Cara Terapkan Komunikasi Efektif yang Bikin Keluarga Lebih Bahagia

29 Juni 2019 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi keluarga penuh cinta Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi keluarga penuh cinta Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa sih, yang tak ingin punya keluarga bahagia? Tak hanya Anda, anak, suami maupun anggota keluarga lainnya tentu juga ingin hidup dalam rumah atau keluarga yang penuh cinta kan, Moms?
ADVERTISEMENT
Tapi faktanya, keinginan dan cinta saja tidak cukup. Kita perlu terus mengupayakannya setiap hari dan terus menerus karena rumah dan keluarga yang penuh cinta itu tidak bisa terwujud otomatis atau sekali jadi.
ibu dan anak laki-laki Foto: Shutterstock
Menurut Najelaa Shihab M.Psi, pendidik sekaligus pendiri Yayasan Keluarga Kita, salah satu yang perlu terus diupayakan adalah dengan membangun komunikasi yang efektif setiap kali berinteraksi dengan anak, pasangan maupun anggota keluarga lainnya.
"Kita punya pilihan setiap kali berinteraksi dengan anak, pasangan, orang tua, mertua maupun anggota keluarga lainnya. Nah, di sinilah kita harus membiasakan memilih cara yang merangsang komunikasi efektif," ujar Najelaa pada kumparanMOM, Kamis (27/6)
Seperti apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif?
ibu dan anak laki-laki Foto: Shutterstock
Najelaa menjelaskan, komunikasi efektif adalah yang bisa meningkatkan kualitas percakapan dan juga kelancarannya. Sebaliknya, komunikasi yang tidak efektif biasanya satu arah, sehingga saat terjadi percakapan, anak (atau pasangan) malah ingin segera berhenti dan kembali ke dunianya sendiri. Hubungan yang baik pun jadi sulit terjadi.
ADVERTISEMENT
"Komunikasi yang tidak efektif biasanya penuh dengan nasihat, interogasi dan perintah. Cara komunikasi ini juga cenderung menolak atau mengalihkan perasaan salah satu pihak," papar Najelaa.
Sementara komunikasi efektif cirinya ada refleksi pengalaman, empati yang ditunjukkan, pernyataan akan observasi dan pemberian pilihan.
masalah komunikasi antara anak dan orang tua Foto: Shutterstock
Memang, kadang-kadang saat ingin mempraktikkannya terasa tidak mudah. Tapi jangan menyerah. Dalam buku Keluarga Kita Mencintai dengan Lebih Baik, Najelaa menjelaskan kita bisa mencobanya dari percakapan yang biasa kita lakukan sehari-hari dengan anak.
Misalnya saat anak lupa membawa buku pelajarannya ke sekolah. Bila kita nasihati, "Makanya, kamu periksa dong tasnya tiap mau berangkat. Jangan malas!" menurut Najelaa ini tidak efektif. Lebih efektif bila orang tua refleksikan pengalamannya sendiri, seperti mengatakan, "Dulu waktu ibu seumur kamu juga pernah ketinggalan buku. Takut banget, waktu ditanya guru. Akhirnya ibu selalu periksa ulang tas sekolah sebelum berangkat."
ilustrasi ibu mengintrogasi anak Foto: Shutterstock
Begitu juga saat anak tak menghabiskan bekal yang kita siapkan untuknya. Alih-alih bertanya, "Kenapa bekalnya enggak dimakan? Kamu enggak suka, ya? Kenyang? Atau kamu jajan?" lebih baik sampaikan hasil observasi Anda pada anak. Katakan, "Ibu lihat, kotak bela makan siang kamu masih banyak isinya."
ADVERTISEMENT
Apalagi?
ilustrasi komunikasi efektif Foto: Shutterstock
Sebaiknya kita juga tidak mengalihkan atau menolak perasaan yang anak ungkapkan, Moms. Misalnya saat anak bilang dia capek sehingga menolak pergi kursus atau bimbel. Jangan alihkan perasaanya dengan bilang, "Masak sih, kamu capek?" atau "Biasanya kan juga, enggak capek!" Tunjukkanlah empati agar anak merasa dipahami. Misalnya katakan, " Capek ya Kak rasanya, habis sekolah seharian.Apa yang paling bikin kamu lelah hari ini?"
Atau saat anak tak mau mandi. Memerintah, "Mandi sekarang!" tidak akan efektif. Lebih baik, beri anak pilihan. Seperti, "Ibu akan berangkat ke rumah Nenek sebentar lagi. Mau selesaikan main dulu baru mandi tapi tidak ikut, atau mandi dulu lalu melanjutkan bermain di sana bersama sepupu-sepupumu?"
keluarga main bersama Foto: Shutterstock
Selain komunikasi efektif, Najelaa juga berpesan agar orang tua sesering mungkin meluangkan waktu untuk bermain bersama. Tak perlu lama-lama, yang penting bersama-sama. Percayalah, ini akan membuat anak, orang tua maupun anggota keluarga lainnya merasa lebih dicintai dan bahagia. Nah Moms, selamat mencoba!
ADVERTISEMENT