Kebutuhan Nutrisi Sesuai Usia Anak

19 Januari 2018 10:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Nutrisi merupakan kebutuhan penting yang dibutuhkan anak untuk melengkapi dan mendukung tumbuh kembangnya. Namun, seiring perkembangan usianya kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan anak tentu berbeda.
ADVERTISEMENT
Apa saja perbedaannya? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini:
1. Bayi
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
Pertumbuhan bayi sangat cepat. Hal itu membuat bayi sering mengalami malnutrisi. Dikutip dari laman IDAI, ASI adalah makanan terbaik karena kandungan nutrisinya paling sempurna untuk bayi.
ASI akan mencegah malnutrisi karena mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat, mudah digunakan secara efisien oleh tubuh bayi dan mampu melindungi bayi terhadap infeksi.
Kira-kira selama tahun pertama kehidupannya, sistem kekebalan bayi belum sepenuhnya berkembang dan tidak bisa melawan infeksi seperti halnya anak yang lebih besar atau orang dewasa, oleh karena itu zat kekebalan yang terkandung dalam ASI sangat berguna.
Pemberian ASI dilengkapi dengan MPASI (Makanan Pendamping ASI) setelah anak berusia 6 bulan. Dan jika anak sudah berusia di atas 7 bulan, Anda bisa menambahkan makanan yang kaya akan zat besi seperti olahan daging sebagai makanan pendampingnya.
ADVERTISEMENT
Tapi perlu diingat, apapun yang Anda berikan perhatikan selalu tekstur, porsi, jadwal pemberian, risiko alergi hingga variasi bahan makanannya agar tetap sesuai dengan usia. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter anak mengenai MPASI yang aman dan tepat yang dikonsumsi oleh anak Anda.
2. Usia 2 Sampai 3 Tahun
Ilustrasi anak makan. (Foto: Thinkstock)
Menurut Asisten Profesor Makanan dan Nutrisi di Universitas Idaho, Samantha Ramsay, porsi makan anak usia 2 sampai tahun lebih banyak dari sebelumnya. Kebutuhan gizi makro dan mikro harus diperhatikan.
Makro berarti zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Mikro berarti zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil. Namun, pada usia ini mereka belum bisa mengontrol porsi makanannya sendiri.
Di usia ini anak juga mulai sulit makan. Hal ini seiring dengan kemampuan anak untuk menentukan apa yang ia sukai dan inginkan -apa yang tidak. Untuk mengatasi tantangan ini, duduk dan dampingi anak saat makan, buatlah waktu makan selalu menyenangkan dan menjadi hal yang anak tunggu-tunggu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian terbaru dari Pen State University, mendampingi anak saat makan juga berarti Anda mengajari anak berapa banyak makanan yang dia perlukan setiap waktu makan. Memahami kebutuhan tubuh atau porsi makan akan menanamkan pola makan yang baik dan berguna hingga anak dewasa.
Hal lain yang perlu Anda perhatikan saat menyiapkan makanan untuk anak usia ini, pastikan apa yang dia makan selalu memenuhi 8 jenis asam amino esensial yang dibutuhkan anak untuk memperkuat otot dan perkembangan fungsi otaknya karena mereka mulai aktif mengeksplorasi lingkungan. Asam amino tersebut adalah leucine, Isoleucine, valine, lycine, tryptophan, methionen, threonine, phenylalanine. Asam amino dapat diperoleh dari ayam, telur, ikan, rumput laut, kacang polong, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
3. Usia 4 Sampai 6 Tahun
Ilustrasi anak makan. (Foto: Thinkstock)
Memasuki usia 4 sampai 6 tahun anak-anak mulai mengenal junk food. Beberapa anak bahkan mungkin lebih memilih junk food daripada makanan yang diolah orang tuanya. Dia tidak peduli makanan tersebut sehat atau tidak untuk dimakan. Di usia ini kemampuan bersosialisasi anak 4 sampai 6 tahun sudah lebih matang dan dia mulai bermain dengan anak sebayanya. Anak juga mulai melihat jenis makanan apa yang dimakan oleh teman-temannya.
Di usia ini lah, Anda sebagai orang tua harus perlu tenaga ekstra menjelaskan pada anak untuk menjelaskan makanan mana yang boleh atau tidak untuk dimakan. Agar anak tidak melulu minta junk food, cobalah untuk memasak sendiri makanan hingga camilan untuk anak di rumah. Aturlah waktu kapan anak mendapatkan camilan sehat buatan Anda agar anak tidak jajan sembarangan. Jangan lupa, tanyakan padanya, apa yang mereka inginkan dan buatlah makanan yang kreatif dan tampilan yang unik.
ADVERTISEMENT
4. Usia 7 sampai 9 Tahun
Perlukah melarang anak makan mi instan (Foto: Shutterstock)
Ini merupakan usia di mana anak memasuki sekolah dasar. Saat usia ini, anak membutuhkan makanan yang membuatnya memiliki energi cukup untuk belajar sekaligus tetap semangat berkativitas di sekolah.
Pastikan anak sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah dan bawakan anak bekal agar tidak perlu membeli makanan yang mungkin kurang sehat di kantin sekolah. Perhatikan kandungan protein anak saat sarapan. Jangan membiarkan anak sarapan hanya dengan minum teh hangat saja misalnya. Ini tidak akan cukup untuk aktivitas padatnya. Cobalah memberi sarapan sereal, oatmeal, roti gandum dengan selai kacang, atau telur orak-arik. Segelas susu setiap pagi juga bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Jangan lupa berikan juga anak buah setidaknya satu porsi setiap hari. Buah akan memenuhi kebutuhan tubuh akan serat, mineral hingga vitamin yangi penting untuk tubuh.
ADVERTISEMENT
5. Usia 10 Tahun ke Atas
Ilustrasi menyembunyikan sayuran ke dalam makanan anak (Foto: Shutterstock)
Kalsium adalah hal yang penting saat memasuki usia 10 tahun. Pada usia ini massa tulang anak meningkat secara signifikan. Kebutuhan kalsium mereka jauh lebih tinggi daripa usia sebelumnya. Kekurangan kalsium saat dalam usia ini membuat tulangnya mudah rapuh saat dewasa.
Untuk mengatasinya Anda perlu menyiapkan anak 2 gelas susu setiap harinya. Berikan pada pagi dan malam hari sebelum tidur. Anda juga bisa mengganti susu dengan segelas yoghurt bila anak menyukainya. Selain susu atau yoghurt kalsium juga bisa diperoleh dari kismis, buah plum, tahu, ikan salmon, biji wijen, dan sayuran-sayuran hijau.