Lakukan Ini saat Cara Anda Mengasuh Anak Dikomentari

20 Juni 2018 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu yang berkomentar  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu yang berkomentar (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
“Lho, kenapa disekolahin di situ? Kan enggak bagus!”
“Ya ampun, kok anaknya masih pake diaper sih?”
ADVERTISEMENT
“Anaknya diajarin makan pakai sendok, dong! Jorok kan, kalau pakai tangan?”
Ini hanya tiga contoh dari ratusan komentar-komentar yang mungkin pernah Anda terima dari teman atau saudara. Tapi tidak hanya mereka, bahkan bukan tidak mungkin orang asing yang benar-benar tidak mengenal Andapun mengomentari cara Anda mengasuh anak. Entah itu melalui media sosial atau saat Anda sedang berada di restoran atau pusat perbelanjaan misalnya.
Maklum saja karenanya jika Anda lantas merasa kesal mendengarnya. Atau mungkin juga, Anda merasa sedih, baper, tersinggung hingga sakit hati? Sayangnya, apapun yang Anda rasakan, belum tentu mereka-mereka yang suka berkomentar itu akan berhenti Moms. Mereka bahkan mungkin tidak peduli dan tidak merasa ada yang salah dengan apa yang telah dilakukannya.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang bisa Anda lakukan jika mendengar komentar-komentar seperti ini? Lebih baik, coba lakukan beberapa hal berikut ini:
1. Tanyakan pada diri Anda, apakah Anda meminta saran dari orang tersebut?
Ilustrasi ibu yang berkomentar  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu yang berkomentar (Foto: Thinkstock)
Jika Anda memang meminta komentar atau saran dari orang tersebut, cobalah untuk menerima apapun yang disampaikannya. Tak perlu marah atau sakit hati. Bila Anda merasa tidak cocok dengan komentar atau sarannya, jadikan catatan untuk tidak minta komentar atau saran darinya lagi di kemudian hari.
Tapi jika orang tersebut langsung berkomentar tanpa diminta, balas saja dengan senyuman lalu segera berbalik badan. Terutama jika Anda tidak mengenal orang tersebut.
2. Tanyakan pada diri Anda, apakah orang tersebut berniat untuk membantu atau hanya ingin menyindir dan menyakiti?
ADVERTISEMENT
Jika Anda tahu kalau komentar yang diberikan seseorang karena ia berniat membantu Anda, cobalah untuk setidaknya mendengarkan dan memikirkan perkataan mereka. Bisa jadi, komentar orang tersebut (meski tidak menyenangkan) memang bisa membantu dan bermanfaat untuk Anda.
Tetapi jika Anda yakin bahwa komentar yang diberikan memang hanya bermaksud untuk menyaikiti perasaan Anda saja, maka ada baiknya anggap saja Anda seorang selebriti yang memang selalu dicari-cari kesalahannya oleh para haters yang iri. Jadi, manfaatkan waktu dan tenaga Anda untuk melakukan hal lain yang lebih berguna daripada memikirkan atau menanggapi mereka.
3. Tanyakan pada diri Anda, apakah dokter juga setuju dengan saran yang diberikan orang tersebut?
Ilustrasi anak diperiksa oleh dokter.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak diperiksa oleh dokter. (Foto: Thinkstock)
Jangan langsung mengambil keputusan dan mengikuti semua saran yang diberikan oleh teman maupun orang lain terhadap kesehatan maupun perilaku anak Anda. Tanyakan terlebih dahulu pada ahlinya misalnya dokter, psikolog atau pakar nutrisi yang Anda percaya.
ADVERTISEMENT
Kadang-kadang komentar yang terdengar tidak enak bisa memacu kita untuk belajar lebih banyak dan lebih dalam tentang sesuatu untuk mencari kebenarannya. Bagus juga, kan?
4. Tanyakan pada diri Anda, apakah Anda juga suka melakukannya?
Ilustrasi ibu berpikir (Foto: Thisntock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu berpikir (Foto: Thisntock)
Coba ingat baik-baik, apakah Anda juga termasuk orang tua yang suka berkomentar tentang cara mengasuh orang lain? Atau tidak berkomentar tapi selalu merasa kalau cara pengasuhan Anda adalah yang terbaik di dunia dan tanpa cela?
Faktanya, tidak ada orang tua yang sempurna di dunia ini, Moms. Juga tidak ada orang tua yang langsung menjadi ahli dan tahu semua hal tentang cara menjadi orang tua yang ideal. Menjadi orang tua adalah proses belajar tanpa henti dan tidak ada sekolahnya. Jadi lebih baik siapkan diri untuk terus belajar dan bersikap terbuka dengan masukan-masukan dari mana saja. Siapa tahu, ada gunanya?
ADVERTISEMENT