Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Anjuran Mengonsumsi Susu dan Yoghurt Menurut Ahli Nutrisi
11 Desember 2017 13:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Susu maupun yoghurt biasa dikonsumsi oleh perempuan atau laki-laki, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Manfaatnya terkait proses melancarkan pencernaan dan perkembangan kalsium menjadi daya tarik.
ADVERTISEMENT
Namun, yoghurt sejatinya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi berlebihan. Selain itu, perlu ada batasan usia yang diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan tersebut.
Ahli nutrisi, Emilia Achmadi, memaparkan anjuran terbaik dalam mengonsumsi yoghurt. "Yoghurt bisa dikonsumsi oleh siapa saja, hanya saja sebenarnya ada batasan tersendiri untuk seseorang yang ingin mengonsumsinya," papar Emilia ketika ditemui kumparan (kumparan.com) Kamis (7/12).
"Standarnya, untuk memenuhi kebutuhan gizi, seseorang perlu mengonsumsi setidaknya 350-600 cc susu per harinya. Tapi, itu dianjurkan untuk anak yang masih kecil, karena mereka cenderung mengonsumsi (yoghurt) lebih banyak daripada orang dewasa pada umumnya. Namun, saat anak semakin besar, mereka tidak hanya mengonsumsi produk dairy, tetapi mereka juga memerlukan makanan berat yang mengandung karbohidrat lebih banyak," paparnya panjang lebar.
ADVERTISEMENT
Menurut Emilia, saat anak semakin beranjak dewasa, maka konsumsi susu setidaknya sebanyak 350 ml atau satu kotak susu kecil dengan kombinasi 1 cup yoghurt sebanyak 125 gr. Maka itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari.
Akan tetapi, perlu diingat oleh para orang tua, bahwa produk dairy yang berbasis susu sapi sebaiknya diberikan untuk anak-anak di atas usia 1 tahun. Terlebih untuk mereka yang memang tidak memiliki masalah tertentu pada pencernaannya.
"Di beberapa negara, ada yang diperbolehkan mengonsumsi yoghurt di atas umur 2 tahun. Masing-masing negara memiliki standarisasinya sendiri. Alasannya, karena protein yang ada dalam susu sapi berbeda dengan protein yang berasal dari ASI (air susu ibu). Sehingga, hal itu tergantung dengan fungsi dan kesiapan pencernaan masing-masing individu," ungkap Emilia yang juga penggemar produk dairy ini.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut lagi, Emilia mengimbau agar para orang tua teliti dalam memberikan camilan untuk sang buah hati. Meskipun anak-anak di atas usia 1 hingga 2 tahun telah diperbolehkan untuk mengonsumsi yoghurt, namun kandungan di dalamnya perlu diperhatikan. Anak kecil bisa dengan mudah tersedak oleh potongan buah-buahan kecil yang seringkali terdapat dalam yoghurt.

Mengenai waktu mengonsumsi susu dan yoghurt terbaik, Emilia menjelaskan bahwa tidak ada anjuran khusus yang berkaitan dengan hal itu.
"Tidak ada ketentuan khusus untuk mengonsumsinya. Hanya saja, jika dirasa anda sudah makan banyak dan merasa kembung, maka jangan dipaksakan untuk mengonsumsi yoghurt ataupun susu. Jika dipaksa, hal itu bukan hanya menyebabkan kembung, tetapi juga perasaan mual dan akhirnya muntah. Penting untuk menyesuaikannya dengan kebiasaan kita sehari-hari, tidak harus dipaksakan harus mengonsumsi di pagi atau malam hari," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengingatkan untuk tidak terlalu banyak meminum susu atau yoghurt, apalagi di saat bersamaan. "Mungkin memang ada beberapa orang yang sanggup mengonsumsi susu atau yoghurt secara berlebihan, tapi saya selalu percaya bahwa 'balance is everyhthing'. Jangan sampai terlalu banyak mengonsumsinya, sehingga kita jadi tidak makan makanan berat seperti biasanya," ungkap Emilia.
Emilia mengimbau agar para orang tua dapat berperan aktif untuk membatasi apa yang dikonsumsi anak sehari-hari. Meskipun susu dan yoghurt kaya akan vitamin, namun bukan satu-satunya yang dibutuhkan dalam perkembangan anak.
"Ini juga bukan jalan pintas untuk asupan gizi dan nutrisi untuk anak," tutupnya mengakhiri perbincangan.