10 Kalimat yang Enggak Perlu Didengar oleh Ibu Menyusui

14 Desember 2018 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ada kalimat-kalimat yang tidak perlu didengar oleh ibu menyusui (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ada kalimat-kalimat yang tidak perlu didengar oleh ibu menyusui (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi dan menyusui membawa banyak manfaat untuk ibu maupun si kecil. Karena itu, jangan pernah ragu untuk terus memberi ASI dan menyusui bayi Anda ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Memang, kadang-kadang prosesnya tidak mudah. Selama masa menyusui, Anda bisa saja menghadapi banyak tantangan maupu ditentang oleh orang-orang di sekitar Anda. Belum lagi kalau ada yang berkomentar tidak enak.
Itulah kenapa, ibu menyusui perlu pintar-pintar menyaring komentar yang sampai di telinganya. Dengarkanlah komentar yang positif dan mendukung, dan abaikan komentar yang menjatuhkan atau dapat menambah beban pikiran Anda.
Lagipula, tidak ada faedahnya didengarkan kalau tidak benar, bukan? Jadi tidak usah didengar, apalagi sampai dimasukkan ke hati. Bila Anda stres, justru akan berpengaruh pada produksi ASI, lho!
Nah, kalimat-kalimat atau komentar apa saja yang lebih baik Anda abaikan? Berikut contohnya:
1. "Kalau dikasih ASI, gizinya enggak cukup!"
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
Tidak perlu menghiraukan pernyataan menjatuhkan ini, Moms. ASI justru makanan terbaik dan satu-satunya sumber gizi yang mampu mencukupi seluruh kebutuhan bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan.
ADVERTISEMENT
Nutrisi ASI adalah yang paling lengkap dan tepat untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Tidak hanya itu ASI mengandung makrofag, limfosit, dan antibodi yang dapat mencegah bayi terinfeksi dengan penyakit tertentu.
Selain cocok untuk sistem pencernaan bayi yang belum sempurna, komposisi ASI juga bisa berubah seiring pertumbuhan dan kebutuhan si kecil. Ajaib kan, Moms!
2. "Payudara kamu kecil begitu, ASI-nya pasti sedikit!"
Ilustrasi Payudara (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Payudara (Foto: Thinkstock )
Payudara boleh saja kecil, tapi Anda tak boleh berkecil hati. Sebab, ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan kuantitas ASI yang Anda hasilkan. Dikutip dari laman Baby Center, ukuran payudara seseorang hanya menentukan banyaknya jaringan lemak yang ada di dalamnya dan tak ada kaitannya dengan kelenjar susu.
ADVERTISEMENT
3. "Menyusui itu repot dan enggak higienis."
Asumsi ini juga tidak perlu didengarkan. Justru menyusui adalah pilihan yang praktis sekaligus ekonomis untuk Anda dan si kecil. Kenapa? ASI yang ada dalam payudara selalu segar dan terlindung dari kuman. Sedangkan susu formula harus dicampur dengan air dapat terkontaminasi sehingga hanya bertahan dua jam saja.
4. "Kalau mau menyusui kamu harus berhenti bekerja."
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutter stock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutter stock )
Yang mengatakan kalimat tersebut mungkin belum pernah mendengar tentang ASI perah. Ya, ibu menyusui yang harus kembali bekerja atau beraktivitas di luar rumah tetap bisa memberikan ASI perah untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Berbagai panduan dari konselor laktasi dan dokter tentang memompa, menyimpan dan memberi ASI perah kini juga mudah didapatkan.
ADVERTISEMENT
5. "Kalau menyusui, nanti payudaranya jelek, lho!"
Faktanya, baik menyusui atau tidak, bentuk dan ukuran payudara wanita akan berubah setelah melahirkan. Perubahan itu adalah sesuatu yang wajar akibat fluktuasi hormon yang terjadi di dalam tubuh. Payudara Anda mungkin tampak mengendur setelah melahirkan. Namun Anda bisa kok membuat payudara kembali kencang. Salah satunya dengan rutin memijatnya.
6. "Anak ASI itu enggak bisa gemuk!"
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
Tidak perlu merasa down mendengar pertanyaan ini Moms. Bayi Anda tidak harus gemuk, kok! Yang penting si kecil sehat dan kebutuhan nutrisinya tercukupi.
Justru menyusui bisa berguna menjaga berat badan ideal bayi lho. Bayi hanya menghisap ASI sesuai kebutuhannya. Saat ia kenyang, bayi akan melepas payudara Anda. Menyusu juga seperti olahraga baginya, sebab si kecil juga memerlukan tenaga ekstra untuk menghisap dan menelan.
ADVERTISEMENT
Memberikan susu formula, apalagi yang diberi tambahan gula justru dapat meningkatkan risiko bayi mengalami obesitas.
7. “Hari gini masih menyusui? Kampungan, ah!”
Menyusui bukanlah hal kuno. Hingga hari ini banyak tokoh publik yang dengan bangga menyusui anaknya. Mulai dari seleb sampai perdana menteri. Model Chrissy Teigen misalnya, pernah mengunggah foto sedang menyusui anak keduanya di akun Instagram.
8. “Kalau anaknya sudah tumbuh gigi, kayaknya jangan disusui”
WHO merekomendasikan ASI sebagai satu-satunya makanan pokok bayi selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan pemberiannya hingga anak berusia 2 tahun.
Bayi yang giginya sudah mulai erupsi bukan berarti langsung siap makan makanan padat. Bahkan ada bayi yang sudah mulai tumbuh gigi pada usia 3 bulan. Ia masih membutuhkan ASI sebagai suplai nutrisinya.
Susui bayi secara eksklusif selama 6 bulan dan lanjutkan hingga 2 tahun (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Susui bayi secara eksklusif selama 6 bulan dan lanjutkan hingga 2 tahun (Foto: Thinkstocks)
9. “Kelamaan nenen bisa bikin anak manja dan telat ngomong lho!”
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini juga hanya mitos dan tidak ada bukti ilmiahnya. Menyusui memang membangun ikatan emosional ibu dengan bayinya. Tapi bukan berarti si kecil akan jadi individu yang manja.
Lagipula kebanyakan anak mulai bisa berbicara pada usia satu tahun, sementara WHO, Kementerian Kesehatan RI maupun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menganjurkan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun.
10. “Masak anaknya sudah bisa jalan, masih disusui?”
Sindiran ini juga tak perlu digubris. Anak biasanya memasuki fase berjalan pada usia 9 hingga 18 bulan. Artinya, pada usia itu si kecil masih berhak mendapatkan ASI!