Alergi Makanan dan Debu Sering Dialami Anak, Orang Tua Harus Waspada

6 April 2017 13:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Alergi pada anak berubah sesuai usia (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Alergi pada anak berubah sesuai usia (Foto: thinkstock)
Ada banyak faktor yang memicu terjadinya alergi pada si kecil, salah satunya adalah faktor genetik yang memiliki pengaruh cukup besar untuk menyebabkan anak mengalami alergi.
ADVERTISEMENT
Namun selain itu, anak yang lahir dari orang tua yang tidak memiliki riwayat alergi juga bisa mengalami alergi. Alergen atau pencetus alergi yang paling sering menyebabkan seorang anak mengalami alergi berasal dari makanan dan sesuatu yang dihirup.
Telur dan susu, pemicu alergi utama (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Telur dan susu, pemicu alergi utama (Foto: thinkstock)
Pada anak yang berusia di bawah tiga tahun, kemungkinan alergi yang terjadi adalah alergi makanan, seperti alergi susu sapi, kacang kedelai, kacang tanah, makanan laut, gandum, telur dan ikan. Tetapi semakin akan tumbuh besar, jenis alerginya bisa berubah menjadi alergi pada sesuatu yang bisa dihirup.
Menurut Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan mengatakan jika bakat alergi timbul selama periode usia tertentu.
"Alergi makanan menjadi manifestasi penyakit alergi yang sering terjadi pada awal-awal kehidupan dan puncaknya adalah sampai anak berusia tiga tahun," jelas Prof. Budi saat ditemui kumparan (kumparan.com) di The Hook Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (5/4).
ADVERTISEMENT
Ia mengimbau para orang tua untuk mengetahui kondisi alergi anak yang sebenarnya. Jika anak memiliki bakat alergi dan telah menginjak usia diatas tiga tahun, jenis alergi pun akan berubah seiring pertambahan usia, misalnya saja dari alergi makanan menjadi alergi yang dihirup.
Debu pada boneka menjadi pemicu alergi (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Debu pada boneka menjadi pemicu alergi (Foto: thinkstock)
"Alergen dari sesuatu yang terhirup berasal dari tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoa, serpihan kulit binatang dan jamur kapang. Bulu boneka yang kotor juga bisa memicu anak terkena alergi," tutur professor yang praktik di RS Hasan Sadikin Bandung itu.
Orang tua juga patut mengawasi anak mereka yang gemar bermain di luar. Karena debu jalanan atau tanah juga bisa memicu alergi. Jika anak sudah mengalami alergi, orang tua perlu memeriksakan hal ini ke dokter dan memperhatikan setiap tingkah laku anak, jangan sampai orang tua salah mendiagnosa alergi si kecil.
ADVERTISEMENT