Kenapa Anak Sering Demam?

10 Januari 2019 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak demam. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak demam. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Demam pada anak menjadi salah satu keluhan dan kekhawatiran para orang tua. Menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 30 persen dari seluruh total kunjungan orang tua ke dokter adalah akibat demam yang dialami anak. Sebenarnya apa yang menyebabkan anak sering mengalami demam?
ADVERTISEMENT
Infeksi menjadi salah satu penyebab anak demam. Infeksi bisa disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Pada banyak kasus, demam yang paling sering dialami anak disebabkan oleh virus yang tidak memerlukan antibiotik, Moms.
Menurut para ahli, sebenarnya demam yang dialami anak adalah reaksi normal tubuh yang bermanfaat dalam melawan kuman. Bahkan tingginya demam yang dialami oleh anak juga tidak selalu menandakan tingkat keparahan kondisi anak.
Ilustrasi anak demam  (Foto:  Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak demam (Foto: Thinkstock)
Dalam beberapa kasus, infeksi virus ringan, seperti flu, memang dapat membuat suhu tubuh naik hingga 40 derajat celsius. Tapi begitu pun sebaliknya, infeksi serius juga bisa terjadi tanpa adanya demam, terutama pada bayi. Oleh karenanya, orang tua disarankan untuk tidak usah terlalu panik dan terburu-buru memberikan anak obat penurun panas. Pemberian obat penurun panas baru bisa diberikan bila suhu tubuh anak sudah mencapai 38 derajat atau lebih.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat pula, Moms, pemberian obat penurun panas hanya membuat anak merasa nyaman dan bukannya mempertahankan suhu yang semestinya. Seringnya demam akan berangsur-angsur pulih sendiri. Tapi, segera temui dokter apabila anak:
- Tidak merespons atau susah dibangunkan atau tidak bisa bergerak
- Kesulitan bernafas
- Bibir, lidah dan kuku nampak kebiruan
- Ubun-ubun terlihat membonjol atau cekung
- Ada kekakuan di leher
- Nyeri kepala hebat
- Nyeri perut hebat atau muntah-muntah
- Terdapat ruam atau bintik-bintik berwarna keunguan seperti memar
- Tidak mau makan atau minum dan terlihat terlalu lemah untuk minum
- Menangis terus menerus
- Gelisah
- Posisi tubuh condong ke depan dan tidak dapat mengontrol air liur
ADVERTISEMENT
- Buang air kecil menjadi sedikit atau jarang