Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Hubungan Bayi Merangkak dan Kemampuan Belajarnya Kelak
10 September 2018 14:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Merangkak merupakan masa di mana anak belajar tentang keseimbangan, koordinasi gerak mata dan tangan, serta pemahaman spasial. Bersama dengan penguatan otot-otot tubuh, mekanisme merangkak bisa menstimulasi berbagai area berbeda dalam otak yang penting untuk proses belajar anak di masa depan.
"Merangkak sangat mempengaruhi sensori integrasi. Kalau tidak merangkak, bisa saja vestibularnya tidak baik. Kalau vestibularnya tidak baik, nanti ke belajarnya juga bermasalah," ujar Annelia Sari Sanni, psikolog anak dari Petak Pintar kepada kumparanMOM.
Gerakan berulang saat bayi merangkak juga mampu membantu merapikan sel-sel saraf yang membuat otak bisa mengontrol proses kognitif seperti perbandingan, konsentrasi, dan ingatan.
Ketika bayi merangkak , ia juga mulai belajar memutuskan ke arah mana ia akan bergerak, mempelajari dimensi ruang dan jarak, serta belajar mempercayai intuisi. Menurut Felice Sklamberg, terapis tumbuh kembang anak dari Sekolah Kedokteran Universitas New York, Amerika Serikat, kemampuan koordinasi gerak tangan dan mata juga kelak membantu si kecil saat belajar menulis, membaca, dan kegiatan olahraga.
ADVERTISEMENT
“Anak-anak yang tidak melewati fase merangkak saat bayi, bisa saja melalui kesulitan ketika harus memanjat, mengambil benda yang jatuh, atau bangun dari lantai ketika usianya lebih besar,” jelas Sklamberg.
Jadi, sebaiknya orang tua membantu bayi merangkak dan tidak membiarkan si kecil melewati fase ini. Ibu bisa menstimulasi bayi belajar merangkak dengan sering mengajaknya tummy time.
Berikan juga ia motivasi untuk merangkak, misalnya dengan meletakkan mainannya di beberapa agar bayi termotivasi untuk meraihnya dengan merangkak.