4 Masalah Gigi Susu yang Sering Dialami Anak

17 Februari 2019 13:53 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sikat gigi Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sikat gigi Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Gigi anak harus selalu dirawat sejak gigi susu pertamanya muncul. Meski kelak tanggal dan digantikan dengan gigi permanen, gigi susu anak tidak boleh dianggap sepele. Bila tidak dirawat, gigi susu rentan mengalami masalah.
ADVERTISEMENT
Masalah pada gigi susu anak bisa memengaruhi asupan gizi yang ia konsumsi, karena si kecil merasakan sakit di daerah mulutnya saat makan. Akibatnya, tumbuh kembang anak bisa terganggu.
Sayangnya, belum banyak orang tua yang menyadari hal ini. Sebab berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 93 persen anak-anak di Indonesia mengalami masalah gigi. Ya Moms, sampai 93 persen! Tidak mau kan, anak Anda mengalaminya juga?
Salah satu cara mencegahnya adalah mengenali penyebab terjadinya masalah gigi pada si kecil.
Nah, berikut kami rangkum 4 masalah gigi susu yang sering dialami anak untuk Anda:
1. Gigi Berlubang
Ilustrasi karies gigi pada anak Foto: Shutter Stock
Tidak hanya gigi permanen saja yang bisa berlubang, gigi susu juga bisa. Hal ini biasanya disebabkan karena anak terlalu sering mengkonsumsi makanan manis, seperti kue, permen, dan cokelat. Setelah makan, anak biasanya tidak menyikat giginya, sehingga sisa makanan manis tersebut menempel pada giginya.
ADVERTISEMENT
Dilansir Web MD, gula yang menempel pada gigi anak anak menjadi makanan bakteri untuk berkembang biak. Asam yang dilepaskan bakteri untuk mencerna gula ini dapat mengikis enamel gigi. Lama-kelamaan, bisa terbentuk plak pada gigi dan dapat berkembang menjadi gigi berlubang.
Selain itu, bayi yang terbiasa menyusu botol sambil tiduran juga bisa berisiko terkena gigi berlubang. Gula pada susu bisa menggenang pada gigi saat menyusu sambil tidur. Jika setelah menyusu gigi bayi tidak dibersihkan, maka ia berisiko terkena baby bottle caries atau karies botol pada bayi. Jadi, jangan biasakan anak minum susu botol sambil tiduran, ya.
Gigi berlubang yang parah pada anak dapat menyebabkan gigi anak hancur dalam waktu 6 bulan. Untuk mencegah gigi berlubang, biasakan rutin membersihkan giginya sejak gigi susu pertama anak muncul, Moms. Jika anak sudah mulai besar, ajarkan ia untuk selalu menyikat giginya dua kali sehari dengan pasta gigi sesuai usianya.
ADVERTISEMENT
2. Gigi tanggal sebelum waktunya
Ilustrasi ibu menyikat gigi anak Foto: Shutter Stock
Gigi tanggal sebelum waktunya dapat terjadi karena anak mengalami kerusakan gigi, cedera, atau kekurangan ruang gigi pada rahang.
Saat gigi susu tanggal sebelum gigi permanen ingin muncul, gigi susu terdekat mungkin akan bergeser. Sehingga, ruang untuk gigi permanen menjadi berkurang. Akibatnya, gigi permanen tumbuh miring atau terjadi penumpukan gigi. Gigi yang bertumpuk kemudian bisa lebih sulit untuk dibersihkan. Hal itu bisa berisiko menimbulkan masalah gigi pada si kecil.
3. Perubahan warna gigi
Ilustrasi gigi anak. Foto: Thinkstock
Moms, pernahkan Anda temukan, gigi anak berubah warna menjadi kuning atau kecoklatan? Ya, perubahan warna pada gigi susu itu bisa disebabkan karena beberapa faktor. Salah satu faktor utamanya adalah anak malas sikat gigi setelah makan.
ADVERTISEMENT
Selain itu memberikan pasta gigi berfluoride terlalu banyak juga bisa menyebabkan masalah gigi yang biasa disebut dengan fluorosis. Fluoride sebenarnya bermanfaat untuk memperkuat dan mencegat terjadinya karies gigi. Namun, jika berlebihan, fluoride bisa menyebabkan fluorosis atau perubahan warna pada gigi anak menjadi coklat dan timbul bintik putih pada gigi.
Mengutip American Academy of Pediatric Dentist, untuk mencegah fluorosis, berikan banyaknya pasta gigi sesuai usia anak. Sejak bisa berkumur hingga berusia 5 tahun, balita dianjurkan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride sebesar 0,5 mgF/g pasta gigi. Sementara untuk anak usia 6-11 tahun, anak dianjurkan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride sebesar 1mgF/g pasta.
4. Gigi sensitif
Selain obesitas, minuman manis seperti soft drink dapat merusak gigi anak Foto: Shutterstock
Gigi sensitif ternyata juga bisa terjadi pada anak. Hal ini tentu bisa menimbulkan rasa nyeri pada giginya saat makan dan minum.
ADVERTISEMENT
Gigi sensitif dapat terjadi saat enamel gigi anak menipis karena asam dari bakteri. Gigi sensitif juga dapat terjadi karena adanya retak kecil di gigi akibat kesalahan saat menyikat gigi. Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya anak memakai pasta gigi khusus gigi sensitif secara teratur.
Nah Moms, masalah pada gigi anak bisa dicegah. Selain rutin membersikan giginya, jangan lupa untuk rajin memeriksakan gigi si kecil ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.