Tio Pakusadewo Kerap Pesan Martabak saat Keluarga Datang ke Penjara

11 Juni 2018 7:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tio Pakusadewo di PN Jakarta Selatan (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Tio Pakusadewo di PN Jakarta Selatan (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
Anak aktor Tio Pakusadewo, Nagra Kautsar Pakusadewo, bersama keluarganya sering mengunjungi sang ayah yang sedang mendekam di Rutan Cipinang, Jakarta Timur. Saat terakhir kali bertemu, Nagra mengatakan bahwa ayahnya dalam kondisi yang baik dan sehat.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, saat ditemui di gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta Timur, Ia mengungkapkan bahwa ketika dirinya akan datang menjenguk pemeran film ‘Filosofi Kopi’ itu, Tio sering minta untuk dibelikan martabak.
“(Ketemu Tio) Enggak ngomongin banyak hal, sih. Lebih kepada urusan keluarga dan lain-lain. Lebih sering nitip minta dibeliin makanan, ‘Beliin martabak, dong’. Dia ada martabak favorit,” ucap Nagra, pada Minggu (10/6).
Tio Pakusadewo dan Nagra Kautsar. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Tio Pakusadewo dan Nagra Kautsar. (Foto: Munady Widjaja)
Ternyata, aktor berumur 54 tahun itu memiliki menu khusus untuk martabak yang akan dibawakan oleh keluarganya ketika akan menjenguk. Tio lebih menyukai martabak manis.
“Martabak cokelat sama keju setengah-setengah, mentega dikurangin. Itu khas dia (Tio) banget dan harus satu merek. Enggak boleh merek yang lain,” ujar Nagra.
ADVERTISEMENT
Hampir setiap Tio dijenguk, dia meminta untuk dibawakan martabak. Selain itu, keluarga juga suka membawakan Tio buah-buahan.
“Tiap di persidangan (minta dibawakan martabak) dan buah juga enggak lupa. Anggur, kelengkeng, mangga. Dia enggak lupa minta martabak kesayangan. Dia tahu selalu dapat dukungan keluarga,” katanya.
Sidang pledoi Tio Pakusadewo  (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang pledoi Tio Pakusadewo (Foto: Munady)
Kehadiran keluarga menjadi salah satu penyemangat bagi pemain film ‘Sang Penari’ itu. Bagi Nagra, sosok sang ayah di matanya adalah seorang laki-laki yang menjadi panutan.
“Dia (Tio) suka bilang ,‘Dek, laki-laki kalau berani memilih itu belum laki-laki, baru laki saja. Kalau dia sudah berani memilih, berani bertanggung jawab atas itu dan dia putuskan, baru laki-laki’. Gitu contohnya,” kenang Nagra.