Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita tersebut tentunya tak hanya menyita perhatian orang tua, tapi juga anak-anak. Melalui siaran televisi, anak-anak biasanya mengetahui dan mengikuti perkembangan berita bom tersebut. Atau bisa saja, dari orang-orang dewasa di sekitarnya.
Tentunya, anak bisa saja merasa cemas bahkan takut saat mengetahui kabar seperti ini. Karenanya, sebagai orang tua, Anda harus bisa bijak bersikap dalam menanggapi reaksi si kecil.
Menurut Vera Itabiliana, psikolog anak di Lembaga Psikologi Terapan UI, ada beberapa hal yang bisa Anda terapkan dalam menanggapi situasi tersebut, seperti:
1. Tetap Tenang
Orang tua tetap harus tenang dan tidak menularkan kekhawatiran yang berlebih pada anak.
"Tetap tenang intinya. Anak itu kan sangat terpengaruh dengan lingkungan terdekatnya ya, kalau misalnya orang tua takut, cemas mereka juga ikutan. Tapi kalau kita (sebagai orang tua) tenang, anak juga akan tenang," ujar Vera Itabiliana saat dihubungi kumparanMOM (kumparan.com), Sabtu (13/5).
ADVERTISEMENT
Menunjukkan sikap tenang dapat dilakukan dengan menjalani rutinitas seperti biasa, Moms. Misalnya, jika hari ini Anda ingin pergi ke mal bersama anak, lakukanlah. Jangan karena ada berita teror bom, Anda jadi takut pergi ke luar bersama anak. Hal tersebut, secara tidak langsung, bisa menimbulkan kekhawatiran di diri si kecil.
2. Hindari Anak Mengikuti Berita Teror Bom di Media
Sebaiknya anak tidak menonton dan mengikuti perkembangan berita teror bom di televisi. Cukup Anda saja ya, Moms. Hal tersebut penting, karena tidak semua informasi yang ada di televisi perlu diketahui anak.
Jika anak bertanya seputar perkembangan berita teror bom, Anda dapat menjelaskannya secara langsung ke anak.
Jadilah contoh yang baik bagi anak tentang penyebaran literasi media dan informasi. Salah satunya, dengan tidak menyebarkan berita yang belum dicek kebenarannya dan dapat menimbulkan keresahan anak.
ADVERTISEMENT
"Hindari anak-anak ikut nonton beritanya, kita-kita saja sebagai orang tua yang ngikutin beritanya," kata Vera.
3. Jangan Sebar Foto dan Video Korban
Saat ini handphone Anda mungkin saja sedang sering berdering. Notifikasi di grup WhatsApp ramai berbunyi dan menampilkan foto ataupun video korban teror bom gereja di Surabaya.
Jangan sebarkan foto dan video tersebut ya, Moms! Menyebarkan foto ataupun video bisa menebarkan rasa takut di tengah masyarakat. Hal itu sejatinya merupakan tujuan teroris.
Selain itu, jika foto atau video tersebut tidak sengaja dilihat oleh anak, dikhawatirkan akan menimbulkan beragam perspektif negatif. Jadi, jika Anda mendapatkan foto ataupun video korban teror bom, segera hapus dan jangan sebarkan ya, Moms!
ADVERTISEMENT
"Ingat, anak kan pemikirannya terbatas. Foto-foto itu saat dilihat anak persepsinya bisa beda-beda. Mereka bisa berpikir itu adalah hal yang biasa, kemudian bisa saja jadi berpikir ini adalah hal yang wajar," tambah Vera.
Berbicara tentang teror kekerasan pada anak membutuhkan waktu dan suasana yang tepat. Berikan pula penjelasan secara perlahan dan mudah dimengerti anak sesuai usianya ya, Moms.