Hari Ayah Nasional dan Refleksi Sejauh Mana Peran Ayah di Negeri Ini

12 November 2018 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buat foto kenang-kenangan di Hari Ayah (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Buat foto kenang-kenangan di Hari Ayah (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Hari Ayah Nasional diperingati hari ini. Tidak hanya sekadar mengucapkan selamat, seharusnya kita bisa memanfaatkan momen ini untuk melakukan refleksi, Moms. Coba renungkan kembali, sudahkah kita cukup melibatkan ayah dan pengasuhan maupun pendidikan anak-anak?
ADVERTISEMENT
Refleksi ini tertuang juga dalam tulisan Muazzah, S.Si, M.A, guru Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Aceh, seperti yang dilansir laman Sahabat Keluarga - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Muazzah menulis, Indonesia masuk dalam negara yang masih kurang melibatkan ayah dalam pendidikan anak.
Minimnya keterlibatan ayah dalam pendidikan anak di negeri ini membuat kita akrab dengan sindiran fatherless country atau negeri tanpa ayah.
Ilustrasi anak dan ayah. (Foto: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan ayah. (Foto: Freepik)
Ya, ayah di Indonesia rata-rata menghabiskan waktunya di kantor dan bersama rekan kerja. Bila ia ada di rumah, maka tidak otomatis akan membantu istri dalam mengurus anak. Telebih bila Anda ibu bekerja, tak sedikit ayah yang enggan mendidik anaknya bersama dengan istri. Alhasil, banyak anak yang kehilangan maskulinitas yang semestinya didapat dari ayah.
ADVERTISEMENT
Menurut Muazzah, banyak ayah menganggap anak-anak hanya butuh ibunya, maka semua tugas mendidik anak didelegasikan kepada ibu. Ayah lupa, bahwa keberanian, kemandirian, dan ketegasan serta keterampilan hidup tak sepenuhnya dapat diajarkan oleh ibu.
Padahal sifat-sifat tersebut merupakan ciri yang melekat pada maskulinitas yang lebih dominan dimiliki ayah. Selain itu, ayah lebih mampu mengajarkan anak untuk kuat dan bertahan karena menurut penelitian neurologis, kaum ayah menggunakan 99% akalnya, sementara ibu hanya 1%.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survei pada tahun 2015 tentang kualitas pengasuhan anak. Hasilnya, 1 dari 3 laki-laki mencari informasi mengenai merawat dan mengasuh anak saat sebelum maupun sesudah menikah. Juga, hanya 1 dari 2 ayah mendampingi istri saat mengecek kondisi kehamilan.
ADVERTISEMENT
Sementara dalam pengasuhan anak, masih dominan dilakukan ibu dan orang lain, yakni asisten rumah tangga dan anggota keluarga lain, seperti nenek atau kakek. Ayah yang terlibat dalam proses pengasuhan anak secara langsung hanya 27,9%.
Ilustrasi bayi penuh cinta oleh ayahnya. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi penuh cinta oleh ayahnya. (Foto: Pixabay)
Agus Saptono, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemdikbud dalam laman Sahabat Keluarga - Kemdikbud menjelaskan, dalam penelitian di Inggris menemukan bahwa anak yang menemukan figur dan merasakan peran ayah sejak dini dalam kehidupannya, memiliki kecenderungan lebih kreatif dan emosinya lebih terkontrol.
Sementara anak yang tidak, sebanyak 63 % mengalami masalah psikologis seperti: merasa gelisah suasana hati yang mudah sekali berubah, fobia dan juga depresi. Sebanyak 56% memiliki daya tangkap di bawah rata-rata. Sebanyak 43 % anak sangat agresif terhadap orang tua (Mc.Hale, Johnson & Sinclair 2007).
ADVERTISEMENT
Banyak sekali manfaatnya peran ayah demi kebaikan anak kini dan nanti kan, Moms?
Untuk itu jangan ragu membagi tugas mengurus anak bersama suami. Jangan lupa juga meneruskan artikel ini pada suami dan semua ayah yang Anda kenal agar lebih banyak anak dan keluarga yang bahagia.