4 Tipe Pola Asuh dan Dampaknya bagi Anak

15 Maret 2019 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jadi pendengar yang baik saat anak bercerita tentang khayalannya Foto: Shutterstock
Setiap orang tua bisa saja punya cara yang berbeda dalam mengasuh anak. Ada yang berusaha mendisiplinkan anak lewat hukuman, ada pula yang mungkin tak pernah memberi hukuman sama sekali.
ADVERTISEMENT
Apapun caranya, pahamilah bahwa pola asuh itu bisa berdampak bagi si kecil kini dan nanti, Moms. Amy Morin, seorang psikoterapis yang dikutip dari laman Very Well Family, membagi tipe pengasuhan anak menjadi empat, berikut dengan dampaknya pada anak:
1. Orang tua otoriter (authoritarian)
Ilustrasi ketegangan hubungan antara anak dan orang tua Foto: Shutterstock
Salah satu ciri paling mencolok dari orang tua tipe ini adalah tidak ingin dibantah, lalu saat anak mempertanyakan alasan dari aturan yang dibuat orang tua maka akan dijawab ‘pokoknya tidak boleh!’
Orang tua yang otoriter juga tidak akan akan memberikan kesempatan bagi anaknya untuk berpikir dan memecahkan masalah sendiri, serta akan menghukum anak bila melakukan kesalahan. Singkatnya, anak hanya menuruti apa kata orang tua.
Anak yang dibesarkan dengan orang tua otoriter akan berdampak pada kepercayaan diri yang rendah, karena ia merasa pendapatnya tidak pernah dihargai. Selain itu, ia juga cenderung lebih agresif dan lebih mudah berbohong untuk menghindari hukuman dari orang tuanya.
ADVERTISEMENT
2. Orang tua otoritatif (authoritative)
Ilustrasi anak dan ibu membaca bersama Foto: Shutterstock
Kebalikan dari orang tua otoriter, orang tua otoritatif akan selalu mencoba membangun hubungan positif, sehingga selalu mempertimbangkan dari sisi anak.
Meski begitu, orang tua model ini juga mengajarkan tentang disiplin, menetapkan aturan lalu menjelaskan kenapa aturan itu dibuat, sehingga anak dapat mengerti. Orang tua tipe ini juga tak sungkan memberi apresiasi saat anak berhasil.
Dampaknya, anak dengan orang tua otoritatif cenderung lebih berbahagia serta sukses. Mereka juga lebih berani membuat keputusan dan dapat mempertimbangkan baik buruknya pilihan mereka.
3. Orang tua permisif (Permissive)
Ilustrasi Anak Gemuk. Foto: Shutter Stock
Orang tua dengan gaya pengasuhan seperti ini cenderung berpikiran kalau anak akan belajar konsekuensi dari perilakunya dengan sendirinya. Mereka jarang memberikan hukuman atau teguran pada anak, kalaupun mereka membuat peraturan, maka jarang untuk benar-benar ditegakkan. Orang tua dengan tipe ini, lebih memposisikan diri sebagai 'teman untuk anak' dan tidak mencoba melarang anak untuk melakukan hal-hal yang buruk.
ADVERTISEMENT
Morin menulis, anak dengan orang tua semacam ini akan memiliki kesulitan dalam bidang akademis dan tidak bisa menghormati peraturan dan hukum. Mereka juga memiliki kemungkinan besar untuk mengalami masalah kesehatan seperti obesitas dan sakit gigi karena orang tua tidak membatasi makanan yang mereka konsumsi.
4. Orang tua yang tidak mau tahu (uninvolved)
Ajari anak agar tidak cengeng lagi Foto: Shutterstock
Orang tua uninvolved tidak pernah atau jarang menanyakan kabar anaknya, sekolahnya, apakah mereka ada PR atau ada masalah. Tidak selamanya orang tua yang tidak mau tahu soal anak melakukannya dengan sengaja. Terkadang orang tua yang menelantarkan anaknya adalah orang tua yang memiliki kondisi khusus, misalnya karena mereka bekerja sepanjang hari atau karena memiliki kondisi kesehatan, baik fisik maupun mental yang buruk.
ADVERTISEMENT
Anak dengan orang tau seperti ini terancam mengalami masalah dengan pencapaian akademis dan rasa percaya dirinya. Tingkat kebahagiaan mereka pun cenderung rendah.