3 Perilaku Orang Tua yang Menghambat Tumbuh Kembang Anak

21 April 2018 18:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stres orang tua berpengaruh pada anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Stres orang tua berpengaruh pada anak. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sejatinya, orang tua merupakan panutan dan teladan bagi anaknya. Setiap perilaku Anda sebagai orang tua nantinya akan secara otomatis akan ditiru anak. Maka itu penting untuk Anda menjaga sikap dan menjaga perilaku kita di depan anak.
ADVERTISEMENT
Anda pasti mau dong jadi orang yang paling diidolakan si kecil? Nah, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak Anda lakukan di depan anak.
Pertama, kebiasaan merokok. Selain membuat si kecil sesak napas, merokok depan mereka juga akan merubah pola pikir anak bahwa merokok itu diperbolehkan dan bisa dilakukan dimana dan kapan saja.
Ilustrasi asap rokok  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asap rokok (Foto: Shutterstock)
Hal ini sudah dibuktikan dengan berbagai macam kasus yang ada di Indonesia, Anda bisa melihat bahwa banyak sekali anak-anak yang masih duduk di bangku SD sudah memegang rokok di tangan kanannya.
Kedua, bertengkar dengan pasangan
Ilustrasi pasangan yang bertengkar (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan yang bertengkar (Foto: Thinkstock)
Pertengkaran rumah tangga memang wajar terjadi, tapi ada baiknya jika masalah ini tidak diperlihatkan di depan anak, Moms. Anak perlu melihat orang tuanya memiliki hubungan yang baik dan penuh cinta. Bila ada masalah yang harus Anda selesaikan, tahan emosi dan tunggulah sampai anak sedang tidak berada di rumah misalnya. Atau bila sulit menunggu, selesaikan masalah Anda dan pasangan di luar rumah saja.
ADVERTISEMENT
Ketiga, memuji anak dengan berlebihan
Ilustrasi memuji anak cerdas (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memuji anak cerdas (Foto: Thinstock)
Ketika anak berhasil mendapatkan nilai ulangan yang baik, wajar jika Anda memberikannya apresiasi berupa pujian. Tapi jangan sampai, pujian itu berubah menjadi berlebihan. Misalnya, Anda langsung membelikan mainan yang mereka sukai, Anda langsung memamer-mamerkan keberhasilan anak di depan orang-orang.
Sikap ini seperti ini akan membangun anak menjadi lebih kompetitif tapi tidak siap kalah, ke depannya. Anak akan melakukan cara apapun untuk kembali mendapat ‘imbalan’ yang Anda berikan.