Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ajarkan Anak Lepas dari Popok dan BAB Sendiri dengan Toilet Training
3 Juni 2017 11:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Menyaksikan buah hati bisa berjalan setelah menginjak usia satu tahun merupakan salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup. Menyaksikan anak berlarian kesana kemari dengan riangnya menandakan anda berhasil mendampingi anak tumbuh dengan baik.
ADVERTISEMENT
Namun, jangan keburu merasa lega dulu. Karena sebagai orang tua, ada tugas penting berikutnya yang menanti. Adalah toilet training, alias proses mengajari anak untuk buang air kecil dan besar menggunakan toilet sendiri, layaknya orang dewasa.
Sejak lahir hingga berusia satu tahunan, bayi terbiasa menggunakan popok. Karena pada rentang usia tersebut, bayi masih belum bisa mengontrol keinginan buang airnya dengan baik.
Jika dilihat dari usia, bayi baru bisa mulai diajari toilet training saat menginjak usia satu setengah tahun. Namun kesiapan ini tentunya berbeda pada setiap anak.
Ada yang baru siap ketika berusia dua tahun, namun tak sedikit juga yang baru bisa mempraktikkannya dengan sempurna saat berusia dua setengah tahun. Hal ini wajar adanya.
ADVERTISEMENT
Aspek fisik dan emosional anak jadi hal penting yang harus diperhatikan. Orangtua harus peka dan jeli dalam menilai kesiapan anak.
Anda bisa memulai pelatihan toilet training jika sang anak sudah mulai bisa memberi tanda jika ia ingin buang air. Perhatikan juga kondisi popok anak.
Lihat apakah popok anak tetap berada pada kondisi kering atau tidak setelah bangun tidur, jarang BAB di popok pada malam hari, hingga keteraturan jam buang air kecil atau besarnya. Jika si kecil sudah menunjukkan tanda positif pada kondisi popoknya, maka anda sudah bisa mulai memberikan toilet training pada anak.
Agar bisa berhasil, orang tua juga harus pintar-pintar dalam mengajari toilet training kepada anak. Berikut tips yang bisa diterapkan!
ADVERTISEMENT
1. Perkenalkan Anak dengan Toilet
Mulai dari hal dasar. Jelaskan secara sederhana apa itu toilet, apa fungsinya, dan bagaimana cara menggunakannya. Bantu anak untuk duduk dengan baik dan benar di atas kloset, anda bisa menggendongnya. Jangan lupa untuk mengajari si kecil membersihkan alat kelaminnya dengan baik dan benar. Juga untuk selalu cuci tangan dan menyiram toilet setelah ia selesai menggunakannya.
Jika si kecil tampak belum terlalu siap menggunakan toilet, anda bisa coba menggunakan pispot atau potty chair untuk anak-anak. Ajari dengan cara yang sama. Tanamkan konsep bahwa jika sedang ingin buang air, ia harus segera pergi menuju pispot atau toilet.
2. Gunakan Cara Menarik
Agar si kecil bersemangat menjalani toilet training, anda bisa menghias toilet dengan stiker atau tempelan menarik, bahkan meletakkan mainan kesayangannya di toilet. Semua demi memancing rasa antusias anak. Anda juga bisa memberlakukan sistem reward dan memberi hadiah setiap kali anak berhasil menggunakan toilet.
ADVERTISEMENT
3. Selalu Beri Pujian
Setiap kali si kecil berhasil menggunakan toilet dengan baik, jangan pernah lupa untuk memberikan pujian. Ini sangat penting, karena bisa memberi motivasi lebih bagi anak untuk terus menggunakan toilet. Jangan sampai anak jadi trauma dan takut pada toilet akibat reaksi anda yang kurang bersahabat saat ia belum berhasil menggunakan toilet. Ajari dengan sabar jadi salah satu kunci utama agar anak berhasil menjalankan tugasnya.
4. Konsisten
Sekali anda sudah memulai toilet training, jangan pernah berhenti. Lakukan terus dengan konsisten hingga terbangun kebiasaan dan konsep dalam kepala anak. Semua agar si kecil tidak bingung.
Namun satu hal yang harus diingat, proses yang dialami setiap anak berbeda-beda. Ada yang cepat memahami, namun ada juga yang tidak. Yang dibutuhkan hanyalah kesabaran, ketenangan, dan konsistensi saat mengajari si kecil.
ADVERTISEMENT
Moms, selamat mencoba!