3 Tingkatan Depresi pada Ibu Pascamelahirkan

7 Desember 2017 14:58 WIB
clock
Diperbarui 28 Februari 2020 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi baby blues (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baby blues (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Depresi tidak hanya dialami oleh orang yang sedang putus cinta atau sedang mengalami penurunan ekonomi, tapi rasa depresi juga bisa dirasakan oleh wanita pascamelahirkan maupun saat melahirkan. 
ADVERTISEMENT
Dituturkan oleh Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, ada tiga tingkatan yang dialami ibu setelah melahirkan. Yakni Baby Blues, Postpartum Depression, dan Pospartum Psikosis.
Tiga tingkatan ini diurutkan mulai dari yang aman hingga berbahaya. Penasaran seperti apa? Berikut penjelasannya:
1. Baby Blues
Ilustrasi baby blues (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baby blues (Foto: Thinkstock)
Baby blues yang merupakan tingkatan pertama terjadi hanya sekitar dua minggu atau paling lama satu bulan. Gejalanya mudah tersinggung, mudah marah dan menangis terus menerus. 
“Ini (Baby blues) banyak wanita yang mengalami hal ini. Hampir 80 persen wanita di dunia pasti mengalami hal ini,” ujar Vera saat ditemui kumparan (kumparan.com) di acara #OramiBirthClub di Leaf Connoisseur by Tea Et Al Galeries Lafayette Pacific Place Jakarta, Rabu (6/12). 
2. Postpartum Depression
Ilustrasi depresi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi (Foto: Pixabay)
Tingkatan depresi yang kedua adalah Postpartum Depression. Menurut World Health Organization, depresi yang terjadi pascakehamilan atau disebut sebagai Postpartum Depression adalah masalah umum yang mempengaruhi sekitar 13 persen perempuan di dunia.
ADVERTISEMENT
Di negara berkembang, angka inipun lebih tinggi, yaitu sekitar 19.8 persen. Tingkatan yang kedua tentu lebih berbahaya dibandingkan dengan Baby Blues.
Postpartum Depression ini jangka waktunya lebih lama lagi, ada yang satu tahun baru bisa sembuh. Jadi ciri-cirinya adalah ada rasa bersalah yang berlebihan, terus ada kecemasan, kan kalau Baby blues hanya uring-uringan aja. Tapi kalau ini sudah jadi cemas, susah tidur, ada juga yang sampai ingin bunuh diri,” tambah Vera. 
3. Postpartum Psikosis
Ilustrasi Depresi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Depresi (Foto: Thinkstock)
Yang terakhir adalah tingkatan yang lebih berbahaya dibandingkan dengan Postpartum Depression, yaitu Postpartum Psikosis. 
Untuk tingkatan yang terakhir ini, memang tidak banyak wanita mengalami, hanya kisaran satu sampai dua ibu yang terserang Postpartum Psikosis. Namun dampak atau tanda yang ditunjukan sangatlah mengerikan. Dalam kasus terburuk, sang ibu bisa membunuh bayinya sendiri. 
ADVERTISEMENT
“Nah ini bisa dialami oleh siapa saja, tapi kejadiannya dan kronologisnya kecil. Kalau di literatur banyak ditulis dari 1000 ibu melahirkan, hanya satu atau dua ibu yang mengalami ini," lanjutnya.
Postpartum Psikosis ini datangnya tiba-tiba. Ada satu titik di mana seorang ibu sampai ingin menyakiti diri sendiri dan bayinya. 
"Terus juga ada halusinasi, jadi dia bisa lihat yang macam-macam. Bahkan ada yang bilang ‘iya nih ada bisikan yang bilang saya harus menyakiti bayinya’  jadi seperti itu. Ini sih yang paling parah,” pungkas Vera.
Nah, Moms, sekarang Anda sudah tahu kan apa yang bisa terjadi saat pascakehamilan? jika Anda mengalami depresi dari salah satu tingkatan di atas, jangan segan-segan untuk berbicara pada suami, kerabat terdekat atau bahkan psikolog yang bisa membantu Anda. Hal ini guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, baik pada diri Anda sendiri maupun pada si kecil. 
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat ya!