Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Tidak hanya sehat dan bahagia, anak juga perlu tumbuh optimal kecedasannya. Umumnya inilah yang jadi harapan setiap orang tua. Sementara kalau bicara soal kecerdasan anak, artinya kita perlu membicarakan perkembangan kognitif anak. Tapi sudahkah Anda memahaminya?
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kendangsari, Surabaya, Jawa Timur, ahli Gizi Anak, Julistio Djais, dr, SpA(K), M.Kes dalam tulisannya yang berjudul Gizi dan Perkembangan Kecerdasan Anak menyampaikan, perkembangan kognitif yang mempengaruhi tingkat kecerdasan anak mempunyai beberapa tahap. Tahapan ini sesuai dengan usia anak, Moms. Berikut lebih lengkap penjelasannya.
Sejak lahir hingga usia 2 tahun, pemahaman anak mengenai lingkungan masih terbatas pada persepsi sensoris dan aktivitas motoriknya. Artinya, perilaku yang tampak atau berbagai hal yang dilakukan anak sebenarnya merupakan respons motorik sederhana terhadap stimuli sensoris dari sekitarnya.
Di usia usia 7 – 9 bulan, barulah bayi mulai mengembangkan yang dinamakan object permanence. Apa maksudnya? Si kecil mulai mempunyai kemampuan untuk mengerti bahwa objek tetap ada walau tidak terlihat.
ADVERTISEMENT
Misalnya saat Anda menyembunyikan mainannya di bawah selimut. Perhatikanlah, Moms! Meski bayi tidak dapat melihat mainannya, dia tahu mainan itu ada dan akan berusaha mencari di bawah selimut. Cerdas, kan?
Selanjutnya adalah tahap di mana anak belajar menggunakan bahasa yang terjadi pada rentang usia 2 – 6 tahun . Pada tahap ini anak belum mengerti logika, belum dapat dimanipulasi dengan informasi dan belum dapat melihat dari sisi orang lain. Meski begitu, si kecil mulai menganalisis simbol, khususnya kata, bentuk dan gambar.
Tahap ini disebut pra-operasional karena saat ini anak belum mampu mengoperasikan aspek kognitif spesifik, seperti hitungan matematika. Sebagai tambahan untuk penggunaan simbol, anak suka berpura-pura memainkan peran seorang tokoh seperti pura-pura jadi ayah, jadi pilot jadi guru dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya periode antara 7 – 11 tahun, di mana anak mulai memahami operasi kognitif. Maksudnya anak mulai berpikir logis tentang kejadian nyata, namun belum benar-benar mampu memahami konsep abstrak atau yang berkaitan.
Dalam analisis simbol misalnya. Di usia ini anak umumnya sudah mampu memahami arti beberapa simbol tokoh dan mampu berganti-ganti dalam aksi meniru berbagai simbol tokoh-tokoh tersebut.
Saat anak sudah berusia 12 tahun sampai kelak ia dewasa, anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir tentang konsep abstrak, kemampuan berpikir logis, mencari alasan rasional, dan membuat rencana yang sistematis. Inilah yang disebut tahap operasional formal dalam tahapan perkembangan kognitif anak.
Nah Moms, yang juga perlu dipahami terkait perkembangan kognitif anak ini adalah mengenai peran gizi. Apa hubungannya? Peran gizi dalam perkembangan kecerdasan anak sangat penting khususnya dalam 1000 hari pertama kehidupan anak.
ADVERTISEMENT
Yang dimaksud dalam 1000 hari adalah dari saat konsepsi sampai usia 2 tahun. Perkembangan optimal perlu didahului oleh terjadinya pertumbuhan otak bayi yang optimal.
Pertumbuhan otak bayi berlangsung dengan cepat pada saat bayi masih di dalam kandungan sampai tahun-tahun pertama kehidupannya. Karena itulah, ibu perlu memastikan zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak si kecil terpenuhi sejak hamil, selama masa menyusui hingga tahun pertama bayi. Dengan begitu, barulah anak dapat tumbuh optimal dan cerdas sejak dini!
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 10:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini