5 Hal yang Membuat Drama Korea It's Ok, That's Love Wajib Ditonton

18 September 2018 9:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Drama Korea It's Ok, That's Love (Foto: YouTube @SBSNOW)
zoom-in-whitePerbesar
Drama Korea It's Ok, That's Love (Foto: YouTube @SBSNOW)
ADVERTISEMENT
Drama Korea 'It's Okay, That's Love' bisa dikatakan sebagai salah satu drama Korea terbaik. Dengan mengusung tema pasien dengan gangguan mental, drama yang tayang pada 2014 ini,meraih trofi dari berbagai ajang penghargaan perfilmaan di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menghibur, drama ini juga mampu mengedukasi para penontonnya melalui plot cerita yang ditampilkan. Selain itu, secara tak langsung drama ini mampu mengubah perspektif para penonton dalam memandang para pasien penyakit mental.
Buat kamu yang belum menonton drama yang satu ini, simak lima alasan mengapa 'It's Ok, That's Love' wajib ada dalam daftar tontonan drama Korea kamu.
1. Akting para pemainnya
Drama ini dibintangi oleh para aktor dan aktris handal yang kemampuan aktingnya sudah tidak diragukan lagu. Sebut saja aktor Jo In Sung, Sung Dong Il, Lee Kwang Soo, aktris Gong Hyo Jin, hingga D.O EXO.
Mereka sukses membawakan karakter yang diperankannya, serta memunculkan emosi tokoh dengan baik. Ekspresi marah, takut, bahagia, gelisah, penasaran, kecewa, keraguan, dan simpati yang mereka tampilkan terlihat sangat alami.
ADVERTISEMENT
Pemeran utamanya Jo In Sung dan Gong Hyo Jin mampu membangun chemistry yang kuat sebagai pasangan kekasih dalam drama ini. Bahkan setelah drama ini selesai tayang pada Septermber 2014 lalu, keduanya sempat digosipkan benar-benar berpacaran.
2. Karakter yang berbeda serta kuat
Selain alur cerita, para tokoh dalam drama ini juga memiliki karakter yang kuat. Setiap tokoh dalam drama ini memiliki peran dan sifat yang berbeda sehingga membuat drama ini semakin berwarna.
Penggambaran tokoh pasien yang sangat manusiawi, karena kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya akibat penyakit mental yang dideritanya. Sehingga secara tidak langsung, drama ini menggambarkan jika kesalahan yang mereka buat mungkin tidak bisa dikategorikan sebagai kejahatan.
Seperti kutipan dari salah satu tokoh drama ini yang cukup mengena adalah, “Kita sepakat untuk menciptakan dunia di mana orang-orang dapat saling percaya dan belajar untuk bersandar satu sama lain. Kita sepakat bahwa sebagian besar kelainan mental dilahirkan dari ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan baik.”
ADVERTISEMENT
3. Plot ceritanya
'It's Okay, That's Love' mengangkat tema yang jarang disajikan dalam drama Korea yaitu profesi sebagai psikiater. Bercerita mengenai Ji Hae Soo (diperankan Gong Hyo Jin), seorang psikiatri wanita yang ceria, tangguh, dan juga pintar. Di balik sikapnya tersebut ia memiliki rasa trauma yang mendalam mengenai komitmen dalam pernikahan serta phobia pada seks.
Secara tak sengaja, ia bertemu dengan Jang Jae Yeol (diperankan Jo In Sung), seorang penulis novel sekaligus DJ radio tampan yang disukai banyak wanita. Selama ini Jae Yeol ternyata mengidap penyakit obsessive–compulsive disorder akibat masa lalu yang dialaminya.
Jalan ceritanya yang mengalir dari pertemuan yang tidak disengaja antar para tokoh utama, kilas balik untuk mengurai masa lalu, konflik yang mengguncang hingga klimaks yang menguras air mata. Selain itu, sentuhan komedi di beberapa adegan, dan resolusi akhir cerita yang tidak terlalu mengecewakan , membuat tontonan drama ini sangat menyenangkan.
ADVERTISEMENT
4. Mengedukasi penonton
Tak melulu membahas perkara cinta-cintaan, 'It's Okay, That's Love' menyuguhkan kisah yang terjadi di dunia psikologi dengan sangat menarik. Melalui drama ini, pihak produksi seolah mengajak para penonton, untuk mengenal dan mendalami dunia kesehatan kejiwaan mulai dari dokter hingga pasiennya.
Drama ini memberikan gambaran bagi para penonton mengenai beberapa penyakit kejiwaan. Mulai dari Obsesif kompulsif atau obsessive-compulsive disorder (OCD), skizofrenia, sex phobia, sindrom Tourette atau penyakit Tourette, conduct disorder, anxiety disorder, psikosis, depresi, disosiasi, delusi dan trauma.
Berkat hal ini drama yang diproduksi oleh stasiun TV SBS ini, mendapat penghargaan spesial dari Asosiasi Schizophrenia Korea Selatan. Pasalnya 'It's Okay, That's Love' mampu menggambarkan cerita tentang penderita penyakit mental dalam perspektif yang jujur tapi indah. Sedikit banyak drama ini mampu mengubah perspektif penonton melihat pasien penyakit mental.
ADVERTISEMENT
5. Soundtrack yang mengiringi cerita dramanya
Sama seperti produksi drama Korea pada umumnya, soundtrack yang ditampilkan dalam drama 'It's Okay, That's Love' juga dibuat khusus untuk melengkapi tayangan ini. Tak sembarang, sebagian lagu yang disajikan mampu membuat membangkitkan emosi dan menghanyutkan penonton dalam adegan yang ditampilkan.
Mulai dari momen yang paling sedih hingga yang paling bahagia, soundtrack yang diperdengarkan sangat pas mengiringi adegan-adegan dalam drama. Beberapa lagu yang mengiringi drama ini yaitu 'It’s okay that’s love' (Davichi), 'Hero' (Family of the Year), 'I Love You' (Yoon Mi Rae) dan 'Best Luck' (Chen EXO).