Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Bertambahnya usia, membuat anak jadi lebih penasaran dengan alat kelaminnya. Ya, Anda mungkin pernah memergoki anak laki-laki Anda memegang atau bahkan memainkan alat kelaminnya.
ADVERTISEMENT
Hmm, apakah hal itu wajar?
Moms, jangan langsung marah jika Anda menemukan kondisi tersebut. Anda mungkin berpikir, memegang penis adalah aktivitas yang tidak sopan. Padahal, mengutip Very Well Family, sebenarnya normal-normal saja jika anak laki-laki yang berusia 2-6 tahun sering memegang alat kelaminnya.
Daripada memarahinya, lebih baik Anda mencari tahu penyebab anak suka memegang atau memainkan penisnya. Bisa jadi, anak melakukan hal itu karena merasa ada yang tidak nyaman di alat kelaminnya.
Jika setelah diperiksa, memang ada masalah kesehatan pada penis anak, seperti timbul ruam merah, ada kulit yang mengelupas, ataupun bengkak, maka segera periksakan kondisi anak ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Anda juga bisa memeriksa popoknya. Bisa jadi si kecil suka memegang alat kelaminnya kare popoknya penuh. Hal itu tentu bisa membuatnya merasa tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
Popok yang penuh atau ukuran yang terlalu ketat sebaiknya segera diganti. Kedua hal itu bisa memicu reaksi gatal dan iritasi di area kelamin anak . Popok yang tidak cocok dengan kulit anak juga sebaiknya segera diganti dengan merek popok lain, Moms.
Tapi, jika hal-hal di atas bukanlah penyebabnya, maka ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Sebelumnya Anda perlu tahu, bahwa memainkan alat kelamin merupakan bentuk eksplorasi lain terhadap tubuh anak. Dengan memegang alat kelaminnya, si kecil akan mendapatkan rasa 'tidak biasa' yang oleh orang dewasa dikenal dengan rasa erotis.
Jika memergoki anak tengah memainkan alat kelaminnya, yang perlu Anda lakukan adalah menelusuri penyebabnya. Dengan mengetahui penyebabnya, akan lebih mudah bagi Anda untuk membantu mengatasi dan menghentikan kesenangannya itu. Bisa jadi kegemarannya memainkan alat kelamin dikarenakan oleh kecemasannya. Misalnya karena kehadiran adik atau khawatir akan perceraian orang tua.
Anda juga bisa mengalihkan perhatian anak agar mengurangi kebiasaan memainkan alat kelaminnya. Misalnya saja dengan mendorong si kecil mengembangkan minatnya seperti menggambar atau bermain balok.
ADVERTISEMENT
Namun, bila masalahnya adalah anak merasa kurang kasih sayang, Anda perlu meluangkan waktu lebih banyak bersamanya dan memberikan perhatian yang diperlukannya. Anda juga bisa berbicara soal kebiasaan anak ini sesuai dengan usianya. Tapi ingat, Anda harus bicara baik-baik dengan anak dan jangan menghakiminya.
Menurut psikolog perkembangan anak dari Amerika Serikat, Mussen Satterfiled orang tua sangat dianjurkan untuk menjawab pertanyaan anak tentang masalah seksualitas dengan jujur, realistis, dan dengan cara yang santai namun logis. Sebelum menjawab pertanyaan si kecil, Anda perlu menanyakan apa yang diketahui anak, agar pemahamannya yang salah dapat dikoreksi.
Tapi ingat, hindari membanjiri anak dengan berbagai informasi. Cukup dengan menjawab apa yang ditanyakannya saja dan sesuai usianya saja, Moms. Bila sudah mencoba menanganinya sendiri, namun belum berhasil, tak ada salahnya untuk berdiskusi dengan ahli untuk mendapatkan jawaban yang lebih tepat.
ADVERTISEMENT