Granola: Camilan Sehat untuk Ibu dan Buah Hati

11 Desember 2017 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Granola (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Granola (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Camilan menjadi pilihan bagi anak yang telah memasuki masa aktif. Biasanya, camilan itu identik dengan penganan yang kurang bernutrisi dan inilah yang menjadi tantangan para orang tua.
ADVERTISEMENT
Namun kini, Anda tak perlu bingung untuk memberikannya camilan yang lezat dan aman dikonsumsi. Emilia Achmadi, pakar gizi, menyarankan sejumlah makanan yang bisa dijadikan pilihan untuk anak bahkan diri Anda sendiri.
"Yoghurt bisa dijadikan pilihan, karena selain rasanya yang enak, manfaatnya pun baik bagi tubuh, terutama untuk pencernaan. Namun, apabila anak tidak menyukai yoghurt, ibu bisa memberikannya camilan berupa buah-buahan. Karena selain rasanya yang cenderung manis, buah-buahan terbukti bermanfaat bagi tubuh," ungkapnya ketika ditemui kumparan (kumparan.com) saat ditemui langsung di Almond Zucchini, Jakarta Selatan.
Ia menambahkan bahwa kini telah banyak dijual produk cookies yang mengandung gandum atau oatmeal, yang bisa dicoba oleh ibu dan buah hati. Menurutnya, granola juga bisa menjadi menu makanan sehat bagi sang anak.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin mengajarkan kepada orang tua untuk membuat kreasi dengan granola sendiri. Ibu bisa membeli produk granola yang berbentuk bubuk, yang ada di pasaran dengan takaran tertentu. Saya pribadi, biasa membuat makanan sejenis granola bites, khususnya untuk camilan anak-anak di setiap harinya," cerita Emilia.
Granola terbuat dari gandum. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Granola terbuat dari gandum. (Foto: Thinkstock)
Emilia pun berbagi soal resep olahan granola. Ia biasanya mencapum granola bubuk dengan 2 sendok makan (sdm) madu. Sebagai perasa, ia menggunakan gula aren. Campuran bahan-bahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit.
Setelah dikeluarkan dari oven, biarkan hingga dingin dan membeku. Lalu, potong menjadi beberapa bagian berukuran kecil dan masukkan ke dalam kantung atau tempat makan pribadi. Sehingga, saat sudah dikemas, ia bisa memberikannya kepada masing-masing anaknya satu buah kantung perharinya.
ADVERTISEMENT
"Dengan begitu, anak-anak tidak perlu jajan camilan lagi di luar dan saya bisa pastikan apa yang mereka makan itu aman dan sehat. Ada granola, kandungan gandum, kacang dan buah kering di dalamnya. Camilan seperti itu mengandung kalori dan nutrisi yang cukup untuk anak-anak saya," paparnya.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar orang tua hendaknya tidak terlalu menetapkan standarisasi waktu terbaik untuk anaknya mengonsumsi camilan. Hal itu dikarenakan siklus 24 jam seseorang itu berbeda-beda. Ada yang memulai harinya sejak pagi hari, namun ada juga yang baru memulainya saat siang harinya.
Emilia telah terbiasa memberikan jarak di setiap waktu makannya. Jarak antara makan pagi ke makan siang selama 4 jam, dan jarak antara makan siang ke makan malam sekitar 5 jam. Camilan sendiri akan dikonsumsi di antara jeda makan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya menentukannya dari jam awal ketika saya memulai hari. Sebagai contoh, jika saya sarapan pada pukul 08.00 pagi, maka snacking-time saya adalah pukul 10.00 siang. Kemudian, saya akan makan siang pada pukul 12.00 siang. Dilanjutkan dengan mengonsumsi camilan pada pukul 3 sore, dan ditutup dengan makan malam pada pukul 18.30 malam," tutupnya.