Anak Demam, Bengkak, dan Nyeri Setelah Imunisasi, Normalkah?

27 April 2019 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi demam setelah imunisasi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi demam setelah imunisasi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemberian imunisasi merupakan cara tepat melindungi diri dari penyakit berbahaya, yang bahkan bisa menyebabkan kecacatan dan kematian pada bayi, balita, anak bahkan remaja dan orang dewasa.
ADVERTISEMENT
WHO menyebut, imunisasi dapat memproteksi lebih dari 25 penyakit, di antaranya difteri, campak, pertusis, polio, hingga tetanus. WHO juga memperkirakan, imunisasi bisa mencegah sekitar 2-3 juta kematian di dunia setiap tahun. Karena itu, imunisasi layak dijadikan salah satu investasi kesehatan yang efektif, lagi hemat, bagi seluruh anggota keluarga Anda.
Meski begitu, masih saja ada kelompok yang menolak vaksin atau imunisasi karena menganggap vaksin atau imunisasi berbahaya. Salah satu hal yang dijadikan 'bukti' oleh mereka, adalah kondisi di mana anak bisa mengalami demam, bengkak atau nyeri setelah imunisasi.
Tak perlu ragu, imunisasi penting, bermanfaat dan aman, Moms! Foto: Shutterstock
Menanggapi hal ini, Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi., Sekretaris Satgas Imunisasi IDAI dalam keterangan tertulis yang diterima kumparanMOM mengungkap, demam, bengkak, nyeri setelah imunisasi adalah reaksi normal dan tidak berbahaya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kadang-kadang juga bisa terjadi kemerahan, bengkak, hingga bisul berisi bernanah di sekitar tempat suntikan. Tapi, tak perlu sampai dibuat khawatir berlebihan karena akan menghilang sendiri dalam beberapa hari.
"Demam setelah imunisasi tidak ada hubungan dengan kualitas vaksin atau kualitas perlindungannya," katanya.
Orang tua perlu memberi imunisasi lengkap pada anak. Foto: Shutterstock
Tapi mungkin si kecil akan lebih rewel dari biasanya, ini bisa dimengerti karena ia pun tak merasa nyaman dengan demam yang tengah menyerangnya, Moms.
Prof. DR. dr. Soedjatmiko menyarankan orang tua bisa untuk memberikan obat penurun panas tiap 4 jam sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter/perawat/bidan. Selain itu pakaikan anak baju yang tipis, memastikan anak untuk minum lebih sering, dan bila panas tinggi boleh dikompres dengan air es.
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, bila panas tinggi, atau berlanjut lebih dari 2 hari, sebaiknya dibawa kembali ke tempat imunisasi, untuk pemeriksaan lebih lanjut.
______________________
kumparanMOM mendukung penuh Pekan Imunisasi Dunia dengan menyiapkan puluhan artikel tentang imunisasi sepanjang minggu ini khusus untuk Anda, Moms.
Baca semuanya dengan mengikuti topik Pekan Imunisasi Dunia dan jangan lupa sebarkan pada seluruh keluarga dan teman-teman Anda, ya.