Jika Anak Bertanya Soal Terorisme, Orang Tua Harus Jawab Apa?

13 Mei 2018 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak memeluk ibu  (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak memeluk ibu (Foto: Thinkstock )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ini, Minggu (13/5), publik dikejutkan dengan berita teror bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya. Bom meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan GPPS Sawahan.
ADVERTISEMENT
Berita seputar teror bom tersebut terus di-update melalui siaran media, baik online ataupun televisi. Jika anak Anda sudah 'akrab' dengan siaran televisi, ia bisa jadi telah mengetahui banyak informasi terkait berita teror bom tersebut.
Bukan tak mungkin, si kecil akan merasa cemas dan khawatir dengan berita yang ia dapatkan. Ia lantas mulai mencari tahu dan bertanya-tanya seputar terorisme.
Jika sudah begitu, Anda harus bagaimana?
Ilustrasi ibu dan anak.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
Membicarakan terorisme dengan anak memang bukan hal yang mudah. Anda harus memberikan penjelasan secara perlahan dan mudah dimengerti anak sesuai usianya.
Menurut Vera Itabiliana, psikolg anak di Lembaga Psikologi Terapa UI, Anda dapat menjawab rasa penasaran anak soal terorisme dengan cara berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Cari tahu apa yang anak pahami
Ilustrasi ibu dan anak.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
Jika anak bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada peristiwa teror bom, Anda dapat memulai percakapan dengan bertanya balik pada anak.
"Tanya balik terlebih dahulu. Tanya pada anak sejauh mana atau informasi apa saja yang telah ia ketahui," kata Vera Itabiliana saat dihubungi oleh kumparanMOM (kumparan.com), Minggu (13/5).
Pastikan jika informasi dan persepsi yang diterima anak seputar teror bom adalah benar, Moms. Jika ada yang salah, Anda perlu meluruskan beritanya terlebih dahulu.
Ajarkan pula anak bersikap kritis, dengan tidak menyebarkan informasi yang belum dicek kebenarannya, atau dapat menimbulkan keresahan.
2. Terorisme adalah perbuatan yang salah
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
Katakan pada anak bahwa terorisme adalah perbuatan jahat. Tekankan pula bahwa tindakan tersebut menyalahi aturan, karena menyakiti orang lain, dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan.
ADVERTISEMENT
"Anda bisa mengatakan, manusia marah itu wajar. Tapi ingat, kalau marah tidak boleh melakukan 3 hal ini. Apa saja? Yaitu menyakiti diri sendiri, menyakiti orang lain, dan merusak barang," tambah Vera.
3. Siapa itu teroris?
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
Kata teroris mungkin sedang hilir-mudik di telinga si kecil. Ia tentunya penasaran dan akan bertanya, siapa sebenarnya teroris itu. Jawablah dengan penjelasan yang singkat dan tak perlu membuat anak bingung dengan kalimat-kalimat yang sulit dimengerti, Moms.
Katakan padanya bahwa teroris itu adalah sekelompok orang jahat yang suka melakukan teror, sehingga membuat orang lain takut.
4. Kenapa ada teror bom?
Ilustrasi Bom (Foto: Yagi Studio)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bom (Foto: Yagi Studio)
Anak mungkin akan bertanya juga seputar penyebab yang membuat teror bom terjadi. Saat anak bertanya hal tersebut, Anda dapat menjawab bahwa teror bom terjadi karena adanya perbedaan.
ADVERTISEMENT
Pada poin ini, Anda harus menekankan pada anak kalau sebenarnya tidak ada yang salah dengan perbedaan. Tekankan bahwa menyakiti orang lain dan merusak bangunan karena berbeda pandangan adalah hal yang salah.
Anda dapat menjelaskan soal menghargai perbedaan dengan mengangkat isu-isu perbedaan yang ada di sekitar mereka.
"Tekankan pada anak bahwa beda itu biasa. Berikan contoh, misalnya ada teman anak yang suka main bola dan anak Anda tidak suka. Meski berbeda, anak Anda tetap tidak boleh menjauhi, memarahi bahkan menyakiti temannya. Karena kembali lagi, menyakiti orang lain apapun alasannya tidak bisa dibenarkan," kata Vera.
5. Anak jadi takut pergi ke gereja
Gereja Santa Maria Tak Bercela (Foto: SMTB)
zoom-in-whitePerbesar
Gereja Santa Maria Tak Bercela (Foto: SMTB)
Setelah mendengar berita ledakan bom di gereja, bisa saja anak jadi takut untuk pergi beribadah ke gereja. Katakan padanya untuk tak perlu cemas akan hal itu. Beri tahu bahwa ada aparat penegak hukum, seperti polisi yang selalu berjaga di sekitar gereja.
ADVERTISEMENT
Yakinkan anak bahwa segala sesuatunya akan aman dan baik-baik saja. Untuk menenangkannya, katakan bahwa ada polisi yang selalu berjaga dan bisa membuat situasi aman.
Selain lima hal di atas, tetap tenang saat menjawab semua pertanyaan anak adalah kunci untuk meredam ketakutannya seputar teror bom. Anda sebaiknya juga harus membatasi anak untuk menonton perkembangan berita teror bom di televisi. Hal tersebut penting, karena tidak semua informasi yang ada di televisi perlu diketahui anak.