Ini Tanda Bayi dan Balita Kena Demam Berdarah

27 Maret 2019 16:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dikerubungi nyamuk Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dikerubungi nyamuk Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Demam berdarah dengue (DBD) bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali bayi dan balita. Maka dari itu, Anda harus waspada, Moms.
ADVERTISEMENT
Apalagi jika musim hujan datang. Populasi nyamuk kian bertambah karena tempat berkembang biak dan pertumbuhan larvanya--yaitu genangan air, lebih banyak tersedia di musim hujan.
Untuk itu, Anda harus peka dengan gejala demam berdarah, Moms. Namun, agak berbeda dengan orang dewasa, gejala demam berdarah yang muncul pada bayi dan balita lebih sulit terdeteksi.
Mengutip Baby Center, beberapa bayi dan balita yang terserang demam berdarah bahkan bisa jadi tidak menunjukkan tanda-tanda yang spesifik. Meski begitu, sebagai orang tua, Anda harus lebih peka dan waspada dengan perubahan kondisi tubuh si kecil.
Nyamuk Aedes Aegypti Foto: Getty Images
Demam berdarah pada bayi dan balita biasanya dimulai dengan gejala demam tinggi, pilek, dan batuk. Demam bisa berlangsung selama seminggu dan mencapai suhu 38-40 derajat celsius.
ADVERTISEMENT
Bayi juga akan menunjukkan tanda-tanda lain, seperti lebih sering rewel, menangis, mudah mengantuk, gelisah, timbul ruam, hingga sering muntah. Sementara pada anak usia balita, demam naik turun akan lebih jelas terlihat. Balita juga biasanya mulai bisa mengungkapkan rasa sakit yang dirasakan di bagian mata, adanya nyeri otot, hingga rasa sakit pada kepalanya.
Demam naik turun yang terjadi pada anak saat menderita demam berdarah bukannya tanpa sebab. Anda harus tahu bahwa ada 3 fase yang terjadi saat seorang anak terkena demam berdarah, yaitu:
Ilustrasi bayi demam menangis Foto: Shutterstock
Pada fase ini, penderita akan mengalami demam secara tiba-tiba hingga mencapai 40 derajat celcius selama 2 sampai 7 hari. Munculnya demam tinggi pada kasus demam berdarah sering kali disertai dengan gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas, seperti kulit memerah, nyeri seluruh tubuh, nyeri otot, dan sakit kepala. Namun, bila demam berlangsung selama lebih dari 10 hari, maka kemungkinan demam tersebut bukanlah gejala demam berdarah.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Mengompres Bayi Demam Foto: Shutterstock
Setelah fase demam, fase kedua disebut fase kritis, yang biasanya menjadi 'pengecoh' karena penderita merasa sudah sembuh dan bisa beraktivitas. Padahal, bila fase ini terabaikan dan tidak segera mendapatkan pengobatan, trombosit penderita akan terus menurun secara drastis dan dapat mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari. Oleh sebab itu, harus cepat ditangani oleh tim medis karena fase kritis ini berlangsung tidak lebih dari 24-38 jam.
Ilustrasi anak sakit. Foto: Shutterstock
Fase penyembuhan yaitu fase di mana penderita berhasil melewati fase krisisnya. Pada fase ini penderita akan kembali merasakan demam, namun tak perlu terlalu dikhawatirkan. Kondisi tersebut adalah hal yang wajar di mana trombosit akan kembali normal dan cairan tubuh akan kembali secara perlahan pada 48-72 jam setelahnya.
ADVERTISEMENT
Gejala penyakit DBD biasanya berkembang 4-10 hari setelah digigit nyamuk Aedes Aegypti. Nah Moms, jika Anda menemukan tanda-tanda di atas pada bayi atau balita Anda, segera periksakan kondisi si kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.