Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
9 Hal Ini Bisa Menyebabkan ASI Perah Anda Berkurang
29 Oktober 2018 19:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Produksi ASI perah yang banyak dan stabil, ibu mana yang tidak menginginkannya? Apalagi bila Anda adalah seorang ibu bekerja yang selalu membawa pulang botol-botol ASI hasil memompa payudara di kantor!
ADVERTISEMENT
Namun ada kalanya, ASI perah yang Anda pompa hasilnya berkurang. Misalnya bila biasanya Anda dapat hingga 100 ml ASI perah setiap kali memompa, tiba-tiba saja menurun jadi 80 atau bahkan 60 ml saja.
Nah Moms, tidak ingin kan ini terjadi? Karena itu ketahui 9 penyebab ASI perah bisa menurun seperti yang kumparanMOM rangkum di bawah ini:
1. Jarang menyusui langsung
Selain harus rutin memompa payudara, untuk menjaga produksi ASI tetap stabil Anda juga perlu tetap sesering mungkin menyusui langsung. Ini karena prinsip ASI, yaitu supply by demand. Jika 'permintaan'-nya sedikit, maka ASI yang diproduksi juga pasti sedikit.
Payudara Anda, sangat peka dengan permintaan dari bayi. Ya Moms, hisapan bayi jauh lebih kuat dan mampu mengosongkan payudara lebih baik dibandingkan pompa yang paling canggih sekalipun. Begitu payudara dihisap bayi hingga kosong, produksi ASI pun segera terjadi.
ADVERTISEMENT
2. Konsumsi obat-obatan tertentu yang berdampak pada produksi ASI
Bila Anda kebetulan tengah jatuh sakit, konsultasi ke dokter untuk mendapat penanganan dan obat yang tepat. Jangan lupa katakan pada dokter bahwa Anda sedang menyusui. Tujuannya agar dokter bisa menyesuaikan jenis obat yang paling aman buat Anda.
3. Stres
Sumber stres memang bisa dari mana saja, seperti akibat lelah melahirkan dan stres karena pekerjaan di kantor. Coba tanamkan dalam diri, stres adalah hal lumrah terjadi dan bisa menimpa siapa saja.
Anda tentu tidak mau si kecil jadi kekurangan nutrisi kan, Moms? Maka dari itu kelolalah stres yang Anda alami, demi produksi ASI perah yang optimal.
4. Tidak mendapat dukungan psikologis
ADVERTISEMENT
Ibu yang merasa tidak aman secara psikologis, karena mendapat tekanan dari keluarga maupun lingkungan sosialnya, juga bisa mengurangi produksi ASInya. Bila Anda mengalaminya, ini waktunya membicarakan hal ini dengan suami, dan cobalah bersama saling mendukung demi lancarnya pemberian ASI buat si kecil, Moms.
5. Punya kebiasaan merokok.
Dikutip dari laman Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), kebiasaan merokok pada ibu menyusui bisa mengurangi hormon prolaktin di tubuh ibu, itulah yang jadi penyebab produksi ASI menurun.
6. Haid
Periode menstruasi memang bisa mengurangi jumlah ASI perah Anda. Tapi jangan khawatir, seusai haid, volume ASI Anda akan berangsur-angsur kembali pada jumlah yang biasanya.
Meski begitu, Anda masih bisa membantu meningkatkan produksi ASI secara alami dengan banyak istirahat, banyak minum air putih dan makanan yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Seperti katuk, edamame, bayam dan kacang almond.
ADVERTISEMENT
7. Tidak memanfaatkan 'pancingan'
Salah satu faktor agar produksi ASI perah melimpah, itu karena berkat 'pancingan.' Apa maksudnya? Yaitu memerah ASI dengan memancing refleks let-down, yang membuat ASI bisa mengalir keluar.'
Caranya, pompalah ASI saat Anda sedang berada dekat dengan bayi yang tengah tidur. Perasaan saat memperhatikan bayi tercinta bisa memancing produksi ASI Anda! Atau bila tidak sedang bersamanya, cobalah memerah sambil memandangi foto dan video-video dari ponsel Anda.
8. Melupakan pentingnya pijatan pada payudara
Tidak rutin memijat payudara memang bisa membuat produksi ASI perah berkurang, Moms. Mulai sekarang, yuk rutin pijat payudara sebelum dan setelah pompa, agar produksi ASI perah bisa didapatkan dalam volume yang banyak dan stabil.
ADVERTISEMENT
9. Kurang minum air putih dan makanan berserat
Apa yang Anda konsumsi memang bisa memengaruhi ASI Anda. Untuk mendukung kerja kelenjar pembuat ASI, rutin minum air putih sesuai jumlah yang dibutuhkan, serta rutin konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur.