4 Hal yang Perlu Ibu Lakukan Ketika Gempa

23 Januari 2018 16:54 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Gempa bumi terjadi di Lebak, Banten. Gempa bumi berkekuatan 6,1 Magnitudo ini terasa hingga Jakarta dan Jabar. Setelahnya, setidaknya terjadi empat kali gempa susulan.
ADVERTISEMENT
Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko membeberkan kekuatan masing-masing gempa."(Gempa susulan) Yang pertama 4,4 M di kedalaman 10 kilometer, 3,9 M di kedalaman 24 km, 4,0 M di kedalaman 15 km dan 4,1 M di kedalaman 16 km," kata Hary kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (23/1).
Ilustrasi Gempa (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa (Foto: Thinkstock)
Panik dan berusaha menyelamatkan diri atau segera mencari tempat aman, itulah yang umumnya dilakukan setiap orang saat gempa terjadi. Namun bagaimana bila Anda mengalaminya saat bersama anak? Apa yang harus dilakukan?
Dikutip dari laman genxmom yang pertama harus Anda lakukan adalah ajak anak menghindari ruang atau tempat di mana terdapat barang yang mudah jatuh. Ruangan dengan lampu gantung, lemari penuh vas bunga, atau kipas angin yang ditempel di langit-langit misalnya. Benda-benda yang tampak tak berbahaya bagi orang dewasa, bisa saja membahayakan anak yang lebih kecil. Lebih baik, ajak Anda berlindung di bawah sesuatu yang keras seperti meja yang kokoh.
ADVERTISEMENT
Kedua, tetap berada di tempat tidur. Jika Anda dan anak sedang berada di tempat tidur, jangan pergi ke mana-mana! Berlindunglah dan tutupi kepala anak dengan bantal atau selimut yang empuk (pastikan tidak ada benda-benda yang bisa jatuh dari langit-langit di atas tempat tidur). Tentu saja guncangan dapat membangunkan anak yang sedang tidur dan membuat anak ketakutan, tapi langsung berlari keluar dari kamar justru bisa lebih berbahaya. Bila anak berada di kamar yang terpisah dari Anda, segera datangi kamar anak atau berserulah bahwa Anda akan segera datang ke kamarnya.
Ketiga, jangan berdiri di dekat pintu. Jika bangunan runtuh, pintu tidak akan melindungi Anda. Pintu tidak memiliki struktur yang kuat seperti meja kayu atau meja besi. Jadi selalu ingat untuk menjauhi pintu ketika Anda dan anak mengalami gempa di rumah.
ADVERTISEMENT
Dan yang terakhir, minta anak untuk tetap tenang dan tidak panik dengan sebelumnya menunjukkan Anda pun mampu bersikap tenang. Anak-anak dari segala umur dengan mudah mengikuti tingkah laku orang tuanya saat terjadi bencana atau kondisi darurat. Jika Anda bersikap tenang, anak kemungkinan besar juga akan tenang.
Anda juga bisa memberi pelukan untuk membuat anak tidak takut serta mengatakan pada anak bahwa Anda akan selalu berusaha melindunginya.
Bila kondisi memungkinkan, para ahli juga menyarankan agar Anda menjelaskan pada anak apa yang sedang terjadi. Pastikan memberi mereka informasi yang jelas tentang bencana apa yang sedang dihadapi dan minta anak mengikuti arahan yang Anda berikan.