Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pada orang dewasa, terkadang Anda menjumpai bayi mendengkur ketika tidur.
ADVERTISEMENT
Bayi yang mendengkur terjadi karena jalan napasnya yang berukuran kecil terganggu, alhasil udara yang masuk menimbulkan getaran pada jaringan di tenggorokan. Mengorok normal terjadi pada hampir tiap bayi, dan berangsur-angsur menghilang semakin bertambah usianya.
Namun jika tidak semakin mereda, dengkuran bisa jadi merupakan pertanda anak sedang mengalami gangguan kesehatan. Di antaranya bayi mengalami hidung mampet, pembengkakan pada amandel, alergi, maupun asma.
Posisi tidur yang tepat bisa meredakan dengkuran. Atur agar posisi tidurnya telentang dan miringkan kepalanya ke satu arah. Setelah beberapa waktu, miringkan kepala ke bagian yang lain. Hal ini dimaksudkan agar jalan napasnya berjalan lancar.
Di samping mendengkur, perhatikan pula ritme pernafasan yang berubah-ubah, Moms. Polanya cepat di awal kemudian melambat, dan seolah terhenti selama 5-10 detik dan kembali normal.
ADVERTISEMENT
Menurut Gary E. Freed, profesor pediatri dan direktur Children's Apnea Center dari Emory University School of Medicine, AS, yang dikutip dari Baby Center , hal ini disebut pernafasan periodik, dan memang kerap ditemui pada bayi sampai ia berusia 6 bulan.
Kapan mesti dibawa ke dokter?
Jawabannya, bila napas bayi berhenti lebih dari 20 detik. Kemungkinan si kecil mengalami sleep apnea, atau gangguan tidur serius yang mengakibatkan pernafasan terhenti dan membuat otak tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup. Selain itu bila bayi ngorok terus-terusan tiap malam dan tidak kunjung mereda, dan bila suara dengkurannya sangat keras.