Ine Yordenaya, Ibu Tangguh di Balik Berdirinya kumparan

21 Januari 2019 18:43 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ine Yordenaya, Direktur Operasional kumparan.  (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ine Yordenaya, Direktur Operasional kumparan. (Foto: kumparan)
ADVERTISEMENT
Ibu bekerja punya 1001 tantangan. Begitu istilah yang biasa dikatakan orang. Tapi bagaimana bila seorang ibu bekerja yang tengah hamil anak keempat harus membangun sebuah perusahaan media baru dari nol di tengah rekan-rekan yang semuanya pria? Mungkin bukan 1001 tapi 1002 tantangan harus dihadapinya.
ADVERTISEMENT
Dialah Ine Yordenaya. Satu-satunya wanita, di antara sederet nama di balik berdirinya kumparan. Kini, Ine menjabat sebagai Direktur Operasional kumparan.
Direktur Operasional kumparan Ine Yordenaya. (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Operasional kumparan Ine Yordenaya. (Foto: kumparan)
Dalam suatu obrolan santai, Ine bercerita bagaimana dirinya membangun startup di tengah menjalankan perannya sebagai seorang ibu.
"Iya, kondisinya saat membangun kumparan (pertengahan 2016) itu aku sudah punya anak 3. Yang pertama lahir tahun 2009, yang kedua itu aku ngelahirin anak kembar di 2015. Eh tau-taunya aku hamil lagi. Di satu sisi alhamdulillah, di lain sisi, mikir, ini si kembar belum satu tahun, terus ini lagi membangun startup, ketar-ketir sih intinya," cerita Ine.
Dewan Direksi dan Presiden Komisaris kumparan. (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dewan Direksi dan Presiden Komisaris kumparan. (Foto: kumparan)
Dengan kondisi itu, Ine mengaku sempat khawatir dan terpikir untuk mundur dari tugasnya merintis kumparan. Namun, dukungan dari founder lain dan keluarga, akhirnya menguatkan langkah Ine untuk terus maju.
ADVERTISEMENT
"Sempat bertanya-tanya apakah ini jalan yang benar. Yang namanya startup kan tentunya punya risiko. Sempat terpikir mundur kala itu, hmm pengin cari aman aja. Cuma ngobrol-ngobrol lagi sama founder yang lain, sama suami sama keluarga. Akhirnya yaudah bismillah," jelas Ine.
Beruntung, Ine memiliki support system yang sepenuh hati membantunya. Mendirikan startup di tengah kondisi hamil pun, akhirnya bisa ia lalui tanpa halangan yang berarti.
"Alhamdulillah hamilnya tuh, kalau kata orang hamil kebo, ya. Mungkin anaknya ngerti ya, kalau ibunya lagi mendirirkan startup. Aku nyebutnya ini anak startup, hehehe. Alhamdulillah aku juga punya support system yang bagus banget. Suami enggak pernah yang ngomel-ngomel karena aku pulang malam, supportive banget. Kebetulan ibu aku juga di rumah, jadi merasa tenang nitipin anak-anak," papar Ine.
Direktur Operasional kumparan, Ine Yordenaya saat persiapan acara Pemilupedia di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Operasional kumparan, Ine Yordenaya saat persiapan acara Pemilupedia di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Menjadi satu-satunya wanita di antara para pria yang menjadi founder kumparan, tak lantas meredupkan semangat Ine sebagai golongan minoritas. Pembagian tugas yang jelas, membantu Ine menjalankan perannya dengan yakin dan totalitas.
ADVERTISEMENT
"Aku dengan founder lainnya sudah berteman lama. Akhirnya sebenarnya tidak jadi concern apa-apa dan enggak jadi penghalang sama sekali. Akhirnya pembeda kita hanya masalah personaliti saja," jelas Ine.
Direktur Operasional, Ine Yordenaya (kiri), melakukan pemotongan tumpeng dalam acara syukuran kantor baru kumparan di kawasan Pasar Minggu. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Operasional, Ine Yordenaya (kiri), melakukan pemotongan tumpeng dalam acara syukuran kantor baru kumparan di kawasan Pasar Minggu. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Ine melahirkan anak keempatnya sekitar satu bulan setelah kumparan lahir. Ya, di tengah masa-masa yang sibuk itu, ia harus berbagi peran sebagai pimpinan perusahaan dan juga sebagai ibu yang baru saja melahirkan.
Tak mudah memang, tapi karena tanggung jawabnya pada pekerjaan, ia melakukannya dengan senang hati. Menurut Ine, tantangan terbesar kala itu justru bagaimana ia dan founder lainnya memastikan kumparan tidak salah langkah dan bisa diterima oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
"kumparan itu live tanggal 17 Januari, sementara aku lahiran tanggal 7 Februari. Akhirnya karena itu, aku di rumahnya pun enggak lama-lama setelah lahiran, cuma 2 minggu. Kalau ke karyawan enggak kayak gini sih, tapi karena aku merasa memiliki. Ini kan bisa dibilang kantor bareng-bareng, suasananya juga menyenangkan, jadi aku menjalankannya tanpa beban. Bayi dan anak-anak juga sering aku bawa ke kantor dengan baby sitter-nya. Kadang sampai bawa kasur lipat, digelar buat anak-anak kayak taman bermain," jelasnya.
Satu hal yang selalu Ine yakini, bahwa tidak ada ibu yang sempurna. Meski sering merasa 'kurang', Ine percaya, dengan dukungan dari suami dan lingkungan di sekitarnya, ia bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
"Aku enggak tahu ya kalau ibu-ibu yang lain seperti apa. Tapi, yang namanya naluri ibu-ibu itu, biasanya suka ngerasa selalu kurang. Mungkin gaya parenting aku bukan yang patut dikasih bintang 5, tapi gaya parenting ini, yang aku dan suami yakini cocok untuk value kita. Jadi, sebagai ibu, aku punya semangat ibu pasti bisa, karena sekeliling aku juga mendukung," kata Ine.
Bagaimana menurut Anda, Moms? Setuju dengan apa yang dikatakan Ine atau pernah mengalami hal yang kurang lebih sama dengannya? Yuk, beri komentar dan baca kisah inspiratif lainnya dari sesama ibu dengan mengikuti topik Ibu Pasti Bisa. Anda juga bisa mengusulkan teman, keluarga atau sosok ibu yang Anda kagumi dari berbagai profesi dan latar belakang untuk kami wawancarai dengan mengirimkan email ke [email protected] dengan subjek: Ibu Pasti Bisa.
ADVERTISEMENT