Navicula Protes Keras RUU Permusikan Lewat 'Dagelan Penipu Rakyat'

13 Februari 2019 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Video Klip 'Dagelan Penipu Rakyat' Milik Navicula Foto: YouTube Navicula Music
zoom-in-whitePerbesar
Video Klip 'Dagelan Penipu Rakyat' Milik Navicula Foto: YouTube Navicula Music
ADVERTISEMENT
Musisi bawah tanah, tak terkecuali Navicula, terus berontak melawan draft RUU Permusikan. Peraturan prematur itu dirasa bisa menghentikan laju musik yang selama ini menjadi kendaraan mereka dalam menyampaikan aspirasi.
ADVERTISEMENT
Grup musik beraliran grunge asal Bali tersebut menyampaikan pesan penolakan terhadap RUU Permusikan melalui lagu 'Dagelan Penipu Rakyat'. Video klipnya sudah dirilis di YouTube sejak Senin (11/2) dan telah disaksikan lebih dari 27 ribu kali.
Single 'Dagelan Penipu Rakyat' merupakan bagian dari album 'EARTHSHIP'. Album berisikan 10 lagu itu diluncurkan pada Oktober 2018 lalu.
Dalam kolom deskripsi, dijelaskan bahwa Navicula tegas menolak RUU Permusikan. Menurut grup band beranggotakan Robi (vokal, gitar), Dankie (gitar), Made (bass), dan Gembull (drum) itu, lagulah yang mampu menggugah semangat kebangsaan sehingga Indonesia meraih kemerdekaan.
"Indonesia tercipta dari sebuah lagu. Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, seorang pemuda Wage Rudolf Supratman tergerak membuat sebuah lagu untuk menggugah semangat kebangsaan. Pada Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928, Supratman memperdengarkan lagu itu, Indonesia Raya," tulis Navicula.
ADVERTISEMENT
Berawal dari premis tersebut, Navicula merasa musik tidak perlu diatur. Andai kata penjajah di masa lampau mengatur kebebasan berekspresi seniman, lagu 'Indonesia Raya' pastilah tak rampung.
"Lalu 90 tahun kemudian, penyelenggara negara mencoba mengatur musik dengan gagasan-gagasan yang anti-intelektual lewat Rancangan Undang-undang Permusikan. RUU Permusikan berambisi memberangus kemerdekaan berekspresi, sebuah semangat yang dulunya bisa membunuh imajinasi tentang Indonesia," tulis Navicula lagi.
Video klip 'Dagelan Penipu Rakyat' terkesan sederhana, namun cukup lugas dalam menjelaskan maksud dari lagu tersebut. Sang vokalis, Robi, terlihat masih belum pulih dari patah tulang yang dialami dan menggunakan kursi roda.
Navicula juga menampilkan semua lirik lagu dalam video klip, seolah ingin agar masyarakat bisa menyerap dengan mudah pesan yang ingin disampaikan. Ya, lagu itu memang berisi sindiran terhadap DPR yang tak jarang gagal membuat peraturan pro rakyat.
Video Klip 'Dagelan Penipu Rakyat' Milik Navicula Foto: YouTube Navicula Music
“Penguasa suka manipulasi janji surga.
ADVERTISEMENT
Etika, integritas adalah sesuatu yang langka”
Lirik di bagian bridge ini sangat mewakili para musisi yang tergabung dalam Koalisi Nasional Tolak RUU Permusikan (KNTL RUUP). Draft RUU Permusikan dianggap sebagai sebuah permainan yang menguntungkan pelaku industri musik major, namun di saat bersamaan mengikis musisi independen dan tradisional.
“Bila gedung rakyat dijajah pendusta,
Maka hanya ada satu kata dari kita: lawan”
Untuk lirik di bagian chorus ini, Navicula mengutip puisi berjudul 'Peringatan' karya Wiji Thukul pada 1996. Jika dahulu puisi Wiji Thukul itu ampuh dalam mendorong publik menggulingkan rezim orde baru, Navicula ingin agar publik sadar bahwa saat ini wakil rakyat harus dilawan karena mulai membatasi kebebasan warga negara, khususnya pelaku industri musik.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah respons kami pada RUU Permusikan yang dijejali pasal-pasal karet dan bermasalah namun diletakkan sebagai prioritas legislasi. Anggota DPR yang mulia, dengarkan kebutuhan rakyat,” tutup Navicula.