5 Risiko Bayi Lahir Besar

22 Februari 2018 13:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi besar. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi besar. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Normalnya bayi baru lahir memiliki berat badan rata-rata sekitar 2,5 hingga 3,2 kilogram. Tapi, ada juga bayi yang lahir melebihi dari angka tersebut. Bahkan hingga dua kali lipat dari ukuran normal.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari dari Medscape, bayi baru lahir yang memiliki bobot tubuh di atas 4 kilogram disebut sebagai bayi besar atau macrosomia.
Hanya sekitar 9 persen bayi baru lahir yang mengalami macrosomia. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh berbagai hal di antaranya akibat faktor genetik, bayi lahir lewat waktu, ibu hamil yang mengalami diabetes, atau akibat kelebihan berat badan ibu selama hamil.
Selama hamil, macrosomia sulit dideteksi. Meskipun melalui USG, hasil pemeriksaan tersebut sering kali tidak akurat. Sehingga dokter menawarkan beberapa alternatif lain untuk memeriksa janin Anda. Misalnya dengan mengukur tinggi fundus, yaitu jarak bagian atas perut hingga tulang kemaluan.
Kemudian melalui non-stress test, yaitu pemeriksaan yang menggabungakan antara pemeriksan USG dengan cairan amnion bayi. Tujuan pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur detak jantung bayi.
ADVERTISEMENT
Selain cara tersebut, bisa juga diperkirakan melalui air ketuban Anda. Bila cairan ketubannya banyak, kemungkinan Anda memiliki bayi macrosomia. Hal ini dikarenakan bayi besar menghasilkan banyak air kencing.
Nah, bila bayi Anda lahir besar, jangan bangga dulu, Moms. Bukan berarti bayi besar memiliki kesehatan yang baik. Justru, memiliki bayi dengan bobot tubuh yang tak biasa memiliki risiko kesehatan serta membahayakan nyawa ibu dan bayinya. Apa saja?
1. Sulit Dilahirkan
Bayi macrosomia memiliki ukuran tubuh yang lebih besar. Sehingga kecil sekali kemungkinan ibu bisa melahirkannya secara normal. Demi kesalamatan bersama, biasanya dokter menyarankan agar ibu melahirkan dengan operasi caesar.
Bayi besar (ilustrasi). (Foto: Thinkstock/zoonar)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi besar (ilustrasi). (Foto: Thinkstock/zoonar)
2. Bayi Berisiko Mengalami Cedera
Ukuran bahu bayi macrosomia lebih besar dibandingkan bayi seusianya, sehingga rentan mengalami cedera saat melalui kelahiran normal.
ADVERTISEMENT
3. Bayi Mengalami Darah Rendah
Bayi Anda berisiko mengalami tekanan darah rendah akibat produksi insulin berlebih pada pankreas.
4. Berisiko Obesitas
Risiko obesitas sejak dini menjadi lebih tinggi pada bayi yang baru lahir dengan berat badan berlebih.
5. Bayi Sulit Bernapas
Akibat ukuran tubuhnya yang besar, bayi akan mengalami kesulitan bernapas. Untuk mengatasi hal ini dokter biasanya menyarankan bayi Anda agar dimasukkan ke ruang NICU (neonatal intensive-care unit) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.