Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pengalaman menyusui itu bisa sangat personal.
Setujukah Anda dengan pernyataan di atas, Moms? Seringnya, cerita menyusui Anda dan teman kerapkali berbeda. Misalnya, produksi ASI Anda tidak sebanyak milik teman. Atau bayi Anda menyusu tidak sesering bayi teman.
ADVERTISEMENT
Ada banyak lagi contoh perbedaan pengalaman menyusui, yang tak jarang malah membuat ibu jadi tidak percaya diri.
Tapi jangan putus asa, Moms! Sebenarnya, Anda tidak perlu membanding-bandingkan seperti itu.
Menurut dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM yang ditemui kumparanMom (kumparan.com) pada acara 125 Tahun Johnson's Berbagi Keceriaan di Jakarta (21/2), ada tiga faktor penting yang bisa memengaruhi keberhasilan, sekaligus kegagalan menyusui .
Pertama, informasi yang benar tentang ASI dan menyusui. Banyak ibu baru yang masih minim pengetahuan, maka dari itu mereka akan aktif mencari jawabannya lewat berbagai sarana seperti buku, internet atau bertanya pada teman.
Hal ini sudah baik, tapi mirisnya menurut dr Roesli, masih banyak pula ditemukan informasi aneh di internet soal menyusui, padahal topik menyusui menjadi topik yang paling dicari menurut mesin pencari Google.
ADVERTISEMENT
Itu sebabnya, Anda perlu memastikan memeroleh referensi dari sumber terpercaya.
Kedua, dukungan dari berbagi pihak. Dukungan dan lingkungan yang sehat sejak dari masa kehamilan hingga menyusui, dapat membuat ibu menyusui merasa nyaman.
Kondisi nyaman membuat ibu menyusui memproduksi hormon oksitosin, atau dikenal juga hormon kasih sayang. Hormon inilah yang dapat memperlancar ASI. Begitupun sebaliknya, apapun yang bisa mengusik kenyamanan ibu dapat membuat kegagalan ibu dalam proses menyusui.
Selain tentunya ibu dan bayi, orang pertama yang paling berpengaruh dalam keberhasilan maupun kegagalan menyusui adalah ayah. Yang kedua dan selanjutnya adalah orang tua (termasuk mertua) Anda, tenaga kesehatan tempat ibu bersalin, kantor ibu bekerja, dan pemerintah.
Ketiga, agresifitas untuk mengonsumsi susu formula bisa memengaruhi kepercayaan diri untuk ibu menyusui. Ditandai dengan iklan yang mudah ditemui di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Belum lagi ukuran bayi ASI lebih kecil, jadi bisa saja kakek atau nenek yang khawatir melihat si kecil meminta Anda memberikan susu formula saja supaya anak cepat gemuk. Nah, jangan langsung sakit hati. Maksud mereka baik, namun nenek dan kakekpun perlu edukasi.
Sampaikanlah pendapat Anda secara santun tentang alasan Anda tetap menyusui secara langsung. Bila perlu, ajak nenek mengikuti seminar tentang menyusui, Moms.
Happy Breastfeeding, Moms!