7 Lagu BTS yang Membahas Isu Sosial

13 Juni 2019 17:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grup idola K-Pop, BTS. Foto: Facebook/@bangtan.official
zoom-in-whitePerbesar
Grup idola K-Pop, BTS. Foto: Facebook/@bangtan.official
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Boyband K-Pop, BTS, baru saja merayakan anniversary mereka yang ke-6. Fans dari berbagai belahan dunia pun ikut memeriahkan hari bahagia yang jatuh pada Kamis (13/6).
ADVERTISEMENT
Sepanjang kariernya, grup idola beranggotakan tujuh orang ini telah menghasilkan berbagai jenis lagu, termasuk yang sarat dengan isu sosial.
Dalam story ini, kumparanK-Pop membahas tujuh lagu BTS yang mengangkat isu sosial. Lagu-lagu ini ditulis beriringan dengan perkembangan karier BTS, menggambarkan pandangan mereka saat masih berusia pelajar hingga beranjak dewasa.
1. Am I Wrong
'Am I Wrong' adalah lagu yang dirilis pada 2016, dalam album berjudul ‘Wings'. Karya ini menggunakan sampel nada dari lagu berjudul sama, yang dinyanyikan oleh Keb’ Mo’ pada 1994.
Lagu ini mengandung kritik terhadap banyak aspek kehidupan. Billboard melansir, beberapa hal yang digambarkan dalam lagu ini termasuk kritik terhadap staf kementerian pendidikan yang mengatakan bahwa Korea memerlukan sistem kasta, dunia yang dirasa telah menjadi gila, juga orang-orang yang tidak bereaksi terhadap berbagai kabar buruk di dunia.
ADVERTISEMENT
"Kalau kau tidak merasakan apa pun saat sedang menonton berita. Kalau kau tidak merasakan apa pun saat membaca komentar itu. Kalau kau tidak merasakan apa pun karena kebencian itu. Kau tidak normal. Kau abnormal,” sebut BTS dalam lagu ini.
Uniknya, salah satu stasiun TV Korea, MBC, pernah secara spesial meminta BTS untuk membawakan lagu tersebut pada Oktober 2016. Ini menimbulkan dugaan bahwa MBC sengaja meminta BTS untuk tampil, demi mengkritisi pemerintahan presiden Park Geun Hye yang sedang terkena skandal ketika itu.
2. Baepsae (Silver Spoon)
Ini adalah salah satu lagu kritik BTS yang paling dikenal. Lewat lagu keluaran 2015 ini, grup besutan Big Hit Entertainment itu membahas soal ekspektasi generasi tua yang berlebihan terhadap generasi muda.
ADVERTISEMENT
Baepsae sendiri merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menyebut orang-orang yang dianggap berusaha terlalu keras. BTS menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan soal tekanan yang dihadapi oleh generasi muda, karena ekspektasi yang terlalu tinggi dari generasi yang lebih tua.
"Di tempat kerja paruh waktu, mereka bilang 'ini semua untuk pengalaman'. Di sekolah, ada para guru. Atasan yang menggunakan kekerasan terhadapku. Di media, mereka membicarakan mengenai 'generasi yang sudah menyerah'".
3. Go Go
Dalam 'Go Go', BTS menyajikan satir terhadap tabiat generasi zaman sekarang. Khususnya, mengenai tabiat yang kerap dikaitkan dengan penghamburan uang.
Berdasarkan laporan Soompi, Suga BTS pernah mengatakan bahwa generasi sekarang kerap menggunakan kata YOLO (you only live once) tanpa benar-benar mengerti apa implikasi dari kata tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami berusaha untuk menginterpretasikan fenomena ini lewat perspektif BTS yang unik,” ujarnya.
Menariknya, lagu yang dirilis lewat album ‘Love Yourself: Her’ (2017) ini dinyanyikan dengan ekspresi dan penampilan yang bahagia, melengkapi kesan satir di dalamnya.
"Aku ingin berlayar, berlayar seperti Nemo. Tidak punya uang tapi ingin pergi jauh, tidak punya uang tapi aku mau bersantai. Tidak punya uang, tapi aku ingin makan sushi milik Jiro Ono".
4. 21st Century Girl
Di tahun 2016, BTS pernah menghadirkan lagu yang mengangkat tema feminisme. Lagu itu berjudul '21st Century Girl', sebuah karya yang ditulis oleh para komposer Big Hit Entertainment, yaitu Pdogg, Bang Shi Hyuk, Supreme Boi, juga RM.
Dalam lagu ini, BTS menyuarakan dukungan bagi para perempuan untuk merasa percaya diri dan pergi mengejar impian mereka. BTS menggambarkan wanita sebagai sosok yang bisa melakukan dan mengejar yang diinginkannya.
ADVERTISEMENT
"Kau penting, kau sempurna. Kau layak mendapatkannya, kejar dan dapatkanlah. Kau terlihat sangat high class, sangat cantik. Kau bersinar, kau adalah kebenaran dan alasan".
5. No More Dream
Sejak masa debut-nya, grup yang dipimpin oleh RM ini tak ragu menggunakan konsep bold dan menyanyikan kritik terhadap masyarakat. Salah satunya lewat 'No More Dream.'
Dalam 'No More Dream’ (2013), BTS mengkritik generasi muda yang seolah takut untuk bermimpi dan berusaha keras. Mereka juga mengajak pendengarnya untuk menemukan mimpi dan berjuang keras mencapainya.
"Seperti apa sosok dirimu yang kau impikan? Siapa yang kau lihat di dalam kaca? Aku harus bilang, jalani jalanmu sendiri, sekalipun kau hidup untuk sehari saja. Lakukan sesuatu, buang kelemahanmu"
ADVERTISEMENT
6. N.O
Setelah selesai dengan 'No More Dream', BTS mempromosikan lagu berjudul 'N.O' di acara musik Korea. Lagu ini adalah title track dari album berjudul 'O!RUL8,2?' (2013).
Pada 'N.O', BTS menyanyikan mengenai sindiran sekaligus ajakan untuk menemukan impian. Mereka juga menyentil sistem pendidikan Korea Selatan yang dirasa terlalu kompetitif, menjadikan siswa sebagai ‘mesin’.
"Orang dewasa mengatakan bahwa hidup kita sangat mudah. Mereka mengatakan kalau kita terlalu bahagia. Jadi, bagaimana kau menjelaskan rasa tidak bahagiaku? Tidak ada omongan selain belajar. Di luar sana, ada begitu banyak anak sepertiku, hidup seperti boneka. Siapa yang akan bertanggung jawab?"
7. Spine Breaker
‘Spine Breaker’ adalah lagu BTS dari album ‘Skool Luv Affair’ (2014).
Berkaitan dengan judulnya, lagu ini' bercerita soal anak-anak yang tak ragu untuk meminta barang mahal kepada orang tuanya. Padahal, hal itu memberatkan orang tua mereka. BTS kemudian menyebut anak-anak itu sebagai 'Spine Breaker', orang-orang yang tidak ragu untuk mematahkan tulang punggung orang tua mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Kritik dalam lagu ini disampaikan lewat ilustrasi mengenai anak-anak yang ingin memiliki baju terbaru dan termahal. Hal ini diinginkan anak-anak itu, karena mereka ingin membaur dan tampak sama seperti semua orang. Padahal, perilaku ini memberatkan orang tua mereka secara finansial.
"Keserakahan memenuhi jaket padding-mu. Setelah melihat tulang punggung orang tuamu yang bengkok pun, kau sangat dingin".