Anak yang Suka Melamun Lebih Pintar, Benarkah?

27 Maret 2018 12:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak menyendiri (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak menyendiri (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Pernahkan anak Anda menatap sesuatu padahal pikirannya melayang entah di mana? Atau dia seolah diam memerhatikan, namun ketika dipanggil tidak merespons? Ya, itulah kondisi ketika anak Anda sedang melamun atau day dreaming.
ADVERTISEMENT
Anak yang sering melamun biasanya dilabeli tidak fokus, sulit konsentrasi dan pemalas. Bahkan, ada pula yang dicap nakal.
Tapi teori tersebut dibantah oleh sebuah penelitian berjudul Daydreaming Kids May Be Brighter, Say Scientists. Dilansir Huffington Post, penelitian tersebut menunjukkan anak yang suka melamun bisa jadi lebih pintar.
Dua orang anak yang sedang belajar (Foto:  Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Dua orang anak yang sedang belajar (Foto: Pexels)
Studi itu dilakukan oleh Daniel Levinson, seorang psikolog di University of Wisconsin yang dipublikasikan secara online di Psychological Science. Dalam penelitian itu, Daniel menemukan adanya hubungan antara pikiran dan kecerdasan.
Peneliti memeriksa secara berkala ketika anak sedang melamun. Percobaan dilakukan dengan mengingat huruf yang diselingi soal matematika. Anak-anak juga diminta menekan tombol untuk merespons pertanyaan sambil menghitung napas mereka. Di akhir, para peneliti memberikan skor.
ADVERTISEMENT
Hasilnya cukup mengejutkan, anak-anak yang melamun diketahui memiliki pemahaman membaca yang baik, memiliki memori kerja otak yang baik hingga kemampuan multitasking yang tinggi.
“Jika anak Anda suka sedikit melamun, saya pastikan Anda tidak perlu khawatir tentang hal itu,” ucap Roberts, salah seorang terapis kognitif kepada Parentdish.
Dukung anak agar semangat belajar kembali (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Dukung anak agar semangat belajar kembali (Foto: Pixabay)
Hubungan lain pada anak yang suka melamun dengan kecerdasan, menurut penelitian itu, berkaitan juga dengan kebosanan anak yang merasa pekerjaan sekolahnya ‘biasa’ saja. Sehingga, melamunlah yang biasanya dilakukan.
Ketika anak melamun di saat mengerjakan tugas sekolah, tambah Robert, maka orang tua atau guru hanya perlu menginovasikan cara belajarnya. Sampaikan dengan cara yang tidak membuat anak cepat bosan.
Ingat Moms, otak anak adalah perekam yang kuat. Bisa jadi, anak melamunkan hal yang ia amati, alami, hingga tonton sehari-hari. Maka dari itu, tetap jadi contoh yang baik dan jaga anak Anda.
ADVERTISEMENT
Arahkan lamunan untuk menunjang kreativitasnya. Semoga berhasil.