Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dehidrasi pada Bayi: Gejala dan Cara Mengatasinya
16 Februari 2018 12:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Demam, batuk, dan muntah adalah masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada bayi. Bayi juga mungkin terkena infeksi kulit akibat popok yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Tapi ada satu permasalahan lagi yang sering dialami khususnya oleh bayi baru lahir: dehidrasi. Dikutip kumparanMom (kumparan.com) dari The Health Site, dokter spesialis anak dr. Leena Deshmukh menjelaskan ada empat gejala paling umum yang ditunjukkkan bayi bila mengalami dehidrasi.
1. Jarang Buang Air kecil
Popok kering adalah salah satu tanda dehidrasi yang paling jelas pada bayi yang baru lahir. Jika bayi Anda tidak membasahi popoknya, dalam enam jam, itu bearti dia mengalami dehidrasi.
Dan jika bayi Anda memproduksi sedikit air seni dan warna urine-nya lebih gelap dari biasanya, itu juga menjad tanda anak mengalami dehidrasi. Sebaiknya Anda segera menghubungi dokter anak jika anak tidak kunjung buang air kecil dalam kurun waktu enam jam.
ADVERTISEMENT
2. Bayi Selalu Mengantuk
Bayi yang mengalami dehidrasi juga cenderung lesu dan kurang aktif. Jika bayi Anda selalu mengantuk dan sulit untuk membangunkannya, inilah saat yang tepat untuk berkonsultasi pada dokter bayi Anda. Tanyakan bagaimana solusi dari masalah yang satu ini.
3. Bayi Menangis Tanpa Air Mata
Bayi baru yang mengalami dehidrasi dapat menangis tanpa mengeluarkan air mata. Hal ini dikarenakan kurangnya cairan untuk memproduksi air mata.
Tapi gejala ini hanya berlaku jika bayi sudah berusia di atas 3 minggu. Karena saat baru lahir bayi memang belum menangis dengan air mata. Kebanyakan bayi mulai menangis dengan air mata setelah usia 2 minggu dan ada juga yang lebih lama dari itu.
ADVERTISEMENT
4. Kulit Bayi Kering
Kulit bayi yang kering bisa menandakan ia kekurangan air di dalam tubuhnya. Tidak hanya kulit, tapi bibir bayi juga bisa berubah menjadi kering yang pada akhirnya bisa berubah menjadi luka.
Untuk mencegah dehidrasi, susui bayi sesering mungkin. Bila bayi sudah berusia 6 bulan ke atas, Anda juga dapat memberinya lebih banyak minum baik itu air putih maupun jus buah. Intinya, coba untuk sesegera mungkin mengganti cairan tubuhnya yang banyak keluar.
Bila dehidrasi yang dialami bayi disertai diare dan muntah-muntah, segerahlah bawa bayi ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.