda dari dua album pertama Kodaline karena mengandung unsur electronic pop.
Kodaline menurut Jason sempat merasa bosan memainkan lagu-lagu pop rock yang serupa. Mark lantas memberi perumpamaan yang cocok untuk menggambarkan perasaan Kodaline ketika hendak mulai menggarap album 'Politics of Living'.
ADVERTISEMENT
"Bayangkan saja berbicara hal yang sama dengan orang yang sama setiap hari, pasti bosan, kan? Makanya kami mengubah nuansa di album ini," kata Mark.
Kodaline di acara We The Fest 2017 Foto: Cornelius Bintang Setiawan/kumparan
Ia juga membeberkan bahwa tetap ada berbagai kesulitan ketika menggarap album 'Politics of Living'. Namun, album tersebut dinilai berhasil mempererat hubungan persahabatan semua personel di grup musik yang mulanya bernama 21 Demands itu.
"Karena biasanya kami menulis lagu yang melibatkan banyak orang. Untuk album ini kami berempat tinggal di suatu tempat dan membuat lagu dengan cara jamming bersama," tuturnya.
Hobi bertualang di Indonesia
Kodaline di Jakarta Foto: Youtube/KodalineVevo
Satu hal lain yang menarik dari Kodaline adalah video klip lagu 'Ready to Change' yang rilis pada Desember 2017.
Video klip itu tergolong unik karena proses pengambilan gambarnya dilakukan di jalan-jalan sempit hingga pasar tradisional Jakarta.
ADVERTISEMENT
Mark yang kala itu mengenakan batik, mengaku sudah sejak lama tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan di Indonesia.
"Karena ketika tampil di Indonesia, kami selalu tinggal di hotel mewah dan ketika kami pergi ke tempat konser, pasti naik mobil. Kami ingin merasakan seperti apa sebenarnya hidup di Indonesia," ujarnya.
Penyanyi asal Irlandia Kodaline saat konferensi pers jelang konser Kodaline bertajuk The Politics Of Living Tour di Barito Jakarta Kamis (28/02). Foto: Ronny/kumparan
Mark mengaku sempat takut ketika hendak melakukan shooting di jalan raya dan pasar tradisional Jakarta. Namun, ketakutan itu sirna ketika melihat semua orang berlaku ramah dan kerap tersenyum bahkan berdansa bersama.
"Kami masih ingat sensasinya hingga kini. Mulanya kami merasa terasingkan, tapi saat sudah shooting kami benar-benar merasa musik bisa pemersatukan dunia," ungkap Mark.
Meski begitu, Jason bercerita ada beberapa insiden yang mengejutkan bagi semua personel Kodaline. Insiden apakah itu?
ADVERTISEMENT
"Yang membuat kami khawatir hanya motor-motor yang naik ke trotoar dan tetap ngebut ketika ada orang yang berjalan. Itu gila!" kenang Jason.
Pada akhirnya, video klip tersebut sukses digarap dan hingga kini telah ditonton oleh lebih dari 2,1 juta orang di YouTube. Itu menjadi satu prestasi baru karena memang jarang ada band Eropa yang mau membuat video klip di Jakarta.
"Saat orang-orang di kampung halamanku melihat video klip itu, mereka kagum dengan keberanian kami. Mereka berharap bisa melakukan hal serupa," kata Mark.
Kodaline di acara We The Fest 2017 Foto: Cornelius Bintang Setiawan/kumparan
Jason pun mengaku siap untuk menjelajahi Indonesia dan mencari tahu berbagai hal menarik lain. Bahkan, mereka yakin suatu saat akan membuat video klip lagi di Indonesia.
"Tentu (bisa buat video klip lagi di Indonesia). Nanti setelah konser, kami ingin berkeliling Jakarta. Kebetulan kami mengenal sepupu dari vokalis Temper Trap yang merupakan orang Indonesia dan dia akan mengajak kami ke beberapa tempat," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Cinta nasi goreng
Grup Band Kodaline foto bersama usai menggelar konferensi pers konser Kodaline bertajuk The Politics Of Living Tour di Barito, Jakarta, Kamis (28/02). Foto: Vito/kumparan
Sebelum bertemu Kodaline, kumparan sempat mewawancarai Panji, salah satu pihak penyelenggara konser. Panji bercerita bahwa Kodaline tidak meminta riders yang aneh. Namun mereka punya kebiasaan sering kabur ketika manggung di Indonesia.
"Waktu pertama dulu ke Indonesia, mereka tuh pergi enggak bilang-bilang. Bahkan setelah selesai show, besoknya ada yang extend tiga orang. Ternyata mereka mau ke Bali dan tadinya mau sewa mobil, nyetir sendiri. Ya, kita tahan karena nyetir di sini kan membahayakan dan jauh juga ke Bali," kata Panji.
Kodaline di acara We The Fest 2017 Foto: Cornelius Bintang Setiawan/kumparan
Ternyata para personel Kodaline tertarik dengan satu hal di Indonesia, yakni makanan jalanan atau street food. "Makanan jalanan di sini sangat enak. Di sini juga mudah sekali untuk menemukan buah-buah enak, seperti buah naga. Kopi luwak juga enak," ujar Vincent sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
Namun, ada satu menu yang menjadi makanan paling favorit dari semua personel Kodaline. Makanan itu adalah nasi goreng.
"Saat kami pulang ke rumah, kami jadi mencari tahu apakah ada restoran Indonesia di Dublin. Setelah tahu ada restoran Indonesia di Dublin, kami jadi sering berkunjung," ungkap Jason.
Ingin mempelajari budaya Indonesia
Penyanyi asal Irlandia Kodaline saat konferensi pers jelang konser Kodaline bertajuk The Politics Of Living Tour di Barito Jakarta Kamis (28/02). Foto: Ronny/kumparan
Mempelajari budaya Indonesia secara mendalam jadi harapan yang ingin sekali Kodaline wujudkan. Menurut Mark, Indonesia pun berbagai hal menarik yang lain dari negara mana pun di Eropa.
"Sebenarnya bukan hanya kami yang kagum, orang-orang di negara asal kami juga, contohnya, batik yang kupakai ini. Aku membeli tiga batik beragam warna di salah satu pasar di Jakarta. Namun, yang tersisa hanya satu karena teman-temanku memintanya," katanya.
Penyanyi asal Irlandia Kodaline saat konferensi pers jelang konser Kodaline bertajuk The Politics Of Living Tour di Barito Jakarta Kamis (28/02). Foto: Ronny/kumparan
Berbagai hiruk pikuk jalanan dan keramahan masyarakat Indonesia pada akhirnya diakui menjadi salah satu inspirasi bagi para personel Kodaline dalam mencipta lagu. Karena itu, Kodaline ingin kenal lebih dalam musik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Aku belum tahu banyak mengenai musik Indonesia dan aku tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut. Kami ingin punya pengalaman itu," ujar Mark.