Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebagai Muslim, kita tahu pentingnya mendirikan salat yang merupakan pilar terpenting Islam setelah syahadat. Karena itu, sebagai orang tua tentu kita juga ingin bisa membiasakan anak salat sejak dini.
ADVERTISEMENT
Ingin kan Moms, anak punya rasa cinta dan kerinduan untuk dengan teratur menunaikan salat tanpa perlu disuruh apalagi dipaksa. Untuk itu, anak perlu memahami, bahwa salat merupakan kewajiban sekaligus kebutuhan batin mereka. Tapi bagaimana ya, caranya?
Berikut, kumparanMOM merangkum 10 cara yang bisa Anda coba:
1.Beri Contoh
Anak-anak suka meniru orang tua mereka. Jadi, biarkan anak melihat bagaimana kita bergegas mengambil air wudu, memakai mukena dan menggelar sajadah begitu suara azan terdengar, Moms.
Ya, karena sebagai orang tua, kita adalah contoh utama bagi anak tentang apa artinya menjadi seorang Muslim. Jadi jika kita memprioritaskan salat dan tidak pernah menunda atau melewatkannya, anak akan merekam dan tumbuh dengan memahami betapa pentingnya salat.
ADVERTISEMENT
Setiap waktu salat tiba, katakan pada anak, “Ibu punya janji dengan Allah. Jadi Ibu tidak ingin dan tidak boleh terlambat!"
2.Waktu keluarga
Salah satu cara mendorong sikap positif terhadap salat, adalah menjadikannya praktik kolektif. Maka selain mencontohkan anak salat, cobalah untuk salat berjemaah setidaknya sekali sehari bersama seluruh anggota keluarga. Ajak dan panggil si kecil untuk salat bersama walau ia belum hafal bacaan maupun gerakannya.
Jangan lupa, ingatkan Ayah untuk mengajak anak-anak laki-laki salat Jumat sesering mungkin ya, Moms. Salat Jumat berjamaah di masjid sangat penting dan akan memberi anak rasa identitas yang kuat termasuk dorongan untuk jadi lebih rajin salat!
3.Mulai Sejak Dini
Diriwayatkan Abu Daud, Nabi Muhammad SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan salat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika meninggalkannya) saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.”
Dalam hadis itu, Nabi Muhammad SAW menganjurkan orang tua untuk memukul anaknya apabila meninggalkan salat pada usia 10 tahun. Namun dalam video yang diunggah di YouTube oleh kanal “Semua Murid Semua Guru”, Ustaz Quraish Shihab menjelaskan bahwa Anda harus bijak dalam memahami arti kata memukul dalam hadis tersebut. Sebab, kata memukul atau “dharaba” dalam Bahasa Arab, memiliki tafsir yang luas.
“Orang yang berjalan itu juga dinamai “memukul” bumi. Mereka yang mendendangkan lagu di telinga anak juga dikatakan “memukul-mukul” telinga,” jelas Quraish Shihab dalam video itu.
Ia lalu memaparkan yang perlu ditanamkan pada anak adalah kebiasaan untuk salat sejak dini. Dengan begitu, tanpa dipaksa dan tanpa harus menunggu usia 10 tahun pun, anak akan merasa butuh untuk menjalankan ibadah salat.
ADVERTISEMENT
4.Mulai dari Langkah Kecil
Tak perlu langsung berharap anak mendirikan salat lima waktu, Moms. Mulailah dari langkah-langkah kecil. Ajak anak ikut salat bersama Anda, atau bila belum mau, biarkan anak sekadar ikut duduk dengan mukena di samping Anda.
5.Jelaskan dengan Visual
Anak-anak sulit memahami hal yang abstrak. Sebaliknya, mereka bisa merespons dengan baik gambar atau isyarat-isyarat visual.
Apa artinya? Bantulah anak memahami dan mengingat waktu salat. Misalnya dengan menggantungkan gambar jarum jam yang menunjukkan 5 waktu salat di suatu tempat di rumah yang mudah dilihat anak atau poster yang menunjukkan gerakan-gerakan salat di kamarnya.
Bisa juga, buatkan anak papan salat! Untuk setiap salat yang dilakukan anak tepat waktu, mereka bisa menempelkan stiker orang tersenyum atau mewarnai gambar bintang dengan warna kuning. Katakan pada anak, ini jadi tanda atau pengingat bahwa Allah senang ia sudah melakukan salat.
ADVERTISEMENT
Jika salatnya terlambat atau bahkan terlewat, stikernya orang bersedih atau warna bintangnya jadi hitam sebagai pengingat bahwa Allah tidak suka kalau kita meninggalkan salat.
6.Siapkan Ruang Istimewa
Jika memungkinkan, coba alokasikan ruang atau setidaknya sudut khusus untuk salat di rumah. Anak-anak akan mengerti betapa pentingnya salat yang bahkan sampai memiliki ruang khusus di rumahnya. Ajari juga anak bahwa ruangan ini adalah ruang istimewa yang hanya digunakan untuk salat dan harus dijaga kebersihan serta kerapihannya.
7.Kenalkan pada Allah
Tanpa pemahaman akan Sang Pencipta, salat menjadi sekadar ritual bagi anak yang tidak memiliki koneksi spiritual dan emosional dengan Tuhan-nya, Allah SWT.
Karena itu sejak dini, sampaikan pada anak Anda tentang bagaimana Allah menyayanginya, menciptakan segalanya dan bagaimana Allah menyediakan semua yang kita nikmati, dan akan melindungi mereka. Ini akan menanamkan cinta yang mendalam kepada Allah di hati anak
8.Jadikan Nabi Muhammad SAW Pahlawan Mereka
ADVERTISEMENT
Tentu saja, Anda juga perlu sering bercerita tentang sosok Nabi Muhammad SAW, kepada anak. Sehati-hari, bacakan anak cerita tentang kehidupan, perjuangan dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Ingatkan bagaimana kita harus meneladaninya dalam berperilaku.
Ketika anak mencintai dan mengidolakan Rasulullah, mereka akan ingin menirunya termasuk jadi rajin salat karena Rasul pun melakukannya!
9.Rayakan!
Ketika anak Anda berusia tujuh tahun, buat perayaan atau pesta kecil! Undang sepupu-sepupu atau teman-teman mereka untuk berbagi kegembiraan karena ia memasuki tahap baru ini dalam hidupnya.
Beri anak sajadah, mukena atau sarung, atau jam alarm adzan sebagai hadiahnya. Anak pasti gembira dan bangga bahwa ia kini dapat mulai salat seperti Anda dan ayahnya.
10.Terus Konsisten
ADVERTISEMENT
Meskipun kita ingin anak-anak rajin salat, akan ada saatnya ketika mereka merasa malas dan tidak mau salat. Tak perlu marah atau memaksa, tapi teruslah konsisten dan ingatkan mereka untuk tidak melewatkan salat sebagai kewajibannya.