Donald Trump Menentang Resolusi Pro ASI

16 Juli 2018 9:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintahan Donald Trump lagi-lagi bikin geger publik. Kali ini, Amerika Serikat dituding mencoba membatalkan konsesus soal pemberian ASI.
ADVERTISEMENT
Pada pertemuan di World Health Assembly di Jenewa, Swiss, beberapa waktu lalu, delegasi Amerika Serikat menentang resolusi untuk membatasi pemasaran formula sebagai produk pengganti Air Susu Ibu atau ASI. Resolusi itu dibuat untuk mendukung program ASI eksklusif yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
Mengutip situs berita New York Times, delegasi AS yang merangkul kepentingan perusahaan-perusahaan susu formula menolak pertimbangan itu. Amerika Serikat meminta resolusi itu menghapus kalimat "melindungi, mempromosikan dan mendukung pemberian ASI”.
Tidak hanya itu, Amerika Serikat juga menentang pasal lain yang membatasi promosi susu formula dan produk-produk lain yang ditujukan untuk anak berusia di bawah 2 tahun. Termasuk, menghentikan promosi di rumah sakit tempat para ibu melahirkan.
ADVERTISEMENT
Karena inilah kemudian publik memberi reaksi keras dan menyebut Trump tidak pro ASI maupun program menyusui. Padahal, berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan menyusu memberikan manfaat luar biasa baik bagi bayi maupun ibu yang menyusuinya.
Menanggapi polemik tersebut, Trump segera membantah bahwa ia dan delegasinya menolak resolusi pro ASI. Melalui akun Twitter-nya @realdonaldtrump, ia memberikan pembelaan.
"The U.S. strongly supports breast feeding but we don’t believe women should be denied access to formula. Many women need this option because of malnutrition and poverty."
"Pemerintah Amerika Serikat sangat mendukung program menyusui. Tapi, tidak seharusnya akses perempuan untuk mendapat formula ditolak. Banyak wanita yang membutuhkan pilihan ini karena kekurangan gizi dan kemiskinan," ucap Trump di akun Twitter-nya.
ADVERTISEMENT
Apa yang diucapkan Trump ini, tidak begitu saja membuat publik tenang dan percaya. Pasalnya, pada 2015 silam, pengacara Elizabeth Beck mengaku bahwa Trump pernah mengatakan kalau menyusui itu menjijikkan.
Pompa ASI.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pompa ASI. (Foto: Thinkstock)
Kepada New York Times dan CNN, Elizabeth bercerita saat sedang bekerja bersama Trump di tahun 2011, ia meminta izin kepada Trump untuk memompa ASI bagi putrinya yang berusia tiga bulan. Elizabeth pun menunjukkan pompa ASI ke hadapan Trump untuk memperlihatkan maksudnya.
Namun keinginan Elizabeth itu justru membuat amarah Trump meledak. "Dia bangun, wajahnya memerah, dia menggoyang-goyangkan jarinya ke arah saya dan berteriak 'kamu menjijikkan, kamu menjijikkan'," kata Elizabeth Beck kepada CNN.
Dalam sebuah wawancara berbeda dengan CNN pada 2015, Donald Trump tidak menyangkal berita tersebut. Namun Trump berkilah, bahwa Presiden AS itu marah karena ia pikir Elizabeth ingin memompa ASI di depannya.
ADVERTISEMENT
"Saya mungkin mengatakan itu menjijikkan. Saya pikir itu juga mengerikan," kata Trump kepada CNN.
Ivana Trump (Foto: JEAN CHRISTOPHE MAGNENET / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ivana Trump (Foto: JEAN CHRISTOPHE MAGNENET / AFP)
Istri pertama Donald Trump, Ivana, juga mengaku tidak pernah menyusui ketiga anaknya. Dalam sebuah wawancara dengan Slate, Ivana mengaku bahwa menyusui membuatnya tidak seksi.
"Mungkin Ivana dipengaruhi suaminya. Ia mengaku bahwa menyusui benar-benar tidak seksi," tulis Slate.
Kembali ke resolusi pro ASI, menurut The Guardian, resolusi tersebut akhirnya disahkan setelah Rusia turun tangan karena tidak mendapatkan tekanan yang besar dari Amerika Serikat. Wajar saja, sebagai donor tunggal terbesar, AS memberikan 845 juta US dollar atau setara dengan Rp 12 triliun kepada WHO tahun 2017. Hal itu menyebabkan penolakan dari delegasi AS tak bisa dianggap enteng.
ADVERTISEMENT
Delegasi Rusia itu mengatakan, "Kami tidak berusaha menjadi pahlawan di sini. Tapi kami merasa bahwa ada kesalahan ketika negara besar mencoba menekan negara kecil, terutama hal yang sangat penting untuk seluruh dunia."
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) ikut angkat suara mengenai polemik ini. Wakil Ketua AIMI, Nia Umar, pada kumparanMOM (15/6) mengatakan, sejak dahulu AS memang tidak setuju membatasi penjualan susu formula, karena hal tersebut dianggap menentang perdagangan bebas. Padahal, riset menunjukkan promosi susu formula merupakan salah satu penyebab banyak ibu tidak berhasil menyusui.
"Kami (AIMI) melihat pemerintahan Donald Trump tidak mengerti bahwa pemberian formula itu berisiko. Itu yang sangat saya sayangkan," ujar Nia.
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
Ibu dari 3 anak yang sering mengikuti berbagai konferensi asosiasi menyusui tingkat dunia ini juga menambahkan, ada beberapa faktor yang bisa menghalangi ibu menyusui, yaitu: lingkungan di sekitar ibu seperti suami dan keluarga, tenaga kesehatan tempat ibu dirawat, serta lingkungan di tempat kerja.
ADVERTISEMENT
"Nah semua itu ada satu payung besar yang mengatur, yaitu kebijakan yang lahir dari pemerintah. Oleh karena itu, resolusi ASI itu penting agar delegasi-delegasi yang hadir bisa mengadopsi rekomendasi-rekomendasi tersebut untuk melindungi hak ibu dan bayi untuk menyusu dan menyusui," jelasnya.
Karena itu resolusi pro ASI sudah selayaknya mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. Kepedulian dan dukungan dari semua pihak penting untuk mendukung keberhasilan ibu menyusui.