'The Greatest Showman', Film Pengingat Akan Gemerlapnya Kesuksesan

23 Desember 2017 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hugh Jackman di film The Greatest Showman (Foto: 20th Century Fox)
zoom-in-whitePerbesar
Hugh Jackman di film The Greatest Showman (Foto: 20th Century Fox)
ADVERTISEMENT
Hugh Jackman kembali bermain film drama musikal lagi. Kali ini dia menjadi pemeran utama dalam film 'The Greatest Showman'.
ADVERTISEMENT
Dia kali ini menggambarkan sosok Phineas Taylor Barnum alias P.T. Barnum, seorang showman dan pebisnis yang terkenal lewat kiprahnya dalam Barnum & Bailey Circus atau terciptanya pertunjukan sirkus yang dikenal hingga saat ini.
Film yang disutradarai oleh Michael Gracey ini bermula dari kehidupan awal Barnum yang miskin. Ayahnya pun hanyalah seorang tukang jahit yang menjadi tukang jahit langganan untuk keluarga Hallett. Di kediaman Hallett yang megah itu akhirnya Barnum muda bertemu dengan jodohnya, Charity Hallett, yang bisa diajak hidup susah.
Setelah dikaruniai dua orang anak, bernama Caroline dan Helen, kehidupan Barnum dan keluarganya tidak lebih makmur ketimbang masa kecilnya. Jauh dari apa yang dijanjikan Barnum kepada Charity ketika hendak mempersuntingnya.
ADVERTISEMENT
Barnum pun memulai langkah yang berani untuk membuka museum yang berisikan patung-patung lilin makhluk hidup. Sayangnya usaha Barnum tidak menuai kesuksesan pada awalnya. Hingga akhirnya dia mengubah konsep museum patung lilin itu menjadi sebuah museum yang berisi makhluk-makhluk ajaib dari seluruh penjuru kota.
Para pengunjung mulai berbondong-bondong masuk ke dalam museum Barnum yang kemudian disebut sebagai sirkus. Mereka akan disuguhkan perempuan berjanggut, pria tertinggi di dunia, pria kerdil, hingga seorang akrobat.
Barnum seakan-akan tidak puas dengan kesuksesan yang dia toreh. Barnum lupa untuk menginjakkan kakinya lagi ke tanah. Apa yang akan terjadi saat The Greatest Showman ini larut dalam popularitas dan kekayaan?
Film 'The Greatest Showman' cocok ditonton bagi orang-orang yang merasa tidak memiliki tempat di dunia ini, orang-orang yang dianggap remeh, orang-orang yang dianggap aneh oleh semua pasang mata. Bahwa, selalu akan ada tempat bagi manusia di dunia ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, film tersebut juga mengajarkan, ibaratnya, jangan menjadi seperti kacang lupakan kulitnya. Setinggi-tingginya manusia berada, suatu saat dia akan tersandung dan jatuh juga.
Hugh Jackman berperan sebagai entertainer (Foto: 20th Century Fox)
zoom-in-whitePerbesar
Hugh Jackman berperan sebagai entertainer (Foto: 20th Century Fox)
'The Greatest Showman' memiliki beberapa kekurangan di sana-sini, seperti beberapa adegan P.T. Barnum yang tidak sesuai dengan sejarah aslinya. Namun jangan lupa bahwa ini merupakan film hiburan yang sedikit banyak akan didramatisir demi mendapatkan emosinya.
Komedi musikal ini juga patut diacungi jempol, terima kasih kepada Benj Pasek dan Justin Paul yang menciptakan lirik untuk lagu-lagu di dalam film 'The Greatest Showman'. Sebagai informasi tambahan, keduanya dikenal sebagai penulis lirik untuk film drama musikal 'La La Land'.
Walau demikian, sepertinya musiknya tidak merepresentasikan zaman itu dengan baik. Adapun Barnum hidup di zaman tahun 1800-an, tapi lagu-lagu yang ada di dalam film itu terlalu nge-rock dan modern.
ADVERTISEMENT
Para pemeran utama dan sampingan juga tidak kalah bersinarnya. Misalnya dengan kehadiran Zendaya sebagai Anne Wheeler, Zac Efron sebagai Phillip Carlyle, dan Keala Settle sebagai Lettie Lutz.
Sedangkan Hugh Jackman sudah tidak usah dipertanyakan lagi kemampuannya berakting, bernyanyi, sambil menari. Dia sudah pernah melakukan hal itu semua saat membintangi 'Les Miserables' sebagai Jean Valjean.
Film 'The Greatest Showman' cocok untuk menutup tahun 2017 dengan kemeriahan dan kemewahan. P.T. Barnum dan rombongan sirkusnya akan hadir di bioskop Indonesia mulai tanggal 29 Desember 2017.