Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ketika Anak Kelas 5 Berkontribusi untuk Hidup yang Lebih Baik
16 Februari 2019 14:44 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Siapa saja bisa memberi ide dan solusi demi hidup yang lebih baik, tak terkecuali oleh anak -anak usia Sekolah Dasar. Ya, Moms, kenapa tidak? Menariknya, ini jadi salah satu syarat kelulusan bagi peserta didik International Baccalaurate (IB) Primary Years Programme (PYP) di Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Di antaranya membuat karya ilmiah yang kemudian dipamerkan dalam ajang PYP Exhibition. Adapun program IB di Sekolah Cikal berlangsung sejak anak berusia 3 tahun dan berakhir di usia 12 tahun, yaitu saat mereka duduk di kelas 5.
Tahun ini, PYP Exhibition berlangsung pada tanggal 13 - 14 Februari 2019 bertemakan: ‘How The World Works’. Siswa-siswi kelas 5 diminta mencari sebuah isu atau masalah yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari, kemudian menyelesaikan permasalahan tersebut melalui karya ilmiah.
“PYP Exhibition biasanya dilakukan di jenjang akhir PYP. PYP Exhibition ini selama tiga bulan (sebelumnya) anak memilih isu dari interestnya, kemudian melakukan riset, field trip, ke narasumber, ke para ahlinya kemudian bereksperimen. Setelah itu membuat project dan action,” kata Vice Principal bidang kurikulum Sekolah Cikal, Marsaria Primadona kepada kumparanMOM, dalam acara PYP Exhibition Rabu (13/2).
ADVERTISEMENT
Tahun ini, perempuan yang akrab disapa Pima tersebut mengatakan, ada 20 kelompok yang berpartisipasi di PYP Exhibition. Dalam satu kelompok tersebut biasanya memiliki 4 - 5 anggota. Mereka boleh mengerjakan proyek yang sama dalam satu kelompok maupun tidak.
Salah satu proyek yang dikerjakan oleh siswa-siswi Cikal adalah membuat sepatu serbaguna yang dibuat oleh siswi bernama Alana (12). Ia mengatakan isu yang diangkat ini, karena dirinya memiliki banyak sepatu, sehingga membuatnya berpikir tak ada tempat lagi untuk menyimpan serta kerap bingung ingin menggunakan sepatu yang mana lagi ketika hendak bepergian.
Karena itu, ia berinovasi dengan menciptakan sepatu serbaguna yang bisa berubah menjadi sandal dan sepatu, sekaligus bisa berubah menjadi kaus kaki.
ADVERTISEMENT
“Cukup dibuka resletingnya kemudian pasang talinya, maka sepatu akan menjadi sandal,” kata Alana saat mempresentasikan hasil inovasinya dalam Bahasa Inggris.
Sementara itu, siswi lainnya, Giselle (12), juga membuat sebuah inovasi menarik dan berguna bagi Anda yang ingin menyimpan makanan dan minuman agar tetap dingin, meskipun tanpa kulkas. Caranya dengan menggunakan aloe vera, Moms.
Aloe vera tersebut ditaruh dalam bungkus zip lock yang telah dibekukan terlebih dahulu. Setelah itu, aloe vera tersebut dimasukkan ke dalam ice box yang sudah dilapisi dengan alumunium foil.
“Saya ingin menggunakan bahan alami,” kata Giselle saat mempresentasikan karyanya, juga dalam Bahasa Inggris. “Alat ini dapat mendinginkan makanan hingga 15 jam.”
Karya lainnya yang dipamerkan adalah robot mobil-mobilan oleh Haidar (12). Ia menciptakan mobil-mobilan dengan sebuah wadah di atasnya, yang dapat dikontrol dengan sebuah sarung tangan khusus. Uniknya, ide Haidar ini muncul untuk membantu ibunya beres-beres rumah.
ADVERTISEMENT
“Adik saya sering membuat rumah berantakan. Karena itu, saya menciptakan solusi untuk membantu ibu saya agar lebih mudah membawa barang saat membereskan rumah,” kata Haidar.
Wah, menarik dan inovatif ya, Moms!