10 Tips Agar Sukses ASI Eksklusif

3 April 2019 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ASI eksklusif merupakan pemberian makan pada bayi berupa ASI saja, tanpa tambahan makanan dan minuman lain, sampai usianya 6 bulan. Tentu bukan tanpa alasan, hal ini dimaksudkan sebab kandungan ASI adalah yang paling cocok bagi sistem pencernaan bayi yang masih berkembang.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti sebagai asupan utama, ASI juga mendukung tumbuh kembangnya bayi, antara lain sistem imun bayi lebih kuat, berat badannya ideal, memengaruhi kecerdasannya, dan masih banyak hal baik lainnya, Moms.
Agar sukses menjalani proses ASI eksklusif selama 6 bulan, berikut 10 tipsnya yang telah kumparanMOM rangkum dari laman Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta juga sudah sesuai dengan rekomendasi dari berbagai organisasi kesehatan di dunia. Apa saja?
1. Yakinlah bahwa ASI adalah yang Terbaik Bagi Bayi
Ilustrasi ASI perah. Foto: Shutter stock
Pertama-tama, Anda mesti memahami dulu, sebab-musabab ASI jadi suatu hal penting, sebagai yang mendorong Anda untuk rela melakukannya demi bayi. Pasalnya, soal ASI dan menyusui tak selalu mudah, karenanya bila Anda sudah berketetapan maka tantangan di depan sana, bisa Anda lalui, Moms.
ADVERTISEMENT
ASI mengandung bahan-bahan yang dengan mudah dicerna dan diserap bayi, bahkan pada bayi prematur sekalipun. Zat-zat yang terkandung dalam ASI sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan, terutama dalam masa emas 2 tahun pertama kehidupan seorang anak.
Adanya antibodi di dalam ASI juga tidak dapat ditemukan pada makanan manapun selain ASI, sehingga bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terbukti lebih kebal terhadap penyakit menular.
2. IMD dan Rawat Gabung
Inisiasi Menyusu Dini atau IMD Foto: Shutterstock
Inisiasi menyusu dini (IMD) dan rawat gabung adalah salah satu upaya untuk menyukseskan program ASI eksklusif. Ibu dan bayi dapat menjalani IMD bila keduanya dalam keadaan bugar. Lakukan kontak antara kulit ibu dan bayi sesegera mungkin dengan cara meletakkan bayi di dada ibu segera setelah lahir, setidaknya selama 1 jam.
ADVERTISEMENT
Sedangkan rawat gabung adalah proses perawatan bayi bersama ibu dalam ruangan yang sama setelah persalinan. Tujuannya agar ibu dapat menyusui sekehendak bayi. Rawat gabung juga akan membantu ibu mencapai kondisi psikologis yang optimal untuk dapat sukses menyusui.
3. Ketahui Teknik Dasar Menyusui
Teknik menyusui yang benar bisa memantapkan ibu untuk terus menyusui Foto: Shutterstock
Bila keyakinan terhadap ASI sudah terbentuk, maka langkah awal menyusui akan menjadi lebih mudah, Moms. Selanjutnya, Anda dapat mempelajari beberapa hal yang dapat membantu supaya proses menyusui berjalan lancar. Seperti bagaimana teknik menyusui yang benar, pelekatan yang benar, posisi menyusui yang disarankan, dan lain sebagainya.
Ingat, bila Anda memiliki kendala, maka carilah solusinya agar Anda kembali bisa menyusui, dan bukannya menyerah tak ingin lagi menyusui.
4. Memiliki Motivasi yang Kuat
ADVERTISEMENT
Bagaimana pun motivasi yang kuat akan memuluskan rencana Anda agar sukses menuju ASI eksklusif. Carilah motivasi dari berbagai sumber agar Anda tetap percaya diri dan semakin bersemangat menyusui.
Anda bisa mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang juga tengah mencari tahu seputar menyusui, misalnya bergabung dengan komunitas tertentu dan mengikuti seminar seputar ASI dan menyusui.
5. Pentingnya Dukungan Suami
Dukungan suami bisa memperlancar niat ibu dalam menyusui. Foto: Shutterstock
Dukungan suami sangat penting menjadi penyokong utama sukses menyusui. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediactrics (AAP).
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat keberhasilan menyusui eksklusif dan melanjutkan menyusui sampai 12 bulan, secara signifikan lebih tinggi pada kelompok ayah yang mempelajari manajemen laktasi dan mendukung serta membantu ibu dalam menyusui. Nah, mulai sekarang, yuk beri tahu suami pentingnya menyusui bagi bayi agar ia mendukung Anda!
ADVERTISEMENT
6. Percaya Bahwa ASI juga Bermanfaat bagi Ibu dan Keluarga
ASI bukan hanya bermanfaat bagi bayi, tetapi juga bagi ibu dan keluarga. Bagi ibu, menyusui, bisa menjadi KB alami, mengembalikan ukuran rahim ke ukuran semula dengan lebih cepat, serta sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan karena produksi antibodi yang bertambah.
Sedangkan bagi keluarga, pemberian ASI eksklusif tentu lebih ekonomis karena tidak ada biaya yang harus dikeluarkan. Selain itu, proses menyusui tidak membutuhkan persiapan alat-alat khusus, sehingga lebih efisien dan juga mengurangi risiko infeksi akibat penyiapan susu yang kurang higienis.
Bicarakan dengan dokter Anda soal menyusui yang merupakan KB alami, agar dapat terlaksana sesuai prosedurnya ya, Moms.
7. Tetap Menyusui Meski Bekerja
Ilustrasi mengeluarkan ASI perah dengan pompa payudara Foto: Shutterstock
Bagi ibu yang bekerja, aktivitas menyusui tidak perlu dihentikan. Jika memungkinkan bayi dapat dibawa ke tempat ibu bekerja. Bila tidak, sediakan ASI perah untuk si kecil di rumah, Moms.
ADVERTISEMENT
Anda bisa memulai memerah ASI sebulan sebelum kembali bekerja. Begitu mulai bekerja, Anda juga dianjurkan untuk terus rutin memerah di tempat kerja. Memerah ASI juga bermanfaat bagi ibu yang tidak bekerja di luar rumah. Memiliki ASI perah akan membantu, misalnya saat ibu mendadak harus bepergian, atau sakit dan harus dirawat di rumah sakit.
8. Perhatikan Keadaan Ibu, Bayi, dan Kesehatan Payudara
Kondisi ibu yang sakit, lelah, atau kurang percaya diri dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif juga, Moms. Karenanya, Anda juga perlu memerhatikan kondisi Anda sendiri, terutama bagian payudara.
Payudara yang sehat dan terasa nyaman biasanya akan meningkatkan kepercayaan diri ibu sehingga produksi ASI lebih lancar. Sebaliknya, rasa ragu timbul bila Anda merasa payudara bermasalah, misalnya puting yang tidak menonjol atau payudara terlalu kecil.
ADVERTISEMENT
Bila Anda mengalaminya, jangan biarkan keraguan terus menyelimuti, sebaiknya konsultasikan ke konselor laktasi dan dokter.
9. Abaikan Nasihat yang Tidak Masuk Akal
Ada kalimat-kalimat yang tidak perlu didengar oleh ibu menyusui Foto: Shutterstock
Selama proses menyusui berjalan, tak jarang tantangan dalam bentuk komentar-komentar buruk dari orang sekitar Anda muncul, Moms. Misalnya seperti "Nanti kan payudaranya kendur kalau menyusui," atau "Udah kasih sedikit pisang, lah Bu! Kan kasihan nanti perutnya lapar. ASI saja mana cukup."
Pastikan saja Moms, selama proses menyusui Anda sudah benar, serta nutrisi yang didapat bayi sudah sesuai saat Anda mengajaknya cek kesehatan, maka Anda tak perlu gentar dengan omongan orang lain.
10. Peduli Sesama Ibu Menyusui
Hanya sesama ibu menyusui yang tahu aspirasi ibu-ibu menyusui. Jadilah pendukung “sahabat menyusui”, misalnya memberikan saran atas problematika menyusui eksklusif, jadilah salah satu “tempat curhat” sesama ibu menyusui. Anda juga dapat menjadi motivator dengan terus memberikan dukungan moril.
ADVERTISEMENT
Semoga berhasil ya, Moms. Teruslah semangat meng-ASIhi si kecil, dan bisa dilanjutkan hingga ia berusia dua tahun atau lebih