7 Hal Aneh yang Suka Dilakukan Balita Ini Ternyata Normal

29 Juni 2018 13:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Tumbuh Kembang Balita (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tumbuh Kembang Balita (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Menginjak usia balita, anak sudah bisa melakukan lebih banyak hal, menyampaikan keinginan, ketidaksukaan bahkan juga karakternya. Sering pula, balita melakukan hal-hal yang tampak aneh dan bisa saja membuat Anda terkejut atau tak habis pikir.
ADVERTISEMENT
Namun tidak perlu khawatir berlebihan, Moms. Karena meskipun tampak aneh, beberapa hal yang kerap dilakukan balita adalah hal yang sangat wajar dan normal. Apa saja misalnya?
Ilustrasi Anak Suka Menjambak Rambut (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Suka Menjambak Rambut (Foto: Thinkstock)
Menggerakkan Kepala Berulang-ulang
Headbanging! Pernahkah Anda mendengar istilah ini, Moms? Headbanging adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan gerakan menggelengkan atau mengayun-ayunkan kepala beriringan. Seperti membentur-benturkan kepala ke udara sekitarnya!
Biasanya, headbanging dilakukan saat mendengarkan musik-musik keras seperti heavy metal, death metal, trash, rock, dan sejenisnya. Namun meski balita Anda tidak menyukai atau bahkan tidak tahu jenis-jenis musik ini, bisa saja ia sering melakukannya.
Kenapa? Gerakan berirama dan berulang bisa membantu si kecil menenangkan sistem saraf balita yang penuh semangat. Inilah yang juga menjelaskan kenapa banyak anak yang suka berayun atau menikmati gerakan berayun baik itu di kursi goyang, ayunan bahkan mobil.
ADVERTISEMENT
Jadi biarkan saja bila si kecil sesekali melakukannya, Moms. Anda cukup memastikan balita Anda tidak menjambak rambut, membenturkan kepala ke dinding atau lantai dan hal-hal lain yang menyakiti dirinya sendiri. Amati juga apakah anak lebih suka melakukan headbanging daripada bersosialisasi atau bermain. Bila tidak, Anda tidak perlu khawatir.
Anak makan permen karet. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak makan permen karet. (Foto: Thinkstock)
Suka Makan yang Aneh-aneh
Pernah kaget karena si kecil tiba-tiba mengambil dan makan popcorn yang dia temukan di celah sofa dan mungkin sudah seminggu terselip di sana? Atau tidak habis pikir karena balita Anda ngotot mau makan bubur ayam yang Anda sajikan dicampur taburan meses coklat?
Memang aneh, tapi bagi balita ini wajar karena bagian dari fase oralnya. Fase oral adalah fase yang dilalui anak sejak bayi hingga balita di mana anak mendapatkan dan mencari sensasi kenikmatan di mulutnya.
ADVERTISEMENT
Saat masih bayi, anak-anak mungkin suka menghisap jari atau memasukkan benda apa saja ke mulut. Menginjak balita, mereka memasukkan aneka jenis makanan sebagai bagian dari caranya bereksplorasi dan 'menjelajah' dunia. Makin aneh, makin seru sensasinya untuk mereka!
Memasukkan Tangan ke dalam Celana
Bila balita Anda suka memasukkan tangan ke dalam celana atau memainkan alat kelaminnya, jangan dilarang apalagi dimarahi ya, Moms. Kebiasaan ini juga umum dan wajar terjadi.
Di usia 3 sampai 6 tahun, anak mencapai fase phalic di mana ia merasakan sensasi nikmat saat mengeksplorasi bagian-bagian tubuh yang menurutnya menarik, termasuk kelaminnya. Ini adalah fase berikutnya setelah fase oral.
Meski wajar, coba sikapi kebiasaan ini dengan bijak, Moms. Tanyakan pada si kecil, mengapa ia suka memegang kelaminnya atau tanyakan apa yang ia rasakan bila menyentuh kelaminnya. Pastikan Anda bertanya dengan nada suara dan ekspresi yang biasa saja, ya. Jangan membuat anak merasa sedang diintrograsi atau dihakimi.
ADVERTISEMENT
Menanyakan hal ini penting karena bisa saja anak melakukannya bukan sebagai bagian dari fase phalic tetapi karena ia merasakan sakit, gatal atau keganjilan lain di bagian alat kelaminnya. Bila si kecil menjawab ia melakukannya karena 'lucu' atau 'enak', Anda bisa bernapas lega karena artinya ia tidak mengalami masalah kesehatan.
Anda juga bisa memberi anak panduan, "Enggak apa-apa kalau mau pegang, tetapi di kamar atau di kamar mandi saja ya, Sayang. Jangan kalau lagi jalan-jalan, di sekolah atau di rumah Eyang. Nanti dikira orang kelaminmu gatal."
Jangan lupa juga untuk mengingatkan anak menjaga kebersihan alat kelamin dan tangannya, serta coba ajak anak melakukan hal-hal lain yang menarik untuk 'menyibukkan' tanggannya.
Ilustrasi balita ngupil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita ngupil. (Foto: Thinkstock)
Ngupil
ADVERTISEMENT
Jorok sih, tapi ini juga salah satu hal yang wajar dilakukan balita. Tanpa memandang waktu dan tempat, balita bisa saja mengupil bila merasa ada sesuatu di dalam hidungnya. Ia mengupil untuk menghilangkan rasa gatal atau tidak nyaman, bisa juga karena ingin tahu ada apa sih, di dalam sana? Balita juga bisa saja suka mengupil karena merasa bosan atau stres.
Meski begitu, bukan berarti Anda tidak perlu memperhatikan kebiasaan anak yang suka mengupil. Anak yang sering mengupil bisa meningkatkan risiko pendarahan pada lubang hidungnya. Hal ini disebabkan akibat sensitifnya pembuluh darah yang ada di sekitar lubang hidung sehingga mudah terluka. Anda juga perlu menjelaskan pada anak kapan dan di mana saja ia dapat melakukannya.
Anak berkebun.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak berkebun. (Foto: Thinkstock)
Menyentuh atau Main Kotorannya Sendiri
ADVERTISEMENT
Si kecil tiba-tiba suka sekali melihat, menyentuh bahkan memainkan popok kotornya sampai belepotan! Aduuuuh... sangat menjijikan, ya? Meski begitu, ini wajar saja terjadi pada balita yang penu rasa ingin tahu dan selalu ingin menemukan mainan baru.
Alihkan minat anak pada kotorannya sendiri dengan memberi anak Anda banyak kesempatan bermain kotor atau berantakan, Moms. Ajak dia membantu Anda berkebun, membangun istana dari lumpur atau main tanah liat misalnya. Cegah juga anak merogoh atau membuka popoknya dengan memastikan Anda merekatkan pita atau ikatan popoknya dengan cukup kuat.
Boneka badut (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Boneka badut (Foto: Pixabay)
Boneka dan Teman Khayalan
Balita Anda terobsesi dengan boneka-bonekanya sampai sering menganggap mereka benar-benar nyata atau punya teman khayalan? Ini adalah reaksi normal balita dalam menghadapi dunia nyata yang sulit dimengerti dan seringkali membingungkannya. Sementara 'dunia' yang ia ciptakan dengan boneka-boneka atau teman khayalannya adalah dunia yang dianggapnya lebih ideal atau lebih nyaman.
ADVERTISEMENT
Jangan marahi anak, Moms. Cobalah menghargai dan memahaminya. Ketika Anda merangkul 'dunia' imajinernya, Anda menghargai kreativitasnya.
Kalau suatu ketika boneka kesayangnya hilang, rusak atau sekadar perlu dicuci, jadikan kesempatan untuk menunjukkan pada anak bagaimana dia dapat tetap hidup di dunia nyata dan semua akan baik-baik saja karena Anda akan selalu mendampinginya.