news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kata Dokter: Ini Aturan Memberikan ASI Perah untuk Bayi

30 November 2018 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ASI perah berbeda dengan ASI yang disimpan pada payudara ibu yang tak akan basi. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
ASI perah berbeda dengan ASI yang disimpan pada payudara ibu yang tak akan basi. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
ASI perah bisa menjadi solusi yang tepat bagi ibu yang tidak bisa menyusui bayinya langsung, misalnya saja ibu bekerja. Tapi ingat, memberikan ASI perah untuk bayi tak boleh sembarangan. Ada beberapa peraturan yang harus diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Menurut dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, ASI perah (ASIP) yang telah disimpan lebih dari enam bulan di dalam freezer dua pintu, sebaiknya tidak berikan pada si kecil.
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutter stock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutter stock )
Ini dikarenakan kualitas ASI perah bisa menurun. Nutrisi serta kandungan gizinya, tidak lagi sama seperti ASI perah segar yang baru saja Anda pompa.
Menurut dr. Wiyarni, jumlah ASI yang dihasilkan ibu bergantung pada frekuensi menyusui dan pengosongan payudara. Ini artinya, Anda tidak perlu terlalu terpacu dengan kuantitas atau jumlah stok ASI perah Anda.
Saat Anda menyimpan ASI perah, diperlukan ketelatenan dalam penyimpanan. Itu karena ASI perah juga bisa terkontaminasi bakteri hingga menjadi basi. Jika sudah begitu, Anda tidak boleh memberikannya ke bayi, Moms.
Beragam teknik saat memerah bisa diterapkan ibu, agar produksi ASI perah melimpah. (Foto: Shutter Stock )
zoom-in-whitePerbesar
Beragam teknik saat memerah bisa diterapkan ibu, agar produksi ASI perah melimpah. (Foto: Shutter Stock )
“Tanda ASI perah telah rusak adalah apabila dikocok pelan botolnya, ASI tetap tidak tampak homogen. Krim di bagian atas tidak bisa tercampur rata. Bau dan rasanya tidak seperti bau ASI perah yang seharusnya,” kata dr. Galih Linggar Astu, dokter spesialis anak di Brawijaya Hospital, Depok kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Selain waktu penyimpanan ASI perah, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kondisi ASI perah rusak. Misalnya saja, tempat penyimpanan ASI perah yang tidak tepat, wadah penyimpanan yang belum kering sehingga berisiko terkontaminasi jamur serta bakteri, hingga perubahan suhu yang drastis pada ASI perah.
Ilustrasi mengeluarkan ASI perah dengan pompa payudara (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengeluarkan ASI perah dengan pompa payudara (Foto: Shutterstock)
Anda juga bisa mencampurkan ASI perah yang dipompa di waktu berbeda, asalkan dengan cara yang tepat. Mengutip laman Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), ASI perah bisa digabungkan apabila berasal dari hasil perahan dalam jarak 24 jam. Jika ASIP telah diperah lebih dari 24 jam, maka penyimpanannya harus dipisah.
ASI perah yang akan dicampurkan harus memiliki suhu yang sama. Sehingga, untuk mencampurkan kedua ASI perah tersebut, ASI perah segar harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kulkas pada botol yang berbeda. Ini dilakukan untuk menyamakan suhu ASI perah di dua botol, sebelum pada akhirnya dicampurkan dalam satu wadah.
ADVERTISEMENT