news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa Bayi Tidak Boleh Terlalu Cepat Diberi Makanan Padat?

6 Juli 2018 8:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi makan.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi makan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pernah mendengar anjuran agar bayi tidak diberi makanan padat sebelum usianya 6 bulan. Anjuran ini bukan tanpa alasan!
ADVERTISEMENT
Sejak bayi lahir sampai usianya 6 bulan, sebaiknya bayi hanya diberi ASI dan ASI saja. Sebab, ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dan ASI mampu memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan bayi.
Bahkan Anda tidak perlu memberi bayi air putih selama masa ini. Nanti setelah bayi berusia 6 bulan, barulah Anda disarankan memberi makanan padat atau Makanan Pendamping ASI (MPASI) sambil tetap melanjutkan pemberian ASI.
Ilustrasi bayi makan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi makan. (Foto: Thinkstock)
Namun apakah Anda pernah mendengar juga anjuran untuk memberi makan bayi sebelum usia 6 bulan? Mungkin saran dari orang tua yang mengatakan Anda pun dulu sudah diberi makan sebelum umur 6 bulan? Atau kerabat yang mengatakan diberi makan sebelum umur 6 bulan juga tidak apa-apa karena si kecil sudah ingin makan?
ADVERTISEMENT
Jangan percaya ya, Moms! Anjuran ini salah dan bila diikuti dapat merugikan bayi Anda.
Bayi yang diberi makanan padat sebelum usia 6 bulan, dapat mengalami masalah-masalah kesehatan seperti di bawah ini.
1. Diare
Alasan bayi hanya diperbolehkan mengonsumsi ASI sampai ia berusia 6 bulan, itu karena cocok dengan sistem pencernaannya yang belum sempurna. Dan sebaliknya, jika perutnya 'dipaksa' mencerna makanan lain yang komposisinya tidak sesuai dengan sistem pencernaan bayi, maka ia berisiko terkena diare.
2. Sakit perut
Bayi menangis tidak mengeluarkan air mata. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi menangis tidak mengeluarkan air mata. (Foto: Thinkstock)
Selain diare, bayi juga berisiko terkena kolik usus atau kram usus. Tandanya bayi akan menangis kesakitan dan kakinya ditarik ke arah perut. Kasian ya, Moms.
3. Kekurangan nutrisi
Akibat sistem pencernaan yang masih sensitif, perut bayi tidak menyerap nutrisi seutuhnya dari MPASI. Selain itu, karena efek kenyang setelah mengonsumsi MPASI, bayi juga akan menolak ASI yang berarti juga menolak kandungan nutrisi dari ASI, yang sebetulnya sangat dibutuhkan bayi.
ADVERTISEMENT
4. Risiko obesitas
MPASI memiliki kalori yang lebih banyak daripada ASI. Ini artinya bayi akan mendapat suplai kalori lebih banyak dari yang seharusnya. Sekali lagi, ASI lah yang memiliki kandungan dan nilai kalori yang paling sesuai untuk bayi.
5. Alergi makanan
Efek dari alergi makanan pada bayi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Efek dari alergi makanan pada bayi (Foto: Thinkstock)
Akibat dari sel-sel di sekitaran usus bayi yang belum sempurna, maka saat menghadapi MPASI, tubuh akan menimbulkan reaksi sebagai perlindungan dan ini dapat meningkatkan risiko reaksi alergi terhadap makanan.
6. Gampang sakit
Ilustrasi bayi sakit (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi sakit (Foto: Thinkstock)
Bayi yang diberikan ASI Eksklusif dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya (imunitas), Moms. Gunanya akan melindungi anak dari serangan penyakit. Sebaliknya, bila tidak, maka bayi cenderung mudah sakit seperti demam, flu, batuk hingga penyakit infeksi telinga dan pernapasan.
ADVERTISEMENT
7. Anemia
Si kecil juga berisiko terkena anemia atau kekurangan zat besi, saat bayi mendapat kurang dari jumlah ASI yang seharusnya. Itu karena ASI membantu bayi memiliki kecukupan zat besi dan hemoglobin.