Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Baju lengkap dan rapi sudah Anda pakaikan pada balita tersayang, tapi baru beberapa saat, dia sudah melepaskannya. Atau Anda justru perlu usaha keras untuk minta anak berpakaian? Setiap habis mandi, si kecil menolak dipakaikan baju dan malah berlarian telanjang keliling ruangan?
ADVERTISEMENT
Mungkin saja, di lain waktu aksinya lebih mengejutkan lagi. Membuka baju dan berlarian telanjang di tengah acara keluarga misalnya? Atau saat diajak menghadiri acara ulang tahun anak atasan Anda di kantor? Aduh, malunya!
Tapi tenang Moms, Anda tidak sendiri. Masalah seperti ini cukup banyak dialami orang tua lainnya, kok. Memang ada anak -khususnya balita- yang pada suatu masa dalam tumbuh kembangnya enggan berpakaian dan suka bertelanjang.
Merangkum dari laman Parents dan Mommy Shorts, ada beberapa hal yang dapat menjadi alasan balita suka melepas bajunya bahkan telanjang. Apa saja?
1. Ketidaknyamanan
Kerut-kerut berenda di bajunya, bahan yang panas atau kesat, rok panjang yang membuatnya tidak bisa bebas berlari, hingga label merek di bagian tengkuk. Ada begitu banyak hal yang bisa saja membuat balita tidak merasa nyaman dengan pakaiannya . Jadi apa yang dia lakukan? Ya, melepas hal yang membuatnya tak nyaman!
ADVERTISEMENT
Jadi, sebelum berpikir terlalu jauh, coba periksa dulu koleksi pakaian si kecil, Moms. Pastikan pakaiannya nyaman dikenakan anak dan tidak membuat anak merasa terbatasi aktivitasnya. Pertimbangkan juga untuk mengubah suhu ruangan atau pakaian tidurnya jika Anda pikir si kecil membuka pakaian karena kepanasan.
2. Bosan
Balita mudah bosan. Saat merasa bosan, ia melakukan apa saja yang ia pikir bisa mengusir kebosanannya. Mungkin termasuk melepas baju dan celana.
Bila ini yang terjadi, cobalah buat jadwal kegiatan yang lebih terstruktur di rumah agar anak tetap sibuk. Anda juga dapat mengajari balita cara bermain dengan mainan secara mandiri.
Pilih mainan multi-indera yang memiliki elemen visual, auditori, dan sentuhan. Jenis mainan seperti ini merupakan pilihan terbaik karena dapat membuat anak sibuk menggunakan semua indera saat memainkannya.
ADVERTISEMENT
3. Eksplorasi
Balita juga bisa saja suka membuka pakaian agar bisa menyentuh, bermain-main atau mengeksplorasi alat kelamin mereka. Tak perlu khawatir, Moms, ini wajar pada usianya. Anda juga tak perlu mencegah perilaku ini. Namun, ajarkan batasan jika anak Anda melakukannya di luar rumah.
Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter Anda untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain kenapa si kecil suka menyentuh kelaminnya. Misalnya kemungkinan ia mengalami ruam popok atau infeksi.
4. Belum paham
Balita masih terlalu muda untuk mengetahui perbedaan antara apa yang boleh dilakukan atau tidak dilakukan di depan umum. Jika mereka diizinkan berjalan-jalan di rumah tanpa alas kaki, mereka mungkin tidak mengerti mengapa mereka tidak dapat melakukan hal yang sama di supermarket atau taman bermain.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan anak yang suka melepaskan pakaiannya. Mungkin ia hanya belum paham dan menganggap apa yang ia lakukan wajar-wajar saja. Jadi, cobalah ajak anak bicara sesuai kemampuan pemahamannya. Jelaskan kapan ia bisa melepas pakaiannya, dan kapan pakaian tetap harus dipakai.
Agar lebih mudah, Anda juga dapat menjelaskan hal ini pada anak melalui permainan boneka.
5. Keterampilan Bahasa
Selain belum paham, bisa jadi anak suka melepas pakaian karena keterampilan bahasanya belum cukup berkembang. Misalnya dia ingin pipis, tapi tidak tahu bagaimana mengatakannya pada Anda. Atau dia merasa tangannya gatal?
Nah, setiap kali si kecil mencoba melepas pakaiannya, cobalah untuk mencari tahu apa dan memahami apa yang terjadi lalu dorong anak untuk menyampaikannya, Moms. Beri anak pilihan kata atau frasa dengan pengulangan. "Kamu merasa panas? Panas ya, Nak?" Tunggu anak menjawab atau mengikuti kata-kata Anda.
ADVERTISEMENT
Ketika si kecil berhasil menggunakan kata atau frasa, beri hadiah dengan membantu atau membawanya ke toilet segera. Beri juga anak pujian ketika dia menggunakan kata atau bahasa ini agar anak termotivasi untuk menggunakannya lagi.
6. Cari Perhatian
Perhatian. Ketika putra Anda menjadi komando di depan para tetangga, apakah mata Anda menjadi besar dan wajah Anda menjadi merah padam? Jika demikian, itu lucu untuk anak Anda. Bahkan jika Anda benar-benar menangani reaksi Anda seperti seorang pro, kemungkinan Anda masih menunjukkan kepada anak Anda beberapa bentuk perhatian setelah insiden yang berkedip-kedip (dalam bentuk meletakkan popoknya kembali atau mengenakannya kembali). Semua perhatian ekstra itu berarti bahwa ia menang!
Banyak anak terus terlibat dalam perilaku karena itu menghasilkan reaksi BESAR dari orang tua (terlepas apakah itu positif atau negatif). Untuk mencegah hal ini, ikuti urutan respons yang dapat diprediksi setiap kali itu terjadi.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh:
1) Dengan tenang dan tegas nyatakan ungkapan sederhana seperti, "pakaian tetap pakai" ketika dia mencoba atau berhasil melepas jubahnya
2) Jika memungkinkan, suruh dia mengenakan pakaiannya kembali / sebagian dan membantu Anda membersihkan kekacauan (untuk mengajarinya ada konsekuensi alami untuk tindakannya)
3) Ingatkan dia untuk menggunakan kata atau frasa yang telah ditentukan sebelumnya untuk meminta perubahan
4) Minta dia mengulanginya dan pujilah dia karena mengulanginya
5) Buka bajunya segera dan ganti (atau mandi)
Akhirnya, jika Anda ingin mengikuti pelatihan pispot, perlu diingat bahwa mengajarinya untuk tetap memakai popok dan pakaiannya juga akan membantunya belajar mengendalikan kandung kemih dan buang air besar. Ketika dia mampu menahannya cukup lama untuk memberi tahu Anda sebelum dia perlu pergi, dia akan lebih berhasil menggunakan pispot di dalam dan di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Namun, jika dia terus mengalami kesulitan untuk mengenakan pakaiannya dan belajar untuk memberitahu Anda sebelum dia harus pergi ke kamar mandi, pertimbangkan untuk memulai pendekatan yang lebih formal yang melibatkan menempatkannya di toilet di waktu yang dapat diprediksi sehingga ada lebih sedikit ruang baginya untuk pelajari kebiasaan buruk.
7. Kebanggan
Keterampilan Baru. Jika anak Anda mulai belajar cara menanggalkan pakaiannya sendiri, itu adalah pengalaman baru yang menyenangkan yang mudah dikuasai. Begitu dia belajar membuka kancing, membuka ritsleting, dan melepaskan lengan dari lengan baju, dia kemungkinan besar akan melakukannya berulang kali - hanya karena dia bisa!
Jika Anda pikir dia senang dengan penemuan barunya tentang cara melepaskan pakaiannya, mulailah mengajarinya cara mengenakan pakaiannya kembali.
ADVERTISEMENT