Avengers Infinity War: Oke Enggak Sih, untuk Ditonton Anak?

27 April 2018 12:41 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Avengers Infinity War - COVER (Foto: Marvel Studio)
zoom-in-whitePerbesar
Avengers Infinity War - COVER (Foto: Marvel Studio)
ADVERTISEMENT
Mau ke mana dengan si kecil akhir pekan ini, Moms? Kalau ingin memasukkan acara nonton ‘Avengers: Infinity War’ dalam agenda Anda, sebaiknya baca dulu artikel ini.
ADVERTISEMENT
Film produksi Marvel Studio ini memang sudah lama dinanti-nanti para pemuja superhero. Maklum, Marvel memang terkenal dengan deretan film blockbuster-nya. Bahkan seri terbaru Marvel yang baru rilis pada 25 April 2018 kemarin dilaporkan telah meraup sebesar USD 248 juta atau sekitar Rp 3,4 triliun di seluruh dunia.
Angka ini membawa Avengers sebagai film dengan rekor pembukaan domestik terbesar dalam sejarah. Sebelumnya, rekor ini terjadi pada film ‘Star Wars: The Force Awakens’ di tahun 2015.
The Avengers menjaga keutuhan bumi (Foto: Dokumentasi Marvel)
zoom-in-whitePerbesar
The Avengers menjaga keutuhan bumi (Foto: Dokumentasi Marvel)
Diberi rating 13 tahun ke atas, tampaknya juga tidak membuat antusiasme masyarakat untuk menontonnya bersama anak jadi berkurang.
Yessy, ibu tiga anak usia sekolah dasar dari Jagakarsa, Jakarta Selatan misalnya, mengaku sudah membuat janji nobar alias nonton bareng film ini bersama beberapa orang tua teman sekelas anaknya.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan Rio, ayah dua putra usia 4 dan 9 tahun yang tinggal di BSD. Akhir pekan ini sengaja menolak penugasan ke luar kota dari kantor demi nonton bersama dengan dua jagoan kecilnya. "Mereka suka banget semua film Avengers! Punya banyak kaus, tas, topi, kotak bekal dan mainannya juga." ujarnya.
Ini memang keputusan Anda sebagai orang tua. Tapi tetap waspada ya, Moms. Sekeren apapun satu film yang banyak dibicarakan orang, Anda perlu memilah dan memilih dengan bijak. Pertimbangkan tidak hanya soal usia tapi juga kesiapan anak untuk menontonnya.
Film yang tidak menyeramkan untuk satu anak, bisa saja meninggalkan kesa berbeda untuk anak yang lain meski keduanya seusia. Karena tentu saja, setiap anak unik dan berbeda. Artinya, oke tidaknya satu film untuk anak, tidak bisa dipukul rata, Moms.
ADVERTISEMENT
Jadi, usahakanlah menonton dulu film yang hendak ditonton anak. Ini penting agar Anda benar-benar dapat menjadi 'lembaga sensor' pribadi yang paling tahu kebutuhan dan kesiapan si kecil. Jangan lupa minta tanyakan juga pendapat orang tua lain yang sudah menontonnya dan dapat Anda percaya.
Bruce dan Tony di Sanctum Sanctorum (Foto: Marvel)
zoom-in-whitePerbesar
Bruce dan Tony di Sanctum Sanctorum (Foto: Marvel)
kumparanMOM (kumparan.com) sendiri, merangkum beberapa hal yang mungkin dapat jadi pertimbangan Anda sebelum mengajak si kecil menontonnya:
1. Film Marvel yang paling intens
Orangtua perlu tahu bahwa Avengers: Infinity War adalah film Marvel Cinematic Universe yang paling intens sejauh ini. Memang cukup banyak humor dan adegan atau percakapan yang ringan dan menghibur sepanjang film, tetapi tetap saja film ini terasa lebih 'kelam' daripada film-film Marvel Cinematic Universe (MCU) sebelumnya.
ADVERTISEMENT
2. Hati-hati nggak nyambung
Untuk dapat menikmati ‘Avengers: Infinity War’ dengan maksimal, Anda butuh cukup pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi di film-film MCU lainnya. Orang yang tidak pernah mengikuti kisah para superhero Marvel sebelumnya, bisa saja merasa enggak nyambung dengan alur dan plot ceritanya. Maklum, film ini adalah klimaks dari kisah yang sudah dibangun selama 10 tahun.
Jadi bila ingin memahami betul keseluruhan ceritanya (dan enggak perlu repot tanya sana-sini), Anda harus mengajak anak lebih dulu nonton film MCU mlai dari Iron Man 1 sampai Black Panther. Terutama bila anak Anda termasuk anak yang suka bertanya selama menyaksikan sebuah film. Siap-siap kewalahan memberi penjelasan, Moms!
Thanos - Musuh Terkuat Avengers (Foto: Marvel Studio)
zoom-in-whitePerbesar
Thanos - Musuh Terkuat Avengers (Foto: Marvel Studio)
3. Banyak adegan kekerasan bahkan pembunuhan massal
ADVERTISEMENT
Dibandingkan film MCU sebelumnya, sepertinya adegan kekerasan yang ditampilkan kali ini dinaikkan levelnya. Kalau pada film-film sebelumnya penonton biasa menyaksikan bangunan yang dihancurkan, perkelahian besar dan pesawat ruang angkasa yang meledak, di film kali ini kita disuguhi yang lebih menegangkan.
Thanos (Josh Brolin), yang berusaha memperoleh permata kosmik kuat yang disebut "Infinity Stones" telah menjadi elemen penting dalam film Marvel Cinematic Universe sebelumnya, berencana melakukan pembunuhan masal atau genosida karena ia percaya itu satu-satunya cara untuk menghentikan manusia menggunakan semua sumber daya alam semesta.
Hampir semua pahlawan layar lebar Marvel berusaha menghentikannya. Termasuk Avengers Iron Man (Robert Downey, Jr.), Captain America / Steve Rogers (Chris Evans), Thor (Chris Hemsworth), Black Widow (Scarlett Johansson) , Spider-Man (Tom Holland), Black Panther (Chadwick Boseman), Doctor Strange (Benedict Cumberbatch), dan Guardians of the Galaxy, yang dipimpin oleh Star-Lord (Chris Pratt) dan Gamora (Zoe Saldana).
ADVERTISEMENT
Namun usaha Thanos benar-benar tidak main-main bahkan menakutkan. Inilah yang akhirnya mengarah ke adegan pertempuran-pertempuran, penyiksaan dan kematian. Termasuk adegan di mana Thanos dengan brutal 'menghabisi' salah satu Avengers yang mungkin dipuja anak Anda.
Jadi meski bukan termasuk film yang mengumbar cipratan darah, tapi bisa saja film ini membuat anak sedih, takut, kecewa atau emosional.
Captain America menahan serangan Thanos (Foto: Marvel Studios)
zoom-in-whitePerbesar
Captain America menahan serangan Thanos (Foto: Marvel Studios)
4. Siap-siap dengan kata-kata kasar
Kata-kata kasar dalam bahasa Inggris seperti: "s-t," "a-hole," "d-mn," dan beberapa kata lain juga beberapa kali akan Anda temui dalam film ini. Tetapi Anda tidak perlu khawatir dengan adegan seks, enggak ada kok, Moms. Meski begitu tetap ada beberapa adegan ciuman.
Nah, bagaimana Moms? Tetap ingin mengajak anak menyaksikannya? Bila, ya, jangan lupa ajak si kecil ngobrol atau berdiskusi setelahnya untuk membantu anak mengelola emosi yang mungkin dirasakannya.
ADVERTISEMENT
Anda juga dapat memanfaatkan waktu diskusi ini untuk menyampaikan pesan-pesan positif yang dapat dipetik dari film ini.
Misalnya tetang pentingnya kerjasama dan keberanian, tentang apa yang terjadi ketika rencana para superhero tidak berjalan seperti yang mereka harapkan? Atau pancing anak berpendapat dengan bertanya mengapa kerja sama sebagai tim merupakan kekuatan yang paling utama?
Gali juga pendapat anak tentang keberagaman. Kaitkan dari bagaimana keberagamanan karakter, fisik, ras, gender maupun kekuatan para superhero justru menjadi hal yang sangat penting.
Atau ajak anak berdiskusi tentang konsep pengorbanan. Apakah ia dapat menangkap berbagai jenis pengorbanan dalam film? Bagaimana pengorbanan seseorang bisa sangat berperan dalam kehidupan?
Pastikan juga anak menceritakan pada Anda hal-hal yang mungkin membuatnya resah, sedih atau takut setelah menonton film ini. Yakinkan pada anak bahwa ia akan baik-baik saja dan Anda akan selalu mendampinginya.
ADVERTISEMENT