Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap serangan penyakit yang wajib diberikan kepada bayi dan balita. Pemberian dan penyelenggaraan imunisasi juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013.
ADVERTISEMENT
Menurut WHO, imunisasi diperkirakan dapat mencegah sekitar 2-3 juta kematian setiap tahun. WHO bahkan menyebutkan imunisasi merupakan investasi kesehatan yang paling hemat dan efektif.
Namun di antara banyak keuntungan imunisasi, masih ada orang tua yang ragu membawa bayinya imunisasi karena berbagai alasan. Salah satunya karena khawatir efek samping imunisasi mungkin bisa membahayakan si kecil.
Yang sering disebut sebagai efek samping imunisasi sebenarnya adalah reaksi normal bayi setelah vaksin, Moms. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, reaksi normal itu diantaranya adalah demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan yang akan menghilang dalam 2-3 hari.
Ya Moms, efek samping yang paling sering terjadi pada bayi adalah badannya jadi panas. Sebenarnya, kenapa badan bayi jadi panas pasca-imunisasi? Benarkah orang tua perlu khawatir berlebihan?
ADVERTISEMENT
Demam atau panas sebenarnya adalah reaksi positif, yang menandakan imunisasi atau vaksin sedang bekerja dalam tubuh si kecil, Moms.
Mengutip laman WebMD, vaksin terbuat dari virus atau bakteri dari suatu penyakit dalam jumlah kecil dan telah dilemahkan. Imunisasi juga kadang dibuat dengan protein buatan yang mengimitasi virus penyebab suatu penyakit.
Menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh membuat sistem imun menghasilkan antibodi atau melakukan mekanisme pertahanan yang membuat tubuh jadi kebal terhadap virus penyakit. Alhasil ketika virus itu datang untuk menginfeksi, tubuh anak sudah siap untuk melawannya.
Jika tubuh bayi jadi panas setelah imunisasi, artinya tubuhnya sedang membentuk antibodi baru. Tak perlu terlalu khawatir Moms, sebab biasanya demam itu hanya bertahan selama 2-3 hari.
ADVERTISEMENT
Apa saja vaksin yang menimbulkan reaksi demam pada si kecil? Hampir semua, Moms. Mulai dari vaksin Measles Rubella (MR), vaksin difteri, pertusis, dan tetanus (DPT), dan vaksin hepatitis B.
Bila si kecil tengah demam, tenangkanlah ia yang biasanya rewel karena badannya sedang terasa tidak nyaman. Selain itu, susuilah bayi lebih sering, karena menurut Jurnal Pediatrics, anak ASI lebih ditemui lebih cepat membaik ketika demam.
Bila demam terjadi sudah lebih dari 3 hari dan anak juga menunjukkan gejala lainnya, seperti menolak makan, bawalah ia ke dokter.