Ketergantungan Obat pada Bayi dari Orang Tua yang Menggunakan Narkoba

15 Februari 2018 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi narkoba.  (Foto: Andina Dwi Utari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi narkoba. (Foto: Andina Dwi Utari/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jika selama ini Anda terbiasa menggunakan narkoba (narkotika dan obat-obatan berbahaya) dan sedang hamil atau ingin hamil, segera berhenti. Temui dokter untuk mendiskusikan cara terbaik untuk mengehentikan kebiasaan ini sebelum lebih banyak hal buruk terjadi pada Anda maupun bayi.
ADVERTISEMENT
Di dalam rahim, bayi mengonsumsi apa yang ibu konsumsi. Kenapa? Karena setiap zat yang masuk ke dalam tubuh akan mengalir melalui pembuluh darah Ibu lalu terbawa ke plasenta hingga menjadi asupan bagi bayi.
Karena itu, bila ibu mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi bayi akan turut mendapatkan banyak manfaatnya. Sebaliknya, bila ibu mengonsumsi narkoba, bayi pun ikut merasakan dampak buruknya.
Dikutip Livestrong, menurut Laboratory Test Selection Service Arup Consult, ibu hamil yang menggunakan narkoba dapat membuat pertumbuhan janinnya tertunda dan kemungkinan lahir secara prematur.
Beberapa penelitian lain, seperti dikutip dari laman babycenter, juga menemukan bahwa ibu yang menggunakan narkoba saat hamil dapat meningkatkan iritabilitas pada bayinya saat lahir.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dampak narkoba yang ibu konsumsi juga bisa berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak dalam jangka panjang. Misalnya anak tumbuh menjadi pribadi yang impulsif atau mengalami masalah pada otaknya sehingga akan sulit untuk bisa belajar sebaik anak-anak yang lain.
Untuk mengetahui apakah bayi terpapar narkoba yang Ibu gunakan atau tidak, diperlukan skrining atau uji narkoba setelah bayi lahir.
Uji narkoba ini lazim dilakukan jika dokter mencurigai ibu sebagai pecandu obat-obatan terlarang. Uji narkoba pada bayi umumnya juga dilakukan apabila bayi diketahui mengalami masalah iritabilitas, gizi buruk, dan stres selama dalam kandungan.
Caranya, dokter akan mengambil mekonium bayi untuk diuji di laboratorium. Mekonium adalah feses yang dihasilkan bayi selama di dalam rahim. Uji dari mekonium dapat mendeteksi paparan obat selama empat hingga lima bulan terakhir kehamilan, termasuk di antaranya ganja, kokain, opiat, amfetamim dan barbiturat .
ADVERTISEMENT
Pada sebagian kasus, dokter juga akan meminta sampel urine bayi. Namun, uji narkoba melalui urine bayi dianggap kurang efektif karena hanya bisa mendeteksi paparan obat selama 10 hari terakhir kehamilan. Selain itu, urine bayi baru lahir lebih sulit dikumpulkan dibandingkan daripada sampel mekonium.
Bagaimana bila calon ayah yang menggunakan narkoba?
Narkoba diketahui dapat menurunkan kualitas hingga merusak sperma yang diproduksi pria. Pengaruh narkoba pada kualitas sperma akan membuat pembuahan sulit terjadi atau bila berhasil maka risiko keguguran menjadi lebih tinggi dari biasanya. Kualitas sperma yang buruk juga diketahui dapat dapat meningkatkan resiko cacat genetik pada bayi.