8 Mitos Seputar Persalinan dengan Epidural, Benar atau Salah?

1 September 2019 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil mau melahirkan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil mau melahirkan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Nyeri luar biasa saat proses persalinan tampaknya jadi salah satu hal yang paling ditakuti wanita. Apalagi jika Anda sudah pernah merasakan sebelumnya atau mendengar cerita teman. Jika ada cara untuk mengurangi rasa nyeri selama persalinan normal, Anda mungkin tak ragu untuk mengambilnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu metode yang populer adalah lewat anestesi epidural. Mengutip laman American Pregnancy, lebih dari 50 persen wanita yang melahirkan di rumah sakit di Amerika Serikat meminta disuntik epidural.
Epidural merupakan bius lokal yang diberikan oleh ibu menjelang persalinan untuk mengurangi rasa nyeri pada bagian pinggang ke bawah. Epidural pada umumnya disuntikkan ke daerah tulang belakang dan akan bekerja untuk melumpuhkan syaraf yang memberikan respons rasa nyeri untuk sementara waktu.
Nah Moms, sebagai ibu hamil, Anda mungkin pernah mendengar beberapa mitos seputar anestesi epidural saat persalinan. Jangan langsung percaya, kumparanMOM akan mengungkap mitos seputar epidural seperti dilansir Todays Parent.
Beberapa ibu percaya bahwa suntikan epidural memicu kemungkinan operasi caesar pada persalinan. Padahal kenyataannya tidak selalu seperti itu, Moms. Epidural sama sekali tidak meningkatkan kemungkinan operasi caesar, melainkan memicu persalinan forsep untuk membantu menarik bayi keluar.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi ibu hamil akan melahirkan. Foto: Shutterstock
Epidural hanya akan menghentikan rasa sakit dan membuat kaki Anda kebas saja, Moms, bukan untuk membuat seluruh tubuh Anda mati rasa. Anda pun harus tetap mendorong bayi keluar.
Moms, ibu yang memiliki tato di punggung bawah faktanya masih bisa kok diberi suntikan epidural. Biasanya ahli anestesi akan mencoba menemukan daerah mana yang tidak ada pewarna tato. Itu akan mengurangi risiko tercampurnya cairan epidural dengan tinta tato Anda.
Ilustrasi epidural saat melahirkan. Foto: Shutterstock
Sakit punggung selama kehamilan dan ketika persalinan sangat umum terjadi, Moms. Anda mungkin merasakan beberapa titik sakit di punggung selama beberapa hari setelah epidural, namun itu bukan penyebab sakit punggung tersebut.
ADVERTISEMENT
Kerusakan syaraf permanen setelah suntikan epidural sangat jarang terjadi. Dari 27 studi yang melibatkan 1,37 juta ibu hamil yang menerima epidural, hanya satu banding 240.000 yang diperkirakan mengalami risiko cedera neurologis persisten. Sementara satu dari 6.700 mengalami cedera neurologis.
Ilustrasi wanita mengalami perdarahan setelah melahirkan di rumah sakit Foto: Shutterstock
Sekitar satu dari 100 hingga satu dari 200 wanita mungkin mengalami komplikasi yang disebut sakit kepala setelah satu atau dua hari setelah epidural. Namun ini hanya terjadi jika jarum epidural menembus membran tepat di luar ruang epidural sehingga menyebabkan kebocoran cairan tulang belakang.
Sakit kepala tersebut biasanya merupakan respons obat penghilang rasa sakit. Namun jika dirasa parah, Anda mungkin harus berkonsultasi dengan dokter sebelum meninggalkan rumah sakit atau Anda mungkin akan disarankan untuk pulang dan meminum obat sakit kepala dulu jika terus meneruk.
ADVERTISEMENT
Moms, suntikan epidural tidak ada hubungannya dengan bayi Anda sama sekali. Namun jika Anda tidak menyuntikan epidural dan memilih meminum obat penghilang rasa sakit intravena, ini berpotensi bisa membuat bayi Anda mengantuk.
Tapi kantuk ini bersifat sementara saja kok, Moms. Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa suntikan epidural ini tidak mempersulit ibu untuk menyusui.
Wajah ibu yang baru melahirkan. Foto: Shutter Stock
Kebanyakan ibu bisa mendapatkan suntikan anestesi epidural saat persalinan, tapi ada beberapa kasus di mana epidural mungkin tidak aman. Misalnya, jika Anda memiliki gangguan darah, sering meminum obat pengencer darah, menderita masalah tulang belakang, dan masalah neurologis tertentu. Biasanya dokter kandungan atau bidan akan merujuk Anda untuk konsultasi antenatal dengan ahli anestesi.
ADVERTISEMENT