Ibu Kerap Stres saat Hamil, Ini Pengaruhnya pada Janin

6 Desember 2017 20:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu Hamil (ilustrasi) (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Hamil (ilustrasi) (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ibu hamil harus menjaga makanan yang dikonsumsi agar bayi dalam kandungannya sehat. Bukan hanya makanan, emosi dan perasaan juga harus dijaga karena emosi yang tidak stabil bisa berpengaruh pada janin.
ADVERTISEMENT
Kestabilan emosi saat sedang hamil sangatlah penting. Dikutip dari WebMD (4/12), kesehatan emosi ibu bisa jadi awal pembentukan sikap dan perilaku anak ke depannya. Setiap ibu hamil sesekali akan merasa stres ringan dan hal ini akan berpengaruh terhadap janin.
Sedangkan stres yang berat disertai depresi bisa berdampak buruk pada bayi. Saat stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol dan hormon stres lainnya. Meski emosi tak melewati plasenta, tetapi hormon bisa. Hormon kortisol yang tinggi bisa menyebabkan bayi memiliki risiko alergi yang lebih besar.
Stres yang dialami ibu hamil bisa membuat janin ikut merasakan stres. Menurut Susan Andrews yang merupakan ahli neuropsikologi klinis, stres dalam jangka panjang akan menganggu pertumbuhan janin.
"Jenis stres yang benar-benar merusak adalah jenis yang tidak hilang," kata Susan.
ADVERTISEMENT
Ibu hamil yang sering mengalami tegang, panik, sedih, dan cemas berlebihan akan dapat melemahkan sistem kekebalan bayi. Sedangkan hal terburuk yang mungkin terjadi akibat stres saat hamil yaitu dapat menyebabkan keguguran.
Menjaga pola hidup dan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang adalah solusi terbaik untuk mengatasi stres. Untuk itu, sebisa mungkin saat hamil agar menghindari kondisi stres dan menjalani masa kehamilan dengan penuh kegembiraan dan kebahagian.